"Kebetulan ada kau di sini."
Vernon melirik ke arah Mia yang mengarah padanya. Dari sekian banyak orang yang ada di sana, hanya Mia yang langsung di tangkap matanya.
Bahkan ketika seseorang memanggil Vernon dengan alasan tugas, Vernon tidak melepaskan earphone-nya sedikit pun. Berbeda dengan Mia yang walau belum mengatakan apa - apa, dia sudah meletakkan earphone-nya.
"Ada apa?" Tanya Vernon. Benar - benar jauh dari dirinya yang tidak pernah bertanya duluan. Biasanya dia akan menunjukkan ekspresi seperti mengangkat alis atau menopang dagu untuk memberikan isyarat jika dia menanyakan maksud orang tersebut menemui dirinya.
Namun Mia tidak menyadari perbedaan itu. Yang dia sadari hanya pandangan orang - orang yang merasa tidak suka dengan kedekatan mereka. Bagi mereka, Vernon dan Mia tidak cocok sama sekali. Bagai bumi dan langit. Minyak dan air. Debu dan mata.
Tapi baik Vernon dan Mia, mereka tidak ada yang peduli pada orang - orang itu. Mereka memiliki prinsip yang sama untuk tidak memperdulikan orang - orang yang tidak mau peduli pada mereka.
"Aku.."
"Minum ini. Untukmu saja." Vernon memberikannya jus yang tadi dia pesan.
Untuk mengansipasi kejadian sebelumnya terjadi, Mia bertanya, "Ini sudah diminum?"
Vernon terkekeh kecil. "Belum. Jangan khawatir."
Mia pun langsung meminumnya tanpa ragu. Kebetulan dia memang haus karena tadi ada kelas latihan vokal. "Kamsahamnida Vernon-ah."
Vernon hanya membalasnya dengan anggukan. Dan itu membuat beberapa orang makin tidak suka dengan kedekatan mereka. Mereka iri dengan Mia yang bisa menarik perhatian Vernon. Mia yang tidak ada cantik - cantiknya.
"Vernon-ah, kau masih berniat menjodohkan temanmu pada Seungkwan? Kalau masih, tolong batalkan ya." Vernon mengangkat alisnya saat Mia mengatakan itu.
Dia menegakkan tubuh dan berkata, "Waeyo?"
"Karena Seungkwan sudah menemukan pasangan yang tepat. Dia cantik, baik, pintar dan.. ehh tunggu??"
Mia tiba - tiba terpikir pada gadis yang dia lihat sedang memeluk Vernon, lalu pada Yori dan seterusnya pada ucapan Vernon yang mengatakan ciri - ciri yang disebutkannya itu sesuai dengan kriteria teman Vernon dan orang yang dia kira pacar Vernon.
Dan jika diingat - ingat lagi, teman Vernon dan orang yang dia kira pacar Vernon itu kan mirip Yori?
"Ahh~ Aku mengerti. Kau belum tau gadis yang akan ku perkenalkan pada Seungkwan ya? Kebetulan mereka juga sudah bertemu kok. Dan dia bilang Seungkwan menyukainya." Vernon menyunjingkan senyum menawannya.
Baru kali ini Mia tidak salah fokus pada senyuman Vernon. "Temanmu itu Yori?"
Vernon memetikkan jarinya. "That's right." Lalu tersenyum lebar.
Mia langsung bernafas lega dan ikut tersenyum lebar. "Ya ampun aku ini lemot sekali. Padahal aku sudah pernah bertemu Yori dan aku juga pernah melihatmu memeluk Yori, tapi aku baru sadar jika mereka orang yang sama. Aduh.. aku ini" Tawanya pada diri sendiri.
"Pasti karena kau kurang tidur. Mau makan? Aku akan belikan." Kata Vernon.
"Ehh andwae.. Aku tidak mau. Nanti aku keenakan dan jadi kebiasaan. Tidak mau." Tahan Mia.
"Aku tidak bermasalah. Kau kan keluargaku."
Lagi - lagi Vernon membuat semua orang di kantin terpukau - pukau. Apalagi Mia yang sudah baper lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Looking For Love [Seungkwan & Vernon Fanfiction]
FanfictionMau mencari sampai kapanpun, jika dia bukan cintamu, kau tidak mungkin mendapatkannya. Tidak mau menyerah ? Atau mau memaksa ?? Silahkan saja. Nanti kau sendiri yang akan tau akibatnya. Tapi tunggu ? Bukankah ada perasaan yang luluh jika terus dike...