Epilog

209 11 0
                                    

"Sesaat lagi kita akan sampai di Gyeongsan." Petugas bus memberitahukan Mia jika sesaat lagi mereka akan sampai ke kampung halamannya. Daegu.

Hampir 3 setengah jam Mia menghabiskan waktunya diperjalanan dari Seoul ke Central Bus Terminal Daegu. Tubuhnya sudah hampir remuk karena tidak bisa bergerak sama sekali di kursinya.

Bagi dirinya yang tidak bisa diam dan selalu sibuk bekerja, berdiam diri seperti ini sangatlah melelahkan. Belum lagi dengan pemandangan jalan yang hanya dipenuhi kendaraan - kendaraan itu sungguh membuatnya bosan.

Namun setelah melihat pemandangan terminal bus Daegu, Mia merasa bisa menyegarkan matanya kembali. Sore ini Daegu masih dihujani dengan banyaknya bunga - bunga yang berwarna - warni. Sungguh mengingatkannya pada toko bunga tempat kerjanya.

Kasihan Sun Kyo eonni yang ku tinggalkan sendiri. Batin Mia.

Seturunnya dari bus. Mata Mia sungguh dimanjakan dengan hamparan bunga yang ditemani para kupu - kupu berterbangan di atasnya. Mengambil sari - sari dari nektar bunga dan membawanya kembali ke sarang sebagai tempat para bayi mereka untuk makan.

Mia yang memikirkan itu saja sudah bisa tersenyum dengan hidup mereka yang mudah dan penuh kehangatan. Rasanya menjadi kupu - kupu akan lebih menyenangkan dibanding dengan dirinya sekarang. Jika tidak ada yang menanggap kupu - kupu itu.

"Eomma.."

"Appa.."

Mia tersenyum melihat satu per satu orang di dalam bus tadi menghampiri keluarganya yang sudah menunggu sedari tadi. Mendambakan kehadiran anaknya yang kembali pulang setelah merantau jauh di Seoul. Dengan melihat ini, Mia sudah cukup senang.

Dia sendiri juga sedang ditunggu keluarganya di sana. Mungkin sekarang waktunya dia harus pergi sebelum langit jingga ini berubah menjadi hitam.

°•♡•°

Sebaliknya. Di dalam mobil milik namja yang sekarang beralih profesi menjadi supir sedang dilanda emosi yang begitu membendung di kepalanya.

Sudah jalanan macet dan tiket segala transfortasi habis untuk berangkat hari ini, dia harus mengorbankan waktu kerja dengan upah hariannya untuk membantu anak kecil yang dia sendiri tidak kenal. Belum lagi dengan kekasihnya yang selalu memihak orang lain dibanding dirinya.

"Hyung, apa ini masih jauh ?" Tanya Vernon hati - hati. Selain dia ingat pesan Yori, dia sendiri juga takut dengan wajah Seungcheol yang sejak tadi tidak tersenyum sama sekali.

"Sangat."

"Jangan berbohong. Ini sebentar lagi sampai. Kita hanya perlu melewati satu tol lagi untuk masuk ke kawasan Daegu." Sanggah Songha. Meralat kekasihnya yang selalu terbawa emosi ini.

"Ya kalau tidak mau lama, tadinya naik bus saja. Mereka kan punya jalur khusus yang tidak akan terkena macet seperti ini." Balas Seungcheol. Masih saja ketus.

"Kalau kau masih marah begini, lebih baik aku yang antar Vernon jalan kaki." Ancam Songha.

Disaat itu lah Seungcheol baru bisa diam dan tidak melawan apa - apa. Vernon tau apa yang membuat Seungcheol begitu tidak menyukainya. Tentu saja Vernon tau dan baru mengingatnya ketika mereka bertemu. Seungcheol juga tidak mungkin melupakannya.

Jauh sebelum hubungannya dengan Songha kembali, Vernon pernah tidak mempercayai dirinya yang menyeramkan itu sebagai kekasih Songha yang dia kenal begitu baik dan ramah. Seungcheol sangat kasar dan pemarah. Tidak cocok sama sekali dari segi sifat. Hingga Vernon tidak mau mencelakai Songha yang dia kenal sebagai kakak angkat Seungkwan dulu.

Looking For Love [Seungkwan & Vernon Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang