Wake Up!

847 59 1
                                    

Irene duduk sambil menatap laki - laki yang kini sedang terbaring lemah di atas kasur yang berbalut sprai putih.

Wajah pria itu sangat pucat, walau begitu ia terlihat sangat damai dalam tidurnya.

Berbeda dengan wanita di sampingnya, wajah Irene sangat kusam, sejak satu jam yang lalu, ia melamun entah melamunkan apa.

Tak lama, tangan Irene tergerak ingin menyentuh tangan lainnya tertancap selang panjang.

Ia mengelusnya dengan sayang.

"Bangunlah sayang!" Ucapnya yang nyaris seperti berbisik.

Mata cantik itu mengeluarkan cairan bening. Semakin lama, cairan itu semakin banyak.

"Maafkan aku.. hiks"

Isakan yang terdengar sangat pilu dan menyakitkan itu mulai mengisi ruangan bercat putih yang penuh dengan peralatan medis.


















♡♡♡♡♡♡♡

Satu bulan pun sudah berlalu, tapi kondisi Chanyeol belum juga membaik. Chanyeol mengalami koma yang cukup lama akibat tusukan benda tajam itu.

Begitu pun dengan Irene, wanita cantik itu mengalami trauma. Ia hanya bisa duduk diam di kursi rumah sakit sambil menggumamkan kata maaf.

Seulgi, Joy, Yeri dan Wendy sangat menghawatirkan sahabatnya itu, mereka selalu datang sekadar menghibur Irene.

Tapi mereka tidak pernah berhasil, kata - kata mereka tidak pernah Irene gubris.

Seperti saat ini. "Irene - ya, lo udh ngapain aja? Wajah lu jelek ih kusem!" Goda Seulgi.

Tapi, Irene tidak menjawab perkataannya atau mungkin tidak mendengar.

"Wae? Jawab aku!" Kata Seulgi lagi.

Seulgi belum putus asa, ia mencoba untuk menggoyang - goyangkan badannya.

"Diamlah!" Bentak Irene.

Seulgi terkejut setengah mati.

"Jangan dekati aku! Aku ini wanita berdosa.. pergilah dari sini!" Ucap Irene setengah berteriak, Air mata itu kembali membasahi pipi kurusnya.

Seulgi membeku, ia sangat kasihan melihat Irene, ia selalu saja menyalahkan dirinya atas kondisi Chanyeol.

"Baiklah aku pergi! Jaga kesehatanmu" Ucapnya sambil mengelus pucuk kepala Irene.

Seulgi keluar dengan lesu, ia tidak sengaja berpapasan dengan Suho.

"Seulgi - ya" Panggilnya.

Seulgi menoleh. "Apa?" Ucapnya sarkastik, ia tidak menyukai pemuda yang ada di hadapannya ini.

"Jangan judes - judes dong! Gimana keadaan Irene?"

Seulgi hanya mengangkatkan bahunya dan langsung melengos pergi.

Suho mendengus. "Menyebalkan!"

Tak lama, ada sebuah tangan menyentuh pundaknya.

"Mau ke ruang 9?" Tanya pemuda yang menepuk pundaknya tadi.

"Kau?" Alisnya bertaut, ia merasa mengenal pria ini.

"Iya.. aku Changmin mantan anak buah Sehun"

"Oh.. mau apa kau disini? Mau memata - matai Irene lagi?"

Suho memang sudah mengetahui rencana mereka malahan ia pernah diajak, tapi Suho tidak sekejam itu, ia tidak akan mencelakakan orang lain demi kepentingannya. Mendengar Irene menikah saja sudah membuatnya mundur teratur.

"Tidak, aku ingin meminta maaf?"

"Meminta maaf?" Tanyanya heran.

"Kau sudah kalah? Tuanmu mana?"

Changmin menunduk malu. "Tuan Sehun di penjara, aku kabur dari tangkapan polisi.. setelah melewati semua aku sadar bahwa aku salah dan ingin menyerahkan diri ke polisi" Ucapnya lesu.

Suho mengamati pemuda yang terlihat masih muda ini.

"Umurmu berapa?"

"18 Tahun"

Suho berfikir sejenak. "Jangan! Ikutlah denganku saja, aku akan memberimu tempat tinggal dan pekerjaan.. mungkin membantu pekerjaan rumah.. mau tidak?"

Mata Changmin berbinar. " ah Jinjja? Aku mau.. terima kasih tuan"

"Tak usah panggil aku tuan panggil aku pak saja"

Changmin mengerenyit. "Memangnya tuan dan pak itu berbeda ya?" Ucapnya dalam hati.

Tapi ia tidak menghiraukannya, yang dipikirkannya ia sekarang mendapatkan pekerjaan halal dan sekarang Changmin merasa sangat senang.

"Terima kasih pak!" Changmin langsung memeluk Suho.

Awalnya Suho terkejut, tapi tak lama ia pun membalas pelukan itu.

"Gak apa - apalah walau masalah cinta gagal, setidaknya gw bisa bahagiain orang" Monolognya tulus.

Suho langsung mengajak Changmin kerumahnya dan membatalkan niatnya ingin bertemu Irene.























☆☆☆☆☆☆☆☆

Sama seperti sebelumnya, Irene masih setia menggengam tangan Chanyeol, ia tidak tahu kapan penderitaan ini akan berakhir. Melihat Chanyeol seperti ini sangat membuat Irene terpukul.

Irene memejamkan matanya, dirinya merasa sangat lelah.

Clekk

Bunyi pintu terbuka pun membangunkannya, ia berdiri.

"Sudah ada perkembangan?" Tanya dokter bernama Seokjin pada Irene.

Irene hanya menggeleng lesu.

"Biar aku periksa.. sepertinya kau kecapean, keluarlah cari makan atau beristirahat di ruanganku!"

"Tidak, aku ingin disini!"

"Aku ingin mendampingin Chaniku" Katanya memohon.

Seokjin merasa kasihan dengan wanita ini, sepertinya ia merasa terpukul karena kejadian ini.

"Baiklah tunggulah disini"

Seokjin mengecek alat perekam jantung (EKG), detak jantungnya masih lemah. Ia kemudian mengeluarkan alat stetoskop.

Ia menghela nafas, belum ada tanda - tanda bahwa Chanyeol akan baik - baik saja, tidak ada perkembangan sama sekali.

"Bagaimana dok?" Tanya Irene dengan penuh harap.

"Maaf.. jantungnya masih lemah, belum ada tanda - tanda ia akan bangun, bersabarlah"

Setelah mendengar itu, pikirannya berkecamuk, ia merasa pusing yang sangat hebat. Penglihatannya mulai mengkabur.

"Nyonya park!"

Pekikan Seokjin terdengar kedalam gendang telinganya, setelah itu semua seakan gelap dan sunyi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Semoga semuanya baik - baik saja.. gimana ceritanya? Vommentnya juseyo😘😘

-author

The Cold Human Is Mine {CHANYEOL - IRENE} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang