[4]

155 16 1
                                    

Setelah dari kampus, Mia segera menuju kantor kerjanya.

Ralat. Bukan kantor, tapi toko. Dia bukan karyawan kantoran. Hanya seorang penjual bunga yang bertugas merangkai dan menjaga agar bunga - bunga di sana tetap sehat dan segar.

Sebenarnya bukan hanya di sini dia bekerja. Dia juga kerja paruh waktu di kantin sekolah lamanya. Sesekali dia akan memasak untuk murid - murid di sana, sesekali juga dia yang akan membagikannya satu persatu pada murid itu.

Namun jika sekolah sedang libur, dia tidak akan berdiam diri saja di rumah. Dia akan mencari kerja sambilan lainnya sebagai tukang cuci keliling di kawasan rumahnya. Mia akan mengumpulkan baju - baju kotor dan membuka jasa laundry selama masa libur sekolah.

Mia tidak bisa membiarkan dirinya berdiam diri di rumah sendirian. Bekerja paruh waktu adalah dunianya sekarang. Tanpa bekerja dia tidak mungkin bisa membiayai kehidupannya sampai sekarang di negeri ginseng yang cukup keras ini.

Pernahkan baca artikel mengenai seorang menjual makanan di sebuah restoran junkfood salah satu kota di Korea? Itu kejadian yang sama pada Mia. Jika dia tidak menggunakan waktunya sebaik mungkin untuk bekerja, maka jangan harap dirinya bisa hidup berkecukupan saat ini.

Namun kenyataannya, Mia sendiri sedikit berat melakukan semua ini sendirian. Kadang saja dia bekerja sampai lupa waktu. Dia sering melewatkan waktu tidurnya. Menghabiskan waktu untuk belajar dan bekerja. Menyisahkan segala jenis kegiatan liburan untuk biaya pendaftaran sekolahnya. 

Dia lelah. Tapi tidak ada yang bisa dia lakukan selama tidak ada keluarga yang bersamanya. Dia merindukan ayahnya yang ada di surga. Dia juga merindukan ibunya yang tidak tau ke mana.

Dia sering kali mengeluh karena ditinggal seorang diri di kota yang keras ini. Tapi sekarang dia tidak lagi merasakannya. Ada banyak orang baik yang membantu dirinya.

Dari kakak beradik Boo yang sangat baik dan sudah seperti keluarganya sendiri, ajumma - ajumma yang ada di kantin sampai Sun Kyo eonni yang membantunya di toko bunga. Tidak lupa sekarang kekasih Sun Kyo pun juga ikut membantu Mia.

Akibat urusan sekolah dan juga pekerjaannya di kantin, pekerjaannya di toko bunga sering kali terpotong karena jarak yang begitu jauh. Ditambah sekarang dia sudah tidak bersekolah disana dan harus menjalani perkuliahan yang terkadang dosennya tidak bisa diprediksi.

Tapi untungnya Sun Kyo dan kekasihnya Joshua, bisa membantu dan memahami dirinya. Mereka sering kali menggantikan posisinya untuk menjaga bunga - bunga itu.

"Jangan seperti itu. Nanti bunganya menyebar lagi dan tidak bisa ikat." Beritahu Sun Kyo pada kekasihnya, Joshua.

Joshua terlihat sangat bingung. Sudah hampir satu bulan, tapi Joshua masih tidak bisa merangkai satu bunga pun. Kalau bukan bidangnya memang sulit mempelajari itu. Joshua sangat ahli dalam gitar akustik, tapi soal bunga sangat nol.

Namun yang membuat Joshua tidak mau menyerah adalah karena Sun Kyo. Pria itu menyukai Sun Kyo sudah sangat lama. Dia rela menunggu gadis itu sampai benar - benar menyukainya, tanpa paksaan. Pria yang sangat sabar.

Dari jarak yang tidak terlalu jauh itu, Mia memperhatikan Sun Kyo yang sedang asik mengajari Joshua. Pria itu tertawa renyah pada tangannya yang kaku dan tidak bisa rapih mengikat pita.

"Mereka romantis sekali. Jadi iri." Gumam Mia.

Dia pun mengalihkan mata pada bunga - bunga yang sedang dia sirami itu. Siang ini bunga itu masih kuncup karena biasanya bunga jenis ini hanya mekar saat malam hari.

Mia merasa bunga bulan ini sangat berbending terbalik dengannya. Bunga yang sangat pasif karena terus beristirahat dan hanya mekar saat malam hari. Namun jika bulan sudah memberikan sinarnya, bunga ini akan bermekar sangat indah.

Looking For Love [Seungkwan & Vernon Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang