A-1

448 29 15
                                    

Di sekolah yang sudah sepi, suasana hening. Para murid sudah pulang ke rumah masing-masing.

Di satu ruangan, ada dua orang sedang berbicara serius. Tanpa mereka sadari, ada seseorang yg memperhatikan gerak gerik mereka.

"Kenapa kalian melakukan hal ini?"

Suara serak karena menahan emosi itu mengagetkan dua remaja yang sedang bermesraan.

"Alfa!" teriak kedua remaja itu bersamaan.

"Al, aku bisa jelasin ke kamu. Ini nggak seperti yang kamu lihat." Cassy mendekati pemuda itu.

"Sudah berapa lama?" tanya Alfa dingin.

"Al, denger penjelasan kita dulu sebelum lo memutuskan!" Alex ikut mendekati Alfa.

"Lo mau bilang kalo Cassy itu cewek lo? Atau lo mau bilang kalo Cassy selingkuh sama lo di belakang gue?"

Alex menarik nafas panjang, "Al, sebenarnya gue sama Cassy sudah punya hubungan sejak dia belum kenal sama lo. Jadi di sini yang berstatus selingkuhan itu adalah lo bukan gue!" jelas Alex panjang lebar.

Alfa semakin emosi setelah mendengar perkataan yang terlontar dari mulut Alex. Sorot matanya menunjukkan rasa sedih dan kecewa yang sangat dalam.

Alex menyadari hal itu, tapi untuk saat ini dia benar-benar melupakan siapa sahabatnya. Hingga ia dengan tega menyakiti hati Alfa, seseorang yang sudah dianggap saudara.

Alfa membalikkan tubuhnya dan melangkah menjauh meninggalkan mereka berdua. Masih dengan hati yang terluka, Alfa berjalan menuju mobilnya yang terparkir rapi di sebelah mobil Alex.

Sampai di dekat mobil, Alfa disambut wajah bingung sepupu sekaligus sahabatnya, Rio.

"Lo kenapa Al?" tanya Rio saat melihat kusutnya wajah Alfa.

Alfa menatap Rio dengan wajah yang sangat suram tanpa cahaya, "Alex punya hubungan dengan Cassy."

"APA?" teriak Rio spontan.

"Sejak kapan mereka berhubungan di belakang lo? Gila ya si Alex, nggak sadar diri banget jadi orang. Nggak ingat apa tiap hari dia makan dimana. Bener-bener tuh anak." Rio geleng-geleng memikirkan sahabatnya itu.

"Mereka berhubungan sebelum gue hadir di antara mereka. Gue berada di antara mereka sebagai orang ketiga!"

Rio merasa kasihan melihat sepupunya dikhianati sahabatnya sendiri. Atau mungkin orang asing yang sengaja hadir dan merusak persahabatan yang telah lama terjalin. Rio sangat ingat bagaimana mereka setiap hari selalu bertiga dalam hal apa pun. Bahkan saat keluarga Alex mengalami fase paling bawah pun, hanya Alfa yang dengan ikhlas mau menolongnya.

Tapi kini, Alex benar-benar sangat mengecewakan. Sebenarnya Alex tidak salah, tapi Cassy yang dengan gampangnya menerima pernyataan cinta seorang Alfa saat dirinya sudah bersama Alex. Entah apa alasan Cassy melakukan hal ini. Sengaja atau tidak yang pasti hal ini sudah sangat melukai hati Alfa.

Lalu apakah Alfa akan menyalahkan Cassy? Jawabnya adalah tidak.

Alfa mempunyai rasa yang amat dalam pada Cassy. Tidak mudah baginya untuk menyalahkan atau mengikhlaskannya untuk Alex. Meski Alex adalah seorang sahabat yang sudah lama ia kenal bahkan Alfa sudah menganggap Alex seperti saudaranya sendiri.

Alfa adalah anak tunggal dan Alex yang dulu tinggal bersebelahan dengan rumahnya sudah menjadi sahabat sejak kecil. Berbeda dengan Rio. Rio adalah sepupu Alfa yang tinggal di luar kota dan baru setahun terakhir ia dan keluarga kembali ke kota yang sama dengan Alfa.

Satu kenyataan yang Alfa terima saat ini sangat mengecewakan seluruh anggota keluarganya. Tapi mereka tidak bisa menyalahkan Alex, karena mereka mengenal Alex dengan baik. Mereka yakin ini semua bukan kemauan Alex, tapi Cassylah yang mempunyai niat tidak baik dengan mendekati dua sahabat itu dan menerima cinta kedua sahabat itu.

Alfa dan Rio langsung pulang setelah mendengar keseluruhan cerita Alfa. Kini Amanda berada di kamar Alfa setelah mendengar semuanya dari Rio.

"Al, mama berharap kamu tidak bermusuhan dengan Alex. Bagaimanapun juga kamu lebih dulu dan lebih lama mengenal Alex dari pada mengenal Cassy!" kata Amanda, mama Alfa.

Alfa tak sedikit pun bersuara untuk menanggapi perkataan orang tuanya. Ia hanya diam tak bergeming.

"Cobalah untuk menenangkan diri dan berpikir jernih agar kamu tidak salah dalam mengambil sebuah keputusan!" Amanda kembali berkata meski tetap tidak mendapat jawaban dari putra tunggalnya.

Amanda menarik nafas panjang lalu menghembuskannya. Ia tidak tega melihat keadaan Alfa seperti sekarang, tapi ia sadar ia tidak bisa melakukan apa pun untuk saat ini.

Setelah mengusap kepala Alfa lembut dan mengecup puncak kepalanya sekilas, Amanda keluar dari kamar Alfa menuju ruang keluarga. Di sana sudah berkumpul seluruh anggota keluarga.

"Bagaimana Alfa, Man?" tanya Thalita, nenek Alfa.

Amanda hanya menggeleng seraya menunduk lesu sebagai jawaban. Mereka sudah menduganya, pasti inilah yang akan mereka dapat dari Alfa untuk sekarang.

Alfa memang sosok yang ceria saat bersama keluarga dan para sahabatnya. Tapi ia akan bersosok cuek saat dengan orang asing. Semua anggota keluarga dan para sahabatnya pasti kenal Alfa dengan sifat itu dan mereka juga pasti hafal bagaimana sosok Alfa saat dalam masalah. Ia akan diam dan dingin pada siapa saja meski itu orang yang ia kenal seperti keluarganya.

"Kita akan memikirkan tentang Alfa lagi besok, sekarang sudah malam sebaiknya kita semua istirahat!" Adjie mengelus pundak istrinya lembut.

Amanda hanya mengangguk kemudian berdiri mengikuti suaminya ke kamar untuk beristirahat.

"Rio, kamu menginap saja di sini. Biar Oma yang bicara pada mama kamu!"

Rio mengangguk patuh, kemudian ia beranjak meninggalkan ruang keluarga menuju kamar yang biasa ia tempati saat menginap di rumah sepupunya ini.

♥ ♥ ♥

Alfa masih terjaga meski malam telah larut. Ia masih memikirkan kejadian yang terjadi dalam satu hari ini.

Alfa tidak membenci Alex, ia hanya kecewa. Dan Cassy, Alfa tidak habis pikir. Bagaimana bisa gadis itu menerima pernyataan cintanya satu bulan lalu jika ia sudah berhubungan dengan Alex.

Apa Cassy sengaja melakukan ini untuk merusak persahabatannnya dengan Alex?

Alfa masih memikirkan segala kemungkinan yang ada. Namun saat segala kemungkinan itu mengarah untuk menyalahkan Cassy, hati Alfa selalu menolaknya.

Salahkan perasaan Alfa yang terlalu dalam pada Cassy.

"Kenapa aku harus mengetahui semua ini saat hati merasakan sayang yang sangat dalam padamu? Ketahuilah dipermainkan saat hati merasa benar-benar sayang itu rasanya sangat menyakitkan!"

*****

AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang