Alergi?

1.2K 103 0
                                    

Pukul 7 malam, Irene sedang sibuk memasangkan apron masaknya yang baru di belinya tadi pagi.

Apronnya itu sudah terpasang, lalu merapihkannya.

Kemudian menghela nafasnya.

"Masak apa yaa?" Irene berfikir sambil melangkahkan kaki jenjangnya itu menuju kulkas.

Netranya berkeliaran mencari benda yang ditujunya.

Setelah lama menatap kulkas, akhirnya ia memilih untuk memasak nasi goreng kimchi dengan udang.

"Chaa jadi.. Sunbae! Makanannga sudah matang!" Teriaknya memanggil sunbae yang sekarang mungkin menjadi kesayangannya.

Chanyeol keluar menggunakan piama coklatnya. Ia berjalan dengan malas menuju meja makan yang sudah menyuguhkan masakan istrinya itu.

Chanyeol memasukkan makanan itu dengan lahap kedalam mulutnya, tapi tak lama tiba - tiba ia merasa gatal dibagian lehernya. Dan menimbulkan bercak merah.

"Aduhh!!" Chanyeol meringis, tidak hanya di leher saja rasa gatal itu menjalar hampir ke seluruh tubuhnya.

"Ada apa?" Melihat itu Irene kemudian menghentikan acara makannya, ia panik.

"Apa yang kau taruh dimakanan itu?"

"Tentu saja nasi dan kimchi"

"Ah.. bukan maksudku selain ituu" Ucapnya kesal yang masih menggaruk badannya.

"Emm.. udang dan-" Sambil menopang dagunya dengan santai.

"K-kau masukan udang?" Pekiknya tak percaya.

"Iyaa.." Jawabnya polos.

Mendengar penuturan Irene membuat Chanyeol jengkel setengah mati. Ingin rasanya ia meneriaki Irene " yak!! Aku alergi udang bodoh!" Tapi ia tidak melakukannya, karena akal sehatnya masih berfungsi, mungkin saja wanita ini tidak mengetahuinya.

"B-bawakan aku salep"

"Salep apa?"

Chanyeol membuang nafasnya kasar.

"Sabarkanlah aku untuk menghadapi orang ini.." monolognya dalam hati.

"Salep untuk alergiku.."

"Dimana?"

"Di kamarku cepatt!!" Jawab Chanyeol tak sabaran.

Irene langsung melesat kedalam kamar Chanyeol.

Mencari - cari dimana keberadaan salep yang dimaksud.

Sekian lama ia mencari, tapi tak kunjung dapat. Karena ia bingung memilih yang mana salep untuk alergi, dikamar Chanyeol banyak sekali salep dan obat - obat, ia semakin bingung karena semua obat itu tulisannya berbahasa inggis. Tolong ingatkan Irene kalau ia selalu mendapatkan nilai tiga puluh untuk nilai bahasa inggrisnya.

"Udah belum????" Teriak Chanyeol tak sabar.

Irene kelimpungan. "Namanya apa??" Ia bertanya takut - takut.

"Ambil saja obatnya yang berwarna biruu"

Dengan cepat Irene mencari obat biru itu.

"Gotcha.. dapatt" dengan langkah terburu - buru ia mendekati Chanyeol

"Ini" Memberikannya ketangan Chanyeol yang langsung direbutnya.

Chanyeol mengoleskannya dengan cepat - cepat.

Ia pun meringis lagi karena tak sengaja mengoleskannya ke daerah yang berdarah akibat ia garuk dengan keras.

Irene kasihan melihatnya. Dan ia berinisiatif untuk membantu.

"Sunbae.. biar aku saja" Tawarnya.

"Tidak usah" Tolaknya dengan nada ketus.

Irene jadi merasa tidak enak.

"Tak apa.. biar aku saja" Berusaha mengambil salep itu dari genggaman Chanyeol.

Tapi Chanyeol tidak membiarkannya, karena ia sangat kesal dengan wanita disebelahnya ini.

"Kumohon~~"

"No.. no" Tolaknya lagi dengan wajah cemberut, tidak lupa mempoutkan bibirnya.

 no" Tolaknya lagi dengan wajah cemberut, tidak lupa mempoutkan bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Irene gemas sendiri melihatnya. Ingin rasanya ingin sekali ia mencubit pipi laki - laki yang menyandang status suaminya itu. Kemana sikap dinginnya selama ini?

Tapi ia urungkan dan berniat untuk menggodanya.

"Araseo.. araseo.. aku akan pergi" Bersiap - siap untuk berdiri.

"Jankanman! Baiklah" Menyerahkan salep itu kepada Irene.

Irene pura - pura menolak. "Gak ah.. Jadi males!" Melipat kedua tangannya.

Chanyeol pun menarik kembali tangannya. "Katanya mau membantu" Gumamnya dengan nada yang tak jelas.

"Apa?"

"Aniyo.." Mengangkat kedua bahunya.

Irene mengangguk acuh.

Chanyeol kemudian melanjutkan acara mengoleskan salep itu dengan masih mempertahankan ekspresi sebalnya.

Irene tersenyum, ia tidak tahan dengan kakak tingkatannya yang kebetualan seumuran dengannya.

"YaSudah aku bantu deh!" Mengambil alih salep itu.

Chanyeol mendongak dan membiarkannya untuk mengoleskannya dengan tenang.

Sebentar ia menatap Irene dengan tatapan yang sulit diartikan.

Aktifitasnya terhenti kala Irene telah selesai.

"Oke sudah"

"Simpen dimana ini?"

Chanyeol tidak menjawab, ia mendelik.

"Jangan lupa! Aku masih kesal denganmu tauu"

Irene terkekeh. " okok! Aku minta maaf"

"Yasudah tak apa, simpan itu ditempat semula"

"Siap bos!" Irene berpose hormat.

Chanyeol hanya menarik satu bibirnya keatas.

Merasakan situasi seperti ini, membuatnya rindu seseorang.

Tapi ingatkan Chanyeol untuk tetap bersikap hangat, karena ia sudah berjanji.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Gimana? Sedikit yaa? Masih penasaran, kenapa Chanyeol bisa berubah secepat itu? Baca terus mangkanya btw gak bosen2 aku ingetin untuk tap icon star dan tinggalkan komen juseyoo.. Annyeong😍😍😘😘

-author

The Cold Human Is Mine {CHANYEOL - IRENE} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang