11

747 33 1
                                    

Cuaca Sangat panas Rara mengajak aku untuk ke cafe yang ada di sebrang jalan di dekat sekolah, sesampainya di cafe Rarapun memesan minuman dan makana. Kebetulan ini cafe yang menurutku paling nyaman.

"Rel, Bima line gua nh. Nanyain lo ada dimana?" Rara yang sambil menujukan chat Bima

"Sudahalah bilang aja kamu gk sama aku, suruh aja Bima istirahat. Gk ada capenya anak itu" palaku yang bersender di bahu Rara

"Kenapa Bima sampe segitunya ya ribut sama Dewa?" ujur Rara yang penuh tanda tanya

"Entah lah mungkin Bima benar-benar emosi pada saat itu karena aku di labrak Laura CS" jawabku sambil memegang sedotan

Aku dan Rara ngobrol panjang tentang kejadian sekolah tadi, tiba-tiba Juan menghamipiri kami berdua. Juan datang dengan sendiri.

"Lah loorang disini juga ya?" sambil mengacak-ngacak rabut aku dan Rara

"Iya tadi Rara ngajakin aku kesini" jawabku sambil mencubit tangan Juan

"Yaampun Juan.... Rusak rambut gua" jawab Rara

"Jadi ada gerangan apaa nih tumben banget gk ajak gua sama Bima" juan yang sambil duduk dan mengambil minuman Rara

"Gk ada apa-apa loh, namanya gua cuma pingin kesini. Kebetulan aja gua ajak Aurel" jawab Rara

"Mana ya Bima, gua line ahhh" ujur Juan

"Yaudah suruh kesini ajaa" Rara sambil mencari-cari bukunya di dalam tas

"Ko lo diem aja sh Rel? Tumben, gk kaya biasanya" juan sambil menarik-narik rambutku

"Is Juan, Hobi banget ngacak-ngacak rambut" aku dengan pala bersandar di atas meja cafe

Kenapa harus ajak Bima, sedangkan dia saja baru berantem. Aku hanya takut Bima bertemu Dewa nanti, bagaimana ini. Gk mungkinkan mereka akan ribut lagi, akupun sudah lelah menghadapi Bima dan Dewa.

Sepintas aku merenung, ternyata selama aku duduk. Disitu ada rombonganya Dewa dan aku melihat ada sosok perempuan di samping Bagas, Ternyata itu adalah Laura, Laura memperhatikanku dengan matanya yang begitu tajam. Aku tidak ingin mencari masalah lagi, aku mengajak Rara dan Juan untuk cabut dari cafe itu.

"Rara, Juan ayok kita pergi cepetan. Aku bayar makanan kalian, kalian beres-beres terus kita kemobil Juan" aku yang kegupekan dan cepat-cepat mengambil dompet di tas

"Ada apa sh Rel? ko jadi buru-buru gini" tanya Rara yang sambil membereskan buku-bukunya

"Yaelah Rel gua kan baru sampe kenapa tiba-tiba lo malah nyuruh kita cabut?" muka Juan yang aneh melihat tingkah aku

Akupun tidak menjawab pertanyaan mereka, "Tau kaya gini minding aku tadi tidak ikut Rara" dalama hatiku. Akupun sedang mengantri untuk membayar makana, didepanku ada anak sepantaranku tetapi dia laki-laki dan persis sekali merip Dewa. Jika benar ini yang ada di depanku Dewa mending aku panggil Rara saja untuk menunggu antrian ini, pas aku melengkah mundur tiba-tiba laki-laki itu memegang tanganku.

"Tunggu Rel..." laki-laki itu sambil memegang tanganku

Yep benar ini Dewa, asli ini benar Dewa. Aku tidak melihat Dewa dari tadi bahkan Dewapun tidak suka dengan Laura, sedangkan disana rombonganya Dewa sedang ngobrol asik dengan Laura. Jika benar Dewa dari tadi disini mengapa aku tidak meliahtnya sama sekali. Bahkan batang hidungnyapun tidak kelihatan. Aku tetap berjalan dan dengan melepaskan genggaman tangan Dewa, tetapi percuma gengaman Dewa sangatlah kuat.

"Lepas dong, aku ditunggu Rara" aku yang bersikeras melepaskan tangan Dewa

"Hmm, Lo aja belum bayar masa main kabur ajaa" Dewa yang sambil menarik tanganku hingga badanku terbalik. Wajahku tepat didepan wajah Dewa, matakupun bertatapan dengan matanya Dewa

"Lepas Gk! Sakit ngerti gk sh?" aku yang terus mencoba melepas genggamanya Dewa

"Mau kabur kemana lo Rel, dari tadi lo diemin gua. Gk cape apa? Rel gua minta maaf, gk biasanya kita dieman, sedetik aja gua gk bisa apa lg setiap hari dieman sama lo. Bakal males sekolah gua kalo terus-terusan lo diemin" mata Dewa yang menatap aku

"Ya... Bagus dong, kamu gk masuk biar juara kelas ganti yang lain. Kalo bisa aku yang jadi juara kelas" ucapku nyeletuk

"Rel lo gk cape apa dieman sama gua, lo gk kangen sama tatapan mata gua" ujur Dewa yang tetap tidak melepaskan tanganku dan terus menatap mataku

Seketika Bima datang, melihat aku dan Dewa, sepontan aku langsung melepaskan tanganku dari genggaman Dewa, Dewapun melihat Bima dengan tatapannya yang Sangat tajam








Yeeeee update nih gaes, jadi ceritanya itu aku lagi mencerhkan otak wkwk yap benar aku abis Holiday beberapa hari ini.

Jangan lupa vote dan komentarnya yaa, ingat jangan hanya menjadi penikmat terus lupa ngevote, sehabis membaca vote ya gaes!❤

Thank you for reading gaes

lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang