The Cold Human Is Mine {CHANYEOL - IRENE}

Mianhae.

Ini sudah seminggu Chanyeol mencari keberadaan Irene, tapi belum juga ada tanda - tanda wanita itu dimana.

Akhirnya ia memutuskan untuk menelepon sahabatnya.

"Hallo.. boleh tidak jika aku meminta bantuanmu?"

"Bantuan apa?"

"Mencari Irene!"

"Irene? Istrimu itu bukan?"

"Iya, ehm.. kau tahu dari mana? Sebelumnya aku belum pernah memberitahumu"

"Waktu itu aku pernah ke apartemenmu untuk bertemu denganmu tapi aku malah bertemu wanita yang bilang dia istrimu"

"Oh.. bagus kalau begitu"

"Ngomong - ngomong, aku baru saja bertemu dengannya" Jawabnya dengan santai.

"MWO?!!" Teriak Chanyeol dan spontan Kai menjauhkan handphonenya.

"Biasa dong.. gak usah teriak juga"

"Dimana?"

"Di kereta, aku bertanya padanya mau kemana? Katanya mau ke bandara Incheon"

"Bandara?" Langsung saja Chanyeol mematikan sambungan telponnya. Membuat sang lawan bicara mengerenyit.

"Apa mereka sedang bertengkar?"
Tak lama, Kai pun mengangkat pundaknya acuh. Biarlah mereka menyelesaikan masalah rumah tangganya sendiri.

💛💛💛💛

Chanyeol mengendari mobilnya dengan cepat, ia tidak mau kehilangan cintanya lagi. Memikirkannya pun tidak bisa.

"Waiting for me, please!"

Jarak antara Seoul dan Incheon lumayan jauh, jadi Chanyeol membutuhkan waktu sejam lebih untuk sampai di bandara itu.

Chanyeol berlari untuk melihat jadwal penerbangan.

"Ah sial! Aku kan tidak tahu Irene ingin pergi kemana" Rutuknya sambil memukul pelan kepalanya.

Chanyeol pun pergi ke tempat resepsionis.

"Annyeonhaseyo!" Ucapnya sopan.

"Nde.. ada yang bisa saya bantu?"

"Apakah ada nama Park Irene di penerbangan selanjutnya?"

Petugas resepsionis itu langsung memeriksa.

"Ah.. ada tujuannya ke London bukan?"

"Iya" Jawabnya sok tahu.

"Berapa lama lagi ya?"

"Sekitar setengah jam lagi"

"Oh ok, Kamsahamnida"

"Masih ada waktu.. fighting Chan" Monolognya menyemangati diri sendiri.

Chanyeol berlari kesana kemari, mencari Irene tapi ia tak kunjung menemukannya.

Pengumuman pun berbunyi kalau penerbangan menuju London lima belas menit lagi.

"Ayolah.. kamu dimana?"

Peluhnya jatuh mengenai kemeja kantornya. Yap, harusnya sekarang dia masih berada dikantor untuk meeting tapi ia rela meninggalkannya demi Irene, seorang wanita yang telah mengisi hatinya sekarang.