Pelajaran di hari Kamis dimulai dengan pelajaran Bahasa Jepang dari Kawakami-sensei. Kali ini pun tentang penulisan essay.
"Kadang-kadang saya lihat orang-orang menulis sama persis di di essay mereka. Jangan pikir kalian bisa lolos dengan menyalin dari beberapa hal yang ada di situs web. Saya tahu, paham?"
Tentu saja menyalin dari dari internet akan sangat mudah diketahui. Apalagi guru yang sudah berpengalaman. Pasti sangat mudah mengetahuinya.
"Mencuri ide seseorang merupakan plagiat. Itu sama seperti kejahatan mencuri hal lain. Sangat menyebalkan berususan dengan hak cipta seperti itu belakangan ini. Oh iya, kalian tahu ini?"
Dan ini, saatnya Kawakami-sensei mulai melemparkan pertanyaan kepada kami.
"Kalian tahu bagaimana Sir Arthur Conan Doyle mempunyai karakter terkenal Sherlock Holmes, kan?"
"Ya, Sensei."
"Suatu waktu, penulis lain menggunakan Holmes di ceritanya tanpa izin, sehingga Doyle melakukan protes. Dan, selanjutnya Amamiya-kun?"
"Ya, Sensei?"
"Apa nama novel terkenal lainnya yang Sherlock Holmes muncul di dalamnya?"
"Arsene Lupin, Gentlemen Burglar. Karangan Maurice Leblanc."
"Hooo, kamu suka novel misteri, ya? Kamu benar, Amamiya-kun."
Tiba-tiba, beberapa murid kelas ini meneriaki diriku.
"Sasuga yang dapat peringkat dua di ujian tengah semester."
"Aku bahkan ngga tau jawabannya."
"Diam, semuanya!" setelah semuanya diam, Kawakami-sensei melanjutkan, "Itu merupakan pertunjukan utama di antara tuan pencuri dan detektif terkenal. Tapi kemudian, Maurice Leblanc, yang merupakan penulis dari seri Lupin, mengubah nama Sherlock di bukunya. Dia mengubahnya menjadi 'Herlock Sholmes.' Hanya memindahkan S ke awal nama belakangnya."
"Hee, jadi gitu ya..."
"Amamiya memang pintar..."
"Ah, gawat, Sensei liatin kita."
Entah apa yang mereka lakukan di saat jam pelajaran seperti ini. Lebih baik diam dan dengarkan saja.
"Baik Lupin maupun Holmes, keduanya sering muncul di beberapa karangan cerita lainnya. Tapi itu hanya untuk penghormatan, bukan plagiat. Dan sekarang, Arsene Lupin bersinonim dengan ide dari 'pencuri bayangan." Dia dikenal di seluruh dunia."
Mendengar penjelasan Kawakami-sensei tentang Arsene Lupin membuatku ingin membaca kembali novelnya Maurice Leblanc tersebut, walaupun ceritanya masih kuingat dengan jelas. Lebih baik membaca novel yang lain saja.
Tidak lama kemudian, pelajaran Bahasa Jepang berakhir dan dilanjutkan dengan pelajaran Matematika dari wali kelas kami, Sakamoto-sensei.
"Seperti yang kalian ketahui, sekolah kita akan ada Tur Studi Sosial pada bulan Juni nanti. Untuk sekarang, saya berikan kuesioner tentang tempat seperti apa yang ingin kalian pergi untuk melihat-lihat dan belajar."
Tur Studi Sosial diwajibkan untuk murid kelas dua yang dilaksanakan pada bulan Juni. Tur ini bertujuan untuk memberi gambaran bagaimana tempat kerja yang akan dipilih para murid nanti.
"Kuesionernya bisa dikumpulkan hari Kamis selanjutnya. Jadi, gunakanlah waktu untuk memilih tempat yang sesuai dengan keinginan kalian nanti. Baiklah, pelajaran akan dimulai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance in My High School Life
Teen FictionAmamiya Ryuki, seorang anak laki-laki yang berasal dari suatu desa di Prefektur Nagano, mendapatkan beasiswa bersekolah di salah satu SMA yang terkenal di Jepang, Keiyou Gakuen Koukou yang terletak di Tokyo. Impiannya untuk dapat bersekolah di SMA...