12

715 32 0
                                    

"Rel lo ditungguin Juan sama Rara di parkiran" ucap Bima yang langsung membalikan badan dan membuka pintu keluar dangan terburu-buru

Aku belum sempat jawab Bima sudah pergi dengan terburu-buru, ada apa dengan dia. Mengapa sikapnya berubah-rubah.

"Awas minggir. Aku duluan yang bayar" aku sambil menarik baju Dewa

Setelah aku selesai membayar, aku langsung cepat-cepat pergi. Ada saja tingkah Dewa yang tiba-tiba mengejarku disaat aku membuka pintu cafe itu,

"Berenti Rel, gua udah gk tahan lo diemin kaya gini. Gua harus apa biar lo gk diemin gua kaya gini" ucap Dewa dengan matanya yang indah menatap aku

Sumpah kalo terus-terusan Dewa menatap aku kaya gini bakal gk bisa tidur seharian. Gk tega juga sih diemin Dewa terus menerus seperti ini.

"Kamu cukup berteman baik dengan Bima, cuma itu yang aku mau" ujurku dengan langsung membuka pintu cafe dan meninggalkan Dewa

Akupun langsung keparkiran dengan terburu-buru, aku takut Dewa mengikutiku. Sesampainya di parkiran Bima, Juan dan Rara sedang menungguku. Ternayat Bima membawa mobil juga

"Yaelah Rel lama amat" Rara yang sambil berdiri dan membuka pintu mobil Juan

"Dah kita orang balik, lo di anter Bima Rel" ucap juan

"Loh-loh Ra kan kita mau pulang bareng tadi" aku yang sambil mengetuk-ngetuk kaca mobil Juan

"Da Rel kita orang duluan" ucap Juan dan Rara

Astaga lagi-lagi mereka meninggalkanku, dan mau gk mau aku harus pulang diantar Bima, reseh banget Rara dan Juan ini. Ketika aku melihat ke arah pintu cafe ternyata Dewa memperhatikanku. Sepontan Dewa langsung memalingkan wajahnya disaat aku melihatnya.

"Ayok Rel gua anter" Bima yang membukakan pintu mobilnya untuk aku

"hee iya-iya Bim" aku mesuk ke mobil dan terus melihat ke arah pintu cafe itu

Disaat mobil Bima keluar dari parkiran aku melihat dari kaca sepion ternyata Dewa bersama dengan perempuan kearah mobli Dewa, aku terus memperhatikan ternyata tidak asing lagi. Dewa bersam dengan Caca,
Caca Tamara namanya, biasa di panggil Caca. Dia anak kelas 12 ips 2, yap Caca anak yang cantik dan pintar. Dia juga pintar memainkan alat musik, setiap ekskul di sekolah ia ikuti. Dia ketua ekskul padus di SMA Smanis. Pantas jika Dewa mendekatinya, bisa menjadi patner belajar bareng.

"Rel ini mau kemana lagi, apa langsung nganterin lo pulang" Bima sambil menyetir mobilinya

"yaaudah anter aku pulang saja bim" ucapku sambil mentapa jendela mobil

"Rel jadi lo sama Dewa udah sedekat apa? Sampe Dewa datengin Laura karena lo" tanya Bima

"Udah aku bilang, aku sama Dewa cuma teman sebangku, Gk liat tadi Dewa jalan sama Caca?" raut wajahku seketika sinis

"Loh yang tadi di cafe bukanya lo sama dia. Gua aja gk liat Caca" Bima yang berfikir keras

Kamipun sampai dirumahku, aku langsung membuka pintu mobil dan turun dari mobil lalu cepat-cepat menutup pintu mobil kembali.

"Makasih Bim, Hati-hati yaaa. Aku masuk" ucapku langsung masuk rumah dan menutup pintu

Bima ingin turun dari mobilnya tetapi aku langsung menutup pintu rumahku, dan akhirnya Bima memutarkan mobilnya dan pulang.

"Aurel dari mana saja, bagus ya baru pulang Jam segini, kamu itu seharusnya les. Cepat mandi, siap-siap dan berangkat les" Ibu yang mengomel sambil menyapu halaman belakang rumah

"Yaampun bu, Aurel cape banget. Sehari ini saja Aurel tidak les ya bu, badan Aurel sakit semua" ucapku sambil menyelonjorkan kaki di kursi

"Kebiasan, kalo udah cape gk mau les. Biar di marah Ayah" ujur Ibu

"Nanti Aurel Whatsapp Ayah biar Ayah yang izinin Aurel" aku yang langsung kekamar mengambil anduk.

Sudah mandi, waktunya aku tidur, sekarang menunjukan pukul 16:45. Gk papa lah tidur sebentar, azan magrib aku bangun. Tetapi aku harus Whatsapp Ayah dulu, jika aku tidak ngomong hari ini aku tidak les. Ayah akan marah.

Aurel:
Yah Aurel hari ini tidak les, badan aurel sakit semua yah

Ayah :
yaudah istirahat ya nak

Aurel :
Izin sama guru les aku ya yah.. Jangan lupa

Ayah :
siap bos


Azan magripun berkumandan, segera aku bangun dan sholat, setelah sholat aku membereskan buku untuk ku bawa besok pagi, akupun memikirkan besok, bahwa aku akan bertemu Dewa. Bagaimana ini...

Disaat kejadian tadi di cafe, setelah aku melihat Dewa jalan bersama Caca, perasaan akupun berbuah menjadi sedikit cemburu, Gk mungkin aku menyukai Dewa, tetapi hati ini terasa sakit melihat Dewa bersama Caca. Aku tidak bisa membohongi perasaanku, bahwa ada rasa yang mulai tumbuh untuk Dewa.








Vote dan komantaranya jangan lupa gaes...........

Thkas you for reading geas❤

lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang