Pagi ini aku bergegas kerumah sakit, aku tidak mendapatkan kabar apapun dari Juan. Aku Sangat cemas dengan keadaan Bima, yatuhan ambil nyawaku sehari seblum kau ambil nyawa Bima.
"Bu Aurel pamit kerumah sakit ya" ujurku
"Hati-hati ya Rel, semoga Bima gk kenapa-napa" ucap ibu
Aku sangatlah khawatir dengan Bima, aku bingung harus apa, Bima pasti belum sadar, entah bagai mana keadaan Bima.
Aku sudah sampai di depan rumah sakit, segera berlari menuju ruang kamar Bima, tepat didepan ruang kamar Bima sudah ada Juan yang bersandar di tembok
"Wan, Juan?" panggilku menepuk bahu Juan
"Eh elu Rel, pagi-pagi udah nyampe sini aja" ujur Juan
"Gimana keadaan Bima, aku boleh masuk kan Wan?" sahutku lagi
"Jangan Rel, keadaan Bima belum stabil. Dia mengalami Gegar Otak" jawab Juan dengan memegang kedua bahuku
"Ha???" mataku yang mulai berkaca-kaca
"Dokter bilang tadi pagi sh gitu, dan Gegar otak yang di alami Bima cukup parah, dia gk bakal ingat siapa- siapa dan kemungkinna kecil buat dia inget semuanya, lo harus kuat Rel. Bima bakal inget sama lo ko, Kalo lo terus-menerus ada di samping dia" ujur Juan
"Wan kalo Bima sama sekali gk bisa inget aku gimana?" tanyaku
"Pasti bakal inget, lo yang sabar. Jangan mikirin yang aneh-aneh" Juan yang mengelus bahuku
Aku hanya bisa melihat Bima dari luar kaca rungan Bima dimana dia sedang di rawat, Bima sampai sekarang belum sadar. Aku hanya terus berdoa supaya tidak akan terjadi apa-apa kepada Bima, kekhawatiranku menjadi-jadi. Aku sudah tidak tahan lagi, aku ingin sekali melihat Bima sadar, memeluknya dan berkata bahwa aku sangat mencintainyaaa......
Tetapi apa yang ingin aku lakuakan akan berkahir sia-sia, karena Bima pun tidak ingat aku siapaa. Mengapa semua ini terjadi, seketika hendphoneku bergetar,
Notof Whatsapp dari Dewa
"Rel gua minta maaf sama lo ya, yang menimpah Bima semua karena gua. gua bakal tanggung jawab atas semuanya, tapi gua mohon lo jangan marah sama gua"Ini semua karena Dewa, Bima sampai lupa ingatan. Disekolah aku harus menjalanin hari-hariku dengan sendiri tanpaa hadirnya Bima, jika Bima sembuh dia pun tidak akan seperti dulu yang selalu mencariku kemanapun, karena Gegar Otaknya yang di alaminya tidak bisa pulih dalam hitungan Hari, Bulan bahkan Tahun.
Sekarang tepat jam makan siang, tetapi Bima belum sadar juga. Kapan Bima sadar... kapan aku bisa merasakan kekhawatiran Bima terhadapku, dulu begitu banyak cerita diantara kita. dan di sela-sela terakhir di SMA yang sebenranya membuat momen menjadi indah dan penuh makna, malah Bima terbaring dirumah sakit. seketika ada yg menepuk pundaku, ternyata Rara
"Rel... Nh gua bawain pecel kesukaan lo, dimakan yaa, jangan terus-terusan terpuruk kaya gini, Bima bakal sembuh. Percaya gua" ucap Rara sambil membuka pecel yang iya beli untuk aku
"Makasih ya Ra, tapi aku belum mau makan" ujurku
"Lo harus makan Rel, nanti sakit, kalo lo sakit lo gk bisa jenguk Bima" ucap Rara
"Tapi Ra, aku beneran gk laper" ujurku lagi
"Cepet Rel dimakan, gua mau keluar bentar sama Juan. lo tungguin Bima ya" Rara yang langsung pergi meninggalkanku
Harus sampai kapan menunggu Bima sadar, besok sudah Hari Senin lagi. dan besok terlihat berbeda dari biasanya.
Hay gaes kangen gk sh sama cerita aku....
Vote dan jangan lupa komentarnyaaa yaaa
Thanks you for reading gaes💓
KAMU SEDANG MEMBACA
luka
Fiksi RemajaBagiku, ini bukan sekedar perihal ikhlas atau tidak. Tapi kau harus mengerti bahwa ada luka yang tidak bisa sembuh begitu saja dalam hitungan Hari.