A-9

101 11 0
                                    

Alfa terlihat melamun di tempat duduknya. Jam pelajaran terakhir dan mereka mendapatkan jam kosong. Sungguh kebahagiaan yang hakiki yang bisa dirasakan oleh semua siswa.

Semua temannya sibuk sendiri. Ada yang bergosip ria, bermain game atau menonton film melalui laptop mereka. Dan ada beberapa yang lebih memilih diam di bangkunya untuk mengerjakan tugas yang diberikan.

Rio melihat Alfa yang hanya diam dan melamun entah memikirkan apa atau siapa. Ia memutuskan mendekati sepupunya itu setelah puas bermain bersama temannya.

Rio duduk di sebelah Alfa, "Lo mikirin apa?"

Alfa menoleh saat menyadari seseorang di sampingnya, "Nggak ada,"

"Al, sampai kapan sih lo mau terus melamun kayak gini? Lo nggak inget ucapan Agatha, lo itu harus..."

"Buka mata!" potong Alfa.

"Gue nggak mau bahas Agatha,"

Rio menatap Alfa heran, "Kenapa lagi?"

"Gue berkali-kali ketemu dia," ucap Alfa mengawali cerita.

"Hahahaha, mungkin kalian jodoh!" Rio tertawa, Alfa semakin kesal melihatnya.

Suara bel pulang sekolah terdengar. Alfa dan Rio keluar kelas dan berjalan menuju parkiran. Setelah masuk ke dalam mobil, Alfa segera melajukannya keluar area sekolah.

"Al, lo nggak mau lanjut cerita Agatha tadi?" Rio membuka percakapan.

"Oma sama Mama juga kenal Aga, katanya mereka pernah bertemu waktu Oma nolongin salah satu adeknya Aga!" kata Alfa sambil fokus pada jalanan.

"Emang Aga punya berapa adek?" tanya Rio.

"Tujuh, Aga tinggal di rumah asuh seperti panti asuhan gitu tapi bukan panti asuhan." jelas Alfa, "Aga di sana tinggal sama seorang Bunda, namanya Dian, dan seorang kakak, namanya Sima! Kalo adek-adeknya namanya Kania, Juna, Vian, Fia, Fina, Acha, dan Iky."

"Wuiiihh, lo tau banyak? Lo udah deket sama Aga?" takjub Rio.

"Dua minggu yang lalu dia nolongin Oma waktu hampir ketabrak mobil, jadi kita harus nganter dia pulang! Seminggu setelahnya gue nggak sengaja ketemu dia lagi jalan sendirian pas pulang sekolah, jadi gue nganter dia pulang lagi!"

Rio mengangguk-anggukkan kepalanya, "Seminggu yang lalu berarti pas lo pulang sekolah sampai malem itu ya?" terka Rio.

Alfa menoleh ke arah Rio sekilas lalu kembali memandang jalanan di depannya.

"Iya, waktu itu gue mampir ke rumah asuh terus diajak Kania main jadi lupa waktu!"

"Baru Kania udah bisa lupa waktu, gimana kalo udah sama Agatha?" Rio mengetuk-ketuk dagunya menggunakan telunjuknya.

Alfa tidak menjawab apa pun karena tiba-tiba ia melihat dua orang gadis sedang berjalan memasuki area alun-alun kota. Alfa langsung berbelok dan memarkirkan mobilnya.

"Eh, Al, kok kesini? Lo mau ngapain sih, laper lo?"

"Gue lihat Aga, lo kalo nggak mau ikut di sini aja!"

"Enak aja lo, gue ikutlah!"

Setelahnya mereka turun dari mobil dan memasuki area alun-alun untuk menemukan keberadaan Agatha.

Tidak lama berjalan, mereka sudah menemukan kedua gadis itu di area food court. Alfa berjalan kearah dua gadis itu diikuti Rio di belakangnya.

"Siang," sapa Alfa sambil duduk di sebelah Aga.

Rio ikut duduk de sebelah Ale dan tersenyum pada Ale.

"Ngapain di sini?" tanya Aga sambil menatap Alfa.

"Kangen sama lo!" jawab Alfa cuek.

Aga biasa saat mendengar jawaban Alfa, tapi tidak dengan dua orang di depannya. Mereka tidak pernah tahu bagaimana Alfa saat di dekat Aga.

"Oh, kirain ada yang penting!" Aga kembali fokus pada es krim yang sedari tadi ia nikmati.

"Lo nggak mau nawarin kita makan gitu?"

"Gue bukan pemilik nih warung,"

"Seenggaknya lo ngajak gue makan atau cuma nawarin gitu!"

"Siapa lo buat gue?"

"Pacar!"

Alfa merebut es krim di depan Aga dan mulai menyendoknya. Sedangkan Ale dan Rio saling pandang, mereka sama-sama merasa kaget dan heran dengan kedua teman mereka di depannya saat ini.

"Alfa, lo kan bisa pesen sendiri! Balikin es krim gue!" Aga merebut mangkuk es krimnya.

Tidak tinggal diam, Alfa pun ikut menarik kembali mangkuk itu. Aga kesal, ia pun melepaskan tangannya. Alfa yang melihat itu tersenyum menatap Aga.

"Gila nih cowok kalo senyum gitu manis banget! Leleh gue," batin Ale.

"Gue baru kali ini lihat lo kembali tersenyum seperti itu, Al," batin Rio.

"Ya udah maaf, sini buka mulut lo!" Alfa menyendok es krim itu dan mulai menyuapkan pada Aga.

Aga tampak berbinar saat menerima suapan Alfa. Mereka terlihat nyaman dengan apa yang mereka lakukan. Bukan hanya mereka, tapi dua orang di depannya pun senang melihat mereka.

"Lo ngapain disini?" tanya Aga menatap Alfa serius.

Alfa balik menatap Aga, "Tadi gue lihat lo masuk kesini jadi gue nyusul!"

Aga mengangguk sambil masih menerima suapan Alfa. Alfa mengulurkan tangannya untuk mengusap sudut bibir Aga yang terkena es krim.

"Kebiasaan kalo makan suka belepotan, mau ngasih kode biar gue ngusap bibir lo?"

Seketika wajah Aga merah, "Lo tuh ya, gue juga nggak mau lo usap gitu! Sini gue makan sendiri aja!" Aga memalingkan wajahnya karena masih salting.

"Setelah ini lo mau kemana?" tanya Alfa setelah beberapa detik diam menikmati wajah blushing Aga.

"Gue mau pulang, kalo Ale mau ke rumah asuh!" jawab Aga.

"Lo mau pulang kemana?" tanya Alfa bingung.

Aga mengangkat bahunya, "Gue juga nggak tau! Terserah dia aja sih kalo gue."

"Dia?" beo Alfa.

Aga mengangguk.

"Siapa?"

"Oh, dia itu...."

Kata-kata Aga terpotong karena seseorang memanggilnya dari jauh.

"Eh, gue duluan ya. Bye semua, bye Al!"

Alfa menarik tangan Aga dan berdiri mendekatinya.

"Nanti nggak balik ke rumah asuh?"

"Balik kok,"

"Hati-hati," Alfa mengecup puncak kepala Aga.

Aga hanya tersenyum dan mengangguk kemudian berlari menghampiri orang yang memanggilnya.

Ale dan Rio yang menatap mereka semakin heran, sebenarnya apa hubungan mereka?

"Le, lo mau bareng kita aja? Kita anter ke rumah asuh," tawar Alfa. Ale hanya mengangguk sebagai jawaban.

'Tindakan sekecil apapun bisa berpengaruh pada perasaan seseorang yang menerima tindakan itu.'

Pipitt

AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang