15

690 24 0
                                    

Jam pelajaran pun dimulai, aku tetap diam dan tidak bicara satu katapun. Miris rasanya tidak pernah mencintai atupun merasakan jatuh cinta tiba-tiba mencintai seseorang yang entah hatinya untuk siapa. Di sela-sela pelajaran. Bu Lia menyuruh untuk membuat kelompok belajar, karena materi hari ini adalah diskusi. Aku sekelompok dengan Nindi, Bela, Lala, Rizky dan Dewa. Di saat kita diskusi akupun tetap diam fikiranku kosong,

"Rel lo kenapa shh" tanya Lala

"Rel... Woy Rel!!" nada teriakan si Nindi dan Bela

Akupun langsung kaget mendengar teriakan mereka.

"Astaga apaan sh kalian ini" jawabku dengan kaget

"Ya lo itu kaya mana sh Rel, orang pada diskusi lo diem aja" ucap Bela

"Iya kenapa jadi murung kaya gini sh Rel, ada masala? Apa lo Sakit? " ujur Nindi

"Gk papa, aku kekamar mandi bentar ya" aku yang langsung Minta izin ke Bu Lia

Ternayat Dewa memperhatikanku dari tadi, Entahlah apa Dewa mengerti aku diam, murung seperti ini karenannya. Ternyata Dewa mengikuti aku untuk ke kamar mandi, sebelum aku sampai ke kamar mandi tangankupun ditarik seketika, dan benar Dewa lagi yang menarik tanganku

"Apaan sh" ucapku

"Tunggu Rel, gua tau lo diem kaya gini karena tadi pagi gua bareng Caca Kan? " Dewa dengan menatap mataku

"Pede banget sh, gk usah asal tebak" jawabku sinis

"Udah deh Rel jujur aja, gua minta maaf kalo gua salah, kasih waktu buat gua jelasin semuanya" ujur Dewa dengan momohon sambil memegang kedua telapak tanganku

"Apaan sh Wa, apa yang harus kamu jelasin. Nanti ada guru yang ngeliat gimana, mana ini di Jam pelajaran Bu Lia" jawabku sambil berjalan mundur

"Tunggu bentar Rel, Gua tau gua salah. Malam gua line lo ngajak berangkat bareng, tadi pagi pas gua kearah rumah lo gua liat Caca lagi jalan, katanya dirumahnya gk ada yg bisa nganter dia. Jadi gua tebengin Caca" Ucap Dewa yang menjelaskan semuanya

"Udah ngomongnya, bye gua mau kekamar mandi" aku yang langsung cepat-cepat melangkah kekamar mandi.

Tettttttttt......  Tetttttttttttt....

Bel istirahat pun berbunyi, seperti biasaa semua siswa siswi langsung menuju kekantin, dan rombongan Dewa pun langsung kekantin. Tiba-tiba didepan kelasku ada Bima yang berpapasan dengan Dewa, Aku sampai lupa Kalo Bima ingin memakan bekal bersamaku. Tatapan Dewa sangatlah sinis kepada Bima, Aku yang sedang mencuci tangan di wastafel depan kelasku dan Bima langsung memanggilku.

"Rel.....  Aurelll kuylah makan bekal dari mamah mertua" ucap Bima

"Yaudah yok, makan di kelas aja yaa" jawabku

Dewa yang mendengar obrolan Aku dan Bima langsung seketika menoleh kebelakang dan langakhnya terhenti, Aku yang sekilas melihat ekspresi Dewa yang menurutku sangatlah kesal. Disaat aku dan Bima memakan bekal, ternyata Dewa datang dengan membawa susu kotak dan permen gagang kesukaanku.

"Rel nih buat lo, tadi gua liat permen yang sering lo beli. Sekalian gua beli aja susu buat lo biar tambah tinggi" ucap Dewa

"Taro aja, gk liat aku lagi makan. Tumben, btw makasihh" jawabku sipe

Dewa yang langsung cabut dari hadapanku menuju keluar Kelas, disaat aku sedang mencuci tangan. Tepat sekali kelas Caca ada di samping kelasku, aku melihat dari luar kaca jendela untuk melihat suasana didalam kelas 12 Ips 1. Ternyata ada Dewa yang sedang ngasih susu kotak untuk Caca. Hmm, Aku saja yang terlalu baper dengan semua tingkah laku Dewa kepadaku.

"Rel woy Rel....." Bima yang sedang mencuci tanganya

"Rel loh ko diem aja, WOYYY REL! " Bima yang memanggil Aku lagi sambil nyiparitin Air didepan wajahku

"Aduhhhh...  Bima mah loh suka bener jail" jawabku sambil mengelap Air yang ada di wajahku

"Abisnya tiba-tiba bengong, Gk baik tau Rel. Bisa-bisa lo kesambet gimana coba?" ucap Bima sambil mengacak-ngacak rambutku

"Yaudahlah yaaa jangan ngacak-ngacak rambut Aku juga kali" ucapku

"Ya abisnya rambut panjang lo itu buat gua gemes banget pingin ngacak-ngacak setiap hari, gua kekelas ya jangan kangen sama gua" Bima yang membenarkan rambutku dan langsung berlari ke arah kelasnya

Ada saja tingkah Bima yang membuat aku tak habis fikir mempunyai sahabat seperti dia, yang begitu sayang kepadaku dan juga kepada Juan dan Rara. Entah sampai kapan persahabatan ini akan tetap memberikan tawa disetiap pertemuan.

lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang