Chapter 11

11 7 0
                                    

Jangan pernah datang jika hanya ingin mengusik tenangku. Agar aku tidak terjebak di dalam manisnya rasa itu.

_19 Desember 2018_

Wajah Riyan masih terbayang di benak Nadine. Akhir-akhir ini memang wajah lelaki itu sering muncul. Apalagi mereka berdua sering menghabiskan waktu untuk sekedar telfonan atau chatingan.

Nadine merasa bagian kosong dalam hatinya terisih oleh Riyan. Dia tidak bisa berbohong ataupun menolak rasa yang seketika muncul tanpa dia undang itu. Entah rasa cinta atau hanya sekedar suka saja.

Semakin lama Nadine semakin sadar, jika sendiri tidak begitu menyenangkan. Pantas saja setiap orang menginginkan pasangan karena berdua jauh lebih menyenangkan.

Nadine kembali tersenyum kala wajah Riyan terpatri dalam benaknya. Riyan berhasil membuat Nadine tidak bisa berkutik. Padahal Nadine sudah berusaha keras menolak rasa itu. Ponsel di atas meja belajar Nadine berbunyi, tanda pesan masuk. Nadine melangkah semangat menggapai ponsel itu. Dia kira pesan dari Riyan tetapi pesan itu dari nomor tak di kenal.

089******712

Nadine, maaf mengganggu malam-malam. Gue Lestari, lo tau gue siapanya Riyan? Riyan masih sepenuhnya menyayangi gue. Lihat dari sudut matanya dan caranya memperlakukan gue. Riyan berusaha menghindar agar rasa itu tidak tumbuh lagi.

Nadine menghembuskan nafas. Sesak di dadanya saat membaca pesan itu membuatnya susah bernafas. Nadine melanjutkan membaca pesan dari Lestari.

Gue mintak lo sebagai wanita yang Riyan anggap baik. Buat jauhin Riyan!!  Biarin dia bahagia sama gue!! Ijinin dia buat ngerajut kisah yang sudah sempat gue hentikan. Riyan hanya sayang gue, dan lo hanya sebatas pelampiasan doang..

Tangan kanan Nadine meremas seprai di kamarnya. Air mata tiba-tiba menetes padahal Nadine sudah menolak jika dia akan baik-baik saja. Dia tidak akan jatuh cinta kepada Riyan. Tetapi wanita mana yang tidak akan luluh jika di perlakukan seperti itu.

***

Pagi itu seperti biasa Vera menjemput Nadine di rumahnya. Karena Nadine memaksa dia takut jika harus bertemu Riyan lagi. Nadine juga sudah menceritakan semuanya kepada Vera dan Vera mempunyai solusi yang baik untuk masalah ini.

Di parkiran sekolah, tidak sengaja Nadine bertemu dengan Riyan. Tatapan mereka bertemu, ada senyum kehangatan di wajah Riyan. Dia selalu tampil tampan dimanapun dan kapanpun.

"Nadine," sapa Riyan.

"Nadine lagi puasa bicara!" Jawab Vera.

Riyan mengernyitkan dahinya lalu tertawa, "mana ada? Ngaco lo ya Ver?"

Vera tidak merenspon lagi lalu menggandeng Nadine pergi dari hadapan Riyan. Riyan bingung apa yang sudah dia lakukan sehingga Nadine bergerak menjauh darinya. Riyan mengejar Nadine sampai di kelasnya, namun Vera menghalanginya.

"Perasaan perempuan bukan main-main!" Bentak Vera kepada Riyan.

"Gue gak ngerti apa-apa Ver, please gue pengen ketemu Nadine."

"Lo jadiin dia pelampiasaan lo, lelaki yang mempunyai banyak wanita memang brengsek Yan. Tapi lelaki yang menjadikan wanita sebuah pelampiasan jauh lebih brengsek dari itu."

Dari kejauhan Lestari berlari menuju Vera dan Riyan. Dalam hati dia kegirangan karena berhasil membuat konflik antara Vera, Nadine dan Riyan. Ini waktu yang tepat buat ngeluluhin hati Riyan lagi pikir Lestari.

"Ada apa?" Tanya Lestari dengan wajah yang sengaja dia buat bingung.

"Les, lo bilang apa sama Nadine?"

"Gue gak pernah bilang apa-apa." Jawab Lestari dengan wajah polosnya dan alhasil mampu menipu Riyan.

"Lo denger kan Ver? Lalu kenapa?"

Vera beranjak lalu mengambil ponsel Nadine dan menunjukkan pesan yang di kirim oleh Lestari kepada Riyan. Riyan menggelengkan kepala tidak menyangka jika Lestari sepicik itu. Riyan menerobos masuk ke dalam kelas Nadine.

"Lo tau hal yang paling sulit buat gue adalah melihat lo diam tanpa suara dan menganggap gue asing padahal gue ada di depan mata lo."

Nadine tetap diam, dia berusaha berkutik dengan novel yang ada di tangannya.

"Nad, gue suka sama lo jauh sebelum lo suka sama gue."

Nadine mengangkat kedua alisnya, menganggap jika Riyan terlalu GR.

"Dia hanya mantan gak akan pernah lebih dari itu. Dan gue bukan tipe orang yang akan memberi kesempatan kepada orang seperti dia."

"Sudah?" Tanya Nadine meremehkan.

"Nadine, please."

"Kita hanya teman! Dan tidak akan pernah lebih dari itu!" Suara Nadine terdengar sangat tegas dan mampu memerahkan telinga Riyan. Dia merasa di permalukan. "Lo yang janji!" Ucap Nadine mengingatkan lagi.

"Gue sayang sama lo, gue berusaha jadi temen lo supaya lo gak ke usik dengan keberadaan gue! Gue mencoba membuka pikiran lo yang sempit. Gue berusaha selalu ada buat lo. Tapi lo? Lo seakan menolak hati lo kalau sebenarnya lo sekarang suka sama gue."

Nadine tertawa lalu menyilangkan kedua kakinya semacam tuan puteri yang siap menolak pangeran dari kerajaan yang tidak bermutu. "Lo terlalu GR. Gue gak pernah suka sama lo. Gue juga gak mau di sebut sebagai perusak hubungan orang. Dan asal lo tau gue gak serendah itu buat ngerebutin satu cowok kayak lo sama Lestari!"

Riyan tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Kali ini dia merasa harga dirinya sudah tidak ada lagi. Riyan berdiri mencoba menahan emosinya agar tidak membentak gadis yang dia cintai. Riyan menarik nafas yang dalam seakan menenangkan dirinya sendiri.

"Lo munafik, lo gak pernah mau dengerin hati lo. Gak usah menjauh Nad, gue tau jalan mundur." Riyan pergi meninggalkan kelas itu.

Nadine memeluk Vera, dia menangis sejadi-jadinya. Dia sadar apa yang dia katakan akan sangat melukai hati Riyan. Tapi ini adalah jalan yang terbaik untuk membuat Riyan dan Lestari bersatu lagi. Dan melihat Riyan bahagia dengan wanita yang dia cintai.

Ada luka terdalam di hatiku, ada sesuatu yang tergores di sana dan ini kali pertama aku merasakannya. Aku ingin berteriak jika aku juga menyukaimu namun disana ku lihat ada wanita yang lebih menyayangimu. Maka dari itu aku mundur dan mempercayakan dia untuk membahagiakanmu. Riyan.. maafin Nadine.- kata Nadine di dalam hati.

Benar atau salah yang di lakuin Nadine, dia tidak mau berfikir panjang. Dia sudah mengambil keputusan dan itu tidak akan pernah berubah. Nadine bukan remaja labi. Jika memang apa yang di katakan Lestari benar maka Nadine akan mencoba menghapus rasa yang memang ada di hatinya untuk membuat Riyan bahagia.

I Found a Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang