Part 14 Tak Pernah Bisa Memaksakan

1.9K 144 5
                                    

Ikram sedang mengecek router ketika ada beberapa orang yang komplain mengenai jaringan internet yang error. Diiringi lagu Anggur Merah dari Meggy Z yang mengalun dari laptop Dion, Ikram tetap berkonsentrasi. Meskipun suara Dion yang berusaha masuk dengan suara Meggy Z terdengar sengau dan bisa membuat sebagian orang darah tinggi secara tiba-tiba, kuping Ikram tetap bertahan, belum berdarah-darah.

Telepon di meja Ikram berdering. Di layarnya terpampang nomor ekstensi meja Kia. Wiihh, langsung segar!

"Halo."

"Halo, Hoka-Hoka Bento. Mau pesan apa?" canda Ikram menahan tawa.

"Mas ih!" omel Kia sebal, tapi lalu mereka berdua tertawa.

"Iya, kenapa Kia?"

"Hmm... Kayaknya jadwal nonton hari Sabtu besok nggak bisa, deh."

Yaahh... Ikram kecewa. Padahal Ikram sudah senang banget bisa jalan berdua sama Kia setelah minggu lalu ajakannya gagal karena Kia pengin pulang ke Bogor.

"Oh gitu," ucap Ikram sok cool. Padahal dalam hati gondok banget. Iya, lah, dia sudah ngarep dari seminggu yang lalu.

"Reschedule yah. Boleh?" pinta Kia.

"Boleh dong. Memangnya kamu mau ke mana? Atau kamu lagi sakit?" tanya Ikram khawatir.

"Nggak. Kia mau pulang ke Bogor. Kak Tara Rabu kemarin lahiran. Mumpung besok weekend, Kia mau sekalian pulang."

"Wah, punya keponakan baru, dong. Mau berangkat ke Bogornya kapan emang?"

"Nanti sore. Habis pulang ngantor langsung ke Bogor."

"Sama siapa?"

"Sendiri, Mas."

"Naik apa?"

"Kereta paling."

"Yakin, Ki? Ini Jumat lho. Pasti penuh deh keretanya."

"Sudah biasa, kok."

"Jangan, Ki. Saya anterin saja, ya."

"Hah? Ke Bogor?"

"Iya. Saya anterin saja, ya?"

"Jauh, Mas. Kasihan."

"Nggak pa-pa, lagi. Saya sudah biasa nyetir jauh."

Lama hening, Kia tak menjawab apa-apa.

"Yah?" ucap Ikram lagi menginformasi.

"Hmmm... Ya sudah, deh."

Yes! batin Ikram.

Tiba-tiba nyanyian duet Meggy Z dan Dion terdengar merdu di telinganya.

***

Ikram melihat Kia menguap berkali-kali, tapi perempuan itu tetap tak mau memejamkan matanya.

"Tidur saja, Ki. Nanti kalau sudah di Jalan Yasmin saya bangunin. Rumah kamu di Bogor Kota, kan? "

"Iya. Nggak pa-pa, kok. Kia nggak ngantuk-ngantuk banget."

"Kirain nggak bakalan semacet ini, ya. Hari ini nggak tahu kenapa kok macetnya parah banget."

"Soalnya mau weekend, orang-orang pada pulang, kali."

Sebenarnya Kia sedang sibuk berpikir, meskipun sebenarnya ngantuk banget. Ketika Ikram ngotot untuk mengantarnya pulang ke Bogor tadi siang, ia langsung panik karena nanti pasti Ikram akan bertemu sama Bunda dan Ayah di rumah. Atau kalau pun Ikram tidak masuk ke rumah, Bunda pasti nanya-nanya soal orang yang nganterin dia. Duh, repot nggak sih?

After BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang