21

618 20 0
                                    

Pagi ini seperti biasa aku berangkat lebih siang Jam 07:05 WIB, Karena aku kesiangan. Sesampainya di kelas tepat sekali bunyi bel masuk, tetapi bangku disebelahku masih kosong. Jam pelajaran dimulai

"Pagi anak-anak"

"Pagi Bu"

Yah itu sapaan dari guru yang mengajar di kelasku, tetap kosong bangku yg ada di sebelahku. Dewa tidak masuk hari ini, tidak ada keterangan berarti dia Alfa. Tidak biasanya Dewa begini, ada apa sebenarnya, Dewa tidak mengabariku sama sekali.

"Aurel coba jelaskan yang ibu jelaskan tadi" ucap Bu Lia

"Maaf Bu, saya tadi tidak memperhatikan ibu" jawabku dengan ketakutan

"Sekarang kamu keluar!"

Aku tidak fokus dengan pelajaran, sampai-sampai aku disuruh keluar dari kelas, aku berjalan menuju sudut pojok ruang perpustakaan, kebetulan disitu ada bangku. Tiba-tiba disaat aku sudah duduk sekitar 15 menitan ada seseorang laki-laki yang tiba-tiba duduk di sampingku sambil memegang kain pelan, yah laki-laki itu ternyata Bima.

"Hmm sendirian aja nh bu" ucap Bima

"iya nih, anah kamu ternyata Bim. Sangka aku mamang yang lagi bersih-bersih" Jawabku

"Ganteng-ganteng gini dikira si mamang" ucap Bima

"Lah kamu kenapa megang pelan?" tanyaku

"Heee gua telat Rel" nada yang begitu kecil

"Apaa? Kamu telat?, tumben amat Bim"

"Iya tadi gua kesiangan Rel, maknya deh telat. Btw ngapain lo disini gk ikutin pelajaran?" tanya Bima

"Aku tadi kurang fokus ngeliatin Bu Lia ngejelasin, pas disuruh ngulang apa yg dia jelasin aku gk bisa" seketik raut wajahku cemberut

"Maknya Rel, belajar itu yang fokus. Harus semangat, guakan udah pernah bilang lo harus kejer cita-cita lo, ada gua disini yang siap kapan aja bantu lo" Bima menatap mataku

"Eheh bentar itu kenapa bibir kamu biru-biru, itu sebelah mata juga, sebenernya ada apa sh Bim? tanya aku yang sambil memegang wajah Bima

"Aduh Rel masih perih nih, tadi malam gua mimpi ehh pagi-paginya udah kaya gini" jawab Bima

"Ya kalo cuma mimpi bisa kaya gitu gk mungkin Bim, apa salahnya sh jujur sama aku" Aku yang tiba-tiba meneteskan air mata

"Yah ko jadi nangis sih Rel, beneran gua itu mimpi" Bima yang seketika duduk jongkok di bawah dan menghadap aku sambil menghapus air mataku

"Bim ada yang kamu tutup-tutupin kan dari aku?" aku yang sambil menyelipkan rambut ke belakang kuping

"Gk ada Rel, suer dah guakan selalu cerita apapun sama lo. Gua beres-beres dulu ya bentar lagi hukuman gua berakhir, lo juga masuk kelas sana, jangan di ulangin lagi ya. Belajar yang bener" Bima sambil mengusap rabutku dan pergi dari hadapanku

Tuhkan pintar sekali menyembunyikan semuanya, dan sampai sekarang Dewa tidak mengabari aku. Seketika aku melihat Bagas dan aku menanyakan keberadaan Dewa

"Gas.... Bagas!..." panggilku dengan nada sedikit kencang

"Iya, Ada apa Rel?" tanya bagas

"Dewa kemana Gas? hari ini dia gk masuk"

"Itu di.. di... dia, ihh gk tau gua Rel. Gua kebelet nh, bye" Bagas yang buru-buru berlari

Yaampun kenapa semuanya mencurigakan, apa yang terjadi sebenarnya.... Tiba-tiba datang si Nindi

"Woy Rel  betah amat lo di sini, mikirin apa lo tadi di kelas sampe kena usir ama Bu Lia, ayok kekelas" Nindi yang berdiri di depanku

"Gk mikirin apa-apa Nin, yokkk" berdiri dari kursi dan berjalan ke arah kelas

"Dewa kemana Rel, tumben gk masuk?" tanya Nindi

"Aku juga gk tau dia gk ngabarin aku" jawabku singkat

Sekarang Jam anak-anak pulang sekolah, kebetulan aku tidak pulang kerumah, malinkan nongkrong di cafe yang ada di sebrang jalan dekat sekolahku. Aku bersama Rara, ingin memecahkan masalah yang tidak sama sekali aku ketahui, Juan tidak ada waktu untuk berkumpul karena kerjaan dia sekarang jalan terus sama Dela, yah Dela adalah pacar Juan. Kalo Bima, sekarang dia sudah tidak ada waktu banyak jika berkumpul hanya sekedarnya saja.

"Ra tadi Dewa gk masuk, dia gk ngabarin gua juga, dia juga gk muncul di grup kelas. Kenapa ya dia Ra" ucapku sambil melihat arah keluar

"Iyatah dia gk masuk, tumben amat Rel. Lo gk coba chat dia apa telfon dia? " tanya Rara

"Udah semua aku coba, tapi tetep aja gk di angkat dan gk di balas, tadi aku ketemu Bima Ra. Terus mukanya Bima itu babakbelur gitu, kaya abis berantem, pas aku tanyain katanya pas dia lg tidur dia mimpi ehh terus paginya kaya gitu, bohong banget kan Ra" aku yang curhat sedikit

"Loh.. lohh.. Dewa gk masuk, terus mukanya Bima babakbelur, waduh Rel ini gk bisa dibiarin. Nanti malam kita kerumah Juan, kunci satu-satunya itu ya Juan" ucap Rara dengan tegas

"Iya Ra, nanti malam jemput aku aja yaa" ujurku

"Iya Rel, yaudah yok kita pulang. Matahari udah tenggelam nh" Rara membereskan buku yg ada di atas meja cafe

"Yaudah ayok" jawabku
















Terus baca ya gaes❤

Vote dan jangan lupa komentarnyaaa......


lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang