PAGE 8

907 54 0
                                    

"Oh, dia selalu jaga image."

"Badannya bagus, Allie. Jangan terkecoh dengan muka imutnya."

"Bukan karena mulutnya yang pandai menciptakan rayuan gombal?"

Allison berusaha mengatakannya setenang mungkin tapi pandangan tajam Damian kepadanya membuatnya cukup bergidik. Dia semakin bingung dengan pria di sebelahnya ini, bukankah Damian menikmati perhatian dan pujaan dari para fans-nya tapi mengapa di saat yang bersamaan dia selalu menunjukan ekspresi tidak suka jika dia berusaha menggoda popularitasnya.

Allison mengalihkan pandangannya ke makanannya dan mengambil sumpitnya.

"Ini shoyu-nya Allie."

Tiba-tiba saja William sudah menuangkan shoyu kedalam mangkok kecil saus-nya, membuat Allison semakin tersipu dan terpesona dalam hatinya, pria ini benar-benar sangat perhatian dan hal-hal kecil yang dilakukannya mampu memikat dia.

"Thanks Will."

"Itadakimasu. Selamat makan semua."

***


Mereka baru saja keluar dari restoran itu dan berjalan bersama-sama menuju ke gedung asrama mereka ketika tiba-tiba William menyentuh bahu Allison dan menahannya agar wanita itu berjalan lebih lambat di sisinya.

"Al, aku...emmm...boleh tanya sesuatu?"

"Ya?"

"Kau ada kelas di hari Sabtu?"

"T-tidak, hari sabtu aku libur kok."

"Good, kau mau menemaniku Sabtu sore?"

"K-kemana?"

"Aku belum tahu, Allie. Aku hanya ingin jalan-jalan denganmu, boleh?"

"Will..."

Allison ingin menjawab tapi dia masih tercekat, dia tidak percaya William mengajaknya keluar. Dia ingin segera menjawab ya tapi dia juga tidak mau terdengar terlalu bersemangat. Dia menggigit bibirnya untuk menahan pekikannya.

"Yah kalau kau mau ya, atau mungkin kau sudah ada acara lain."

"Aku mau, Will."

"Sungguh?"

Kali ini William sendiri yang terkejut dan Allison tidak bisa berhenti menggigit bibirnya dengan gugup tapi dia sudah mampu tersenyum ke arah pria tampan ini.

"Aku serius, aku mau, Will."

"Thanks! Aku akan pikirkan enaknya kita kemana."

"Oke, supaya aku tahu ya aku harus pakai baju apa."

"Kamu pakai apa saja juga cantik kok, Al."

"Will, jangan merayu lho."

"Aku serius."

Allison baru saja tertawa tapi kali ini dia terpaksa menggigit bibirnya lagi. Jantungnya berdebar lebih cepat dan dia sangat yakin pipinya sudah merah maksimal. Tanpa disadari mereka sudah sampai di depan asrama wanita sedangkan para pria itu masih harus berjalan lagi untuk menuju gedung asrama mereka.

"Nite, Allie. Aku harap kita ketemu lagi besok."

William membungkuk dan berbisik di telinganya. Desah nafas hangat William di pipinya membuatnya merinding sekaligus kegirangan.

"Nite, Will."

"Have a sweet dream."

Pria itu memberikan senyuman termanisnya sekali lagi sebelum akhirnya dia mempercepat langkahnya untuk bergabung dengan Weiss bersaudara sedangkan Rowan dan Penny berjalan menghampirinya.

THE UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang