Chapter 17.5: Amamiya Ryuki Harus Beristirahat (2)

11 0 0
                                    

Sekarang sudah memasuki pukul 4:25 sore.

Aku yang hari ini tidak diberikan izin untuk berolahraga di pelajaran olahraga, padahal aku sangat ingin bermain sepak bola, masih memiliki banyak energi yang tersimpan di tubuhku ini. Kondisiku sekarang sudah baik-baik saja, tapi tetap saja tidak diberikan izin. Apa boleh buat. Ini perkataan dari sensei dan aku lebih baik mematuhinya.

Di ruang klub bantuan, aku hanya duduk sambil membaca buku saku yang kubawa dari rumah. Buku ini sudah beberapa kali kubaca dan masih tetap kubaca lagi. Alasannya hanya 1, yaitu buku ini sangat menarik. Sedangkan Shiraishi-san yang berada di sebelah kiriku, dia juga membaca buku yang tidak kuketahui buku apa yang sedang dibaca.

Aku mulai memikirkan tentang keberadaan klub bantuan di sekolah ini. Apakah klub ini benar-benar perlu atau tidak. Hiratsuka-sensei sama sekali tidak mengatakan apa-apa lagi saat klub ini terbentuk. Meskipun begitu, fakta bahwa kami sudah membantu beberapa orang tidaklah berubah.

Sepertinya hari ini tidak ada yang akan datang ke ruang klub ini untuk meminta bantuan.

Di saat aku berpikiran seperti itu, tiba-tiba terdengar suara pintu ruang yang diketuk oleh seseorang. Aku menutup buku yang sedang kubaca ini dan melihat ke arah Shiraishi-san. Dia juga melakukan hal yang sama dan melihat ke arahku. Sepertinya harus aku yang menjawab.

"Ya, silakan masuk."

Pintu dibuka dan masuklah dua orang ke dalam ruangan ini, murid laki-laki dan perempuan, sambil berkata, "Permisi."

Murid laki-laki yang datang ke ruangan ini memakai baju bola, sedangkan murid perempuan memakai pakaian olahraga. Sepertinya mereka dari klub sepak bola.

Aku segera mempersiapkan kursi untuk mereka berdua, sedangkan Shiraishi-san memberikan teh kepada mereka berdua.

"Silakan duduk dan minum tehnya."

"Makasih."

Mereka berdua duduk dan mulai meminum tehnya.

"Jadi, apa ada yang bisa kami bantu?" tanyaku kepada mereka berdua.

Si murid laki-laki meletakkan gelas kertas ke meja dan mulai berbicara.

"Kami perlu bantuanmu, Amamiya."

"Maaf, kamu siapa?"

"Ah, maaf. Aku Takezawa Kirio dari kelas 3-F. Aku kapten klub sepak bola."

"Aku manajer klub sepak bola, Ishikawa Rikka dari kelas 3-H."

"Aku Amamiya Ryuki dan di sebelahku ini Shiraishi Miyuki. Jadi, bantuan apa, Senpai?"

"Penjaga gawang kami nggak bisa ikut latihan tanding karena demam. Karena itu, kami perlu bantuanmu untuk menjadi penjaga gawangnya."

Demam, ya? Pasti kasusnya hampir sama sepertiku. Perubahan cuaca, atau mungkin kelelahan.

"Bukannya ada penjaga gawang cadangan?"

"Ya. Kami punya dua penjaga gawang cadangan. Penjaga gawang utama kami terkena demam, penjaga gawang cadangan pertama kami nggak bisa ikut karena punya suatu urusan, dan penjaga gawang cadangan kedua kami terkena diare." Ishikawa-senpai menjawabnya dengan cepat sambil menjelaskan semua kondisi penjaga gawang mereka.

"Begitu, ya. Sangat disayangkan."

"Karena itulah, kami perlu kamu untuk menjadi penjaga gawang."

"Tapi kenapa aku?"

"Mengenai itu, manajer klub voli putri, Hitoka-chan, yang kasih tahu ke aku kalau Amamiya-kun dari klub bantuan bisa main sepak bola dan posisinya sebagai penjaga gawang."

Second Chance in My High School LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang