Prolog

817 37 20
                                    

Cringgg...

Dengan agak malas, sebuah tangan berusaha mematikan alarm yang sudah berbisik pada pukul 6 pagi. Diraba-rabanya udara itu sampai tangannya menyentuh benda kecil yang dicarinya. Tapi apa yang terjadi (?)

"Oh my!"

Mia terpaksa membangunkan dirinya ketika dia tidak sengaja menyenggol jam weker untuk yang kesekian kalinya. Hingga akhirnya jam tersebut sudah tergelek di lantai dengan baterai yang terlepas dari tempatnya, kaki yang patah dan kaca yang sedikit retak.

Sudah ketiga kalinya dalam bulan ini dia menghancurkan jam weker miliknya. "Aku harus segera menemukan jam weker dari batu." Celetuk Mia pada dirinya sendiri.

Tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan, dia melihat keluar jendela. Menyapa matahari yang beraktifitas kembali dan bertegur sapa dengan para burung yang sudah berkicau merdu mengisi musik di gendang telinganya.

"Selamat pagi, eomma. Semoga pagi ini menjadi pagi yang berbaik untukmu." Ucap Mia pada sebuah foto yang tergeletak di nakas dekat tempat tidurnya. Foto yang terlihat kusam dan kuno dengan banyaknya titik coklat akibat kertas yang sudah lama.

Mia beranjak dari kasurnya dan berjalan menuju tas yang sudah dia kemas rapih. Mengambil sebuah dompet dan menyisihkan beberapa lembar uang kertas untuk membeli sebuah jam weker baru.

Helaan nafas terdengar berat dari bibirnya. "Sepertinya aku harus menumpang makan lagi." Gumamnya.

"Sebaiknya aku cepat-cepat."

°•♡•°

"Sojeong eonni.." Panggil Mia sambil mengetuk pintu dari salah satu kamar pada pemukiman kumuh tempat tinggalnya.

"Eonni.." Panggilnya lagi setelah 3 menit belum ada balasan dari dalam.

Sampai pada panggilan yang kelima kalinya, pintu tersebut baru lah terbuka. "Kau berisik sekali pagi - pagi." Kata seseorang dihadapan Mia.

Berusaha keras Mia menahan tawa karena penampilan pria yang menyandang sebutan sahabatnya itu. Rambut berantakan dengan mata melotot. Seungkwan sendiri sedang manyadarkan dirinya dari alam bawah sadar yang masih mendominasi.

Kalau saja bukan karena dia ingin menumpang makan, pasti Mia sudah mengejek Seungkwan dengan mengatakan jika ekspresinya itu akan menakut - nakuti anak kucing yang baru lahir.

"Eonni mana?? Tanya Mia.

Seungkwan menguap besar dihadapannya tanpa menutup mulutnya. Tidak heran sampai sekarang dia belum pernah berpacaran. Ada seorang perempuan di depannya saja dia tidak sopan seperti itu.

"Sudah pergi." Jawabnnya setelah menguap. "Mau numpang makan ya makanya datang pagi-pagi."

Mia menggerakan tangannya untuk mengetuk-ngetuk kening Seungkwan. Kalau pria gempal itu sudah sadar, pasti dia sudah mengoceh karena tindakannya ini.

"Itu mata sudah melotot tapi matahari sudah di atas kepal belum sadar juga. Ini sudah mau jam 7."

Seungkwan hanya ber-o ria untuk sesaat. Hanya sesaat. Karena setelah menyadari itu, dia.. "Hah!! Jam 7?!! Kenapa kau tidak membangunkanku?? Aku bisa telat kuliah." Teriak Seungkwan.

Buru-buru dia masuk kembali ke kamarnya. Dari luar terdengar suara yang grasak-grusuk di kamar Seungkwan. Pria itu mengambil baju secara asal. Berlari ke belakang untuk mengambil handuk dan segera masuk kamar mandi tanpa memperdulikan Mia yang memperhatikannya dari depan pintu.

"Hana.. Dul.. Se-"

"Kalau kau mau makan, siapkan punyaku juga. Juseyo!" Mohon Seungkwan. Setengah berteriak dari dalam.

Mia sudah memprediksikan itu. Sudah menjadi rutinitas sehari-hari kalau Mia mampir ke sini. Ada saja kericuhan yang dibuat Seungkwan. Herannya, mereka berdua bisa sangat akur walau sama-sama berisik.

"Siap boos." Balas Mia.

"Hana.. Dul.." Kembali Mia menghitung.

"Jangan panggil aku Boos!! AKU BUKAN KENDARAAN UMUM!!" Mia hanya terkekeh kecil mendengar teriakan itu. Menjadi kesenangan tersendiri untuk mengerjainya.

°•♡•°

Next chapter >>

            

"Berkacalah sebelum bicara."

           

"Karena ulahnya ... kehidupan sekolahku jadi kacau."

°•♡•°

Aku kembali lagi 😀

Yang suka 98L, mari merapat.. Ada cerita tentang mereka nih. Masih hangat dan fresh 😁

Disini Seungkwan dan Vernon akan ku buat sedikit berbeda dari interaksi mereka pada real-nya. Sedikit saja. Apa bedanya ? Makanya dibaca saja yukk !! ^^

Cerita ini juga berhubungan dengan "Silent Love" yang sebelumnya. Jadi jika kalian menemukan kemiripan, itu memang hasil kesengajaan saya 😁

Sejujurnya persiapan cerita ini masih sangat kurang. Dipikiranku alurnya masih kurang matang. Jadi ku mohon bantuan saran dan kritik kalian. Mohon kerja samanya untuk memperbaiki tulisanku ini. Aku akan berusaha membuat yang terbaik. Jadi mohon dukungannya 🙏

I will make the best for reader
Annyeong~

Looking For Love [Seungkwan & Vernon Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang