A-6

101 13 0
                                    

Alfa termenung sendiri di teras balkon kamarnya. Pikirannya berkelana mengingat kembali setiap ucapan yang keluar dari mulut seorang gadis yang tidak pernah ia kenal sebelumnya.

"Coba buka mata lo, lihat orang-orang disekitar lo jangan hanya larut dengan dia yang hanya membuatmu terluka."

Kata-kata itu terus berputar di kepalanya. Alfa terus berpikir, bagaimana orang asing itu bisa berbicara tentang dirinya seperti itu?

Alfa terus tenggelam dalam pikirannya hingga tak menyadari kedatangan Amanda di kamarnya. Amanda mendekat ke arah balkon menghampiri Alfa. Saat sadar Alfa tengah melamun, Amanda mengangkat tangannya untuk mengusap lembut kepala Alfa.

Kaget menerima usapan lembut dari mamanya, Alfa pun menoleh kemudian tersenyum menyapa.

"Kenapa kamu di luar? Ini sudah malam,"

"Al mau cerita, Mama duduk sini deh!" seru Alfa seraya menepuk bagian kosong di sampingnya.

Amanda tersenyum dan melangkah menuruti putranya. Ia duduk di samping Alfa dan Alfa langsung menaruh kepalanya di pangkuan Amanda.

"Kamu mau cerita apa?" tanya Amanda.

Alfa menikmati setiap usapan lembut dari tangan mamanya, "Al tadi nabrak cewek, Ma, waktu pulang sama Rio! Tapi cewek itu nggak sampai kenapa-kenapa kok,"

"Kamu ini, kok bisa sampai nabrak sih? Kamu ngelamun lagi?"

Alfa hanya mengangguk menjawab pertanyaan itu. Amanda menarik napas panjang,

"Lain kali jangan seperti itu! Kasihan mereka yang nantinya bisa terluka karena kamu!" nasihat Amanda.

Setelah itu mereka hanya diam menciptakan keheningan di tengah malam yang semakin larut.

"Ma," panggil Alfa memecah keheningan.

"Hm?" Amanda hanya menjawab dengan berdehem.

"Cewek yang tadi Al tabrak mengucapkan beberapa kalimat yang sampai sekarang berputar di kepala Al,"

"Kalimat apa yang dia ucapkan?" tanya Amanda menanggapi.

"Buka mata lo, lihat sekitar lo! Jangan hanya tenggelam dengan masa lalu yang membuatmu terluka! Lihat di sekitar lo banyak yang terluka karena sikap lo!" Alfa merangkai kata yang diucapkan Aga.

"Kamu mengenal cewek itu?" tanya Amanda yang mulai penasaran.

Alfa menggelengkan kepalanya masih dalam posisi tidur di pangkuan Amanda.

"Al baru tahu tadi setelah Al menabraknya. Tapi entah kenapa Al merasa tidak asing dengan cewek itu."

"Kamu tau namanya?"

"Namanya Agatha,"

Amanda menghentikan gerakan tangannya saat mendengar nama itu. Nama yang beberapa hari yang lalu ia kenal.

"Apa mungkin Aga sudah menjalankan tugasnya? Atau mungkin itu Agatha yang lain, tapi jika apa yang diucapkan Alfa tentang cewek itu yang berbicara memojokkannya aku sangat yakin itu adalah Aga yang sama!" Amanda menbatin menerka-nerka.

"Ma," panggil Alfa kembali.

"Iya?"

"Apa mama terluka karena sikap Alfa selama ini?"

Amanda hanya diam, ia bingung harus menjawab apa. Alfa bangkit dari posisinya saat merasakan mamanya hanya diam.

"Mama jujur sama Al, Mama tersakiti dengan sikap Al?" Alfa menatap dalam netra sang mama.

Mendapat tatapan dari anak tunggalnya, Amanda menunduk.

"Mama bukan tersakiti Al, mama dan yang lainnya hanya merindukan kamu yang dulu!" Amanda mengangkat kepalanya dan memandang lurus ke depan, "kamu yang dulu selalu tertawa dan membawa kebahagiaan di rumah ini."

Alfa masih menatap mamanya. Ia menunggu mamanya melanjutkan ucapannya.

"Mama hanya merasa kehilangan sosok anak mama." Amanda melanjutkan, "mama tidak mendukung atau membela cewek yang bernama Agatha, tapi menurut mama apa yang dia ucapkan itu benar! Kamu harus bisa mengikhlaskan Cassy dan memulai kembali kehidupan baru kamu!"

Amanda beralih menatap Alfa. Tangannya terulur untuk menggenggam tangan putra.

"Kamu harus berani mencoba Al! Hidup kamu masih panjang, jika kamu terus menerus tengelam dengan kenangan Cassy, kamu tidak akan bisa mpersiapkan masa yang akan datang!"

"Cobalah untuk bangkit! Jalani masa sekarang tanpa terbenani dengan masa lalu untuk mempersiapkan masa yang akan datang!" Amanda mengakhiri nasihatnya dengan senyuman yang sangat menenangkan.

"Al akan mencobanya, Ma, tapi mungkin Al butuh waktu!"

"Bukan waktu yang kamu butuhkan karena terlalu banyak waktu yang sudah kamu buang sia-sia. Yang kamu butuhkan adalah keberanian dan seseorang yang mampu mengajakmu keluar dari masa lalu itu!"

Amanda mengusap pipi Alfa lembut, "Coba buka hatimu untuk orang lain, biarkan seseorang mencoba untuk masuk! Kamu tidak akan tahu, mungkin orang asing itu akan lebih membuatmu nyaman dari masa lalumu! Ikhlaskan semua, Nak!"

Setelah mengucapkan itu, Amanda berdiri.

"Mama keluar dulu, malam semakin larut sebaiknya kamu juga masuk. Kamu bisa masuk angin jika terus berada di sini."

Amanda berjalan keluar dari kamar Alfa tanpa menunggu jawaban dari Alfa.

Alfa masih diam dan kembali berpikir tentang apa yang mamanya ucapkan. Mungkin memang benar dirinya masih larut dengan masa lalu dan sangat sulit untuk bangkit kembali. Tapi jika bangkit dengan cara membuka hati untuk orang lain, Alfa merasa tidak mampu melakukannya.

"Al akan berusaha bangkit, Ma, tapi tidak dengan melupakan cinta Al!" gumam Alfa pada dirinya sendiri.

"Al akan menemukan cara lain untuk keluar dari bayang masa lalu ini. Cara Al sendiri!"

Alfa bangkit dari duduknya dan melangkah memasuki kamar. Tidak lupa ia menutup pintu dan menguncinya. Setelah itu ia melangkah menuju kasur dan merebahkan dirinya. Ia menarik selimut dan mulai memejamkan matanya.

Kamu tidak tahu takdir apa yang akan menantimu di sana.
Tapi kamu harus yakin, takdir Tuhan pasti terbaik dari semua hal kamu rencanakan.

Queennquee
😘

AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang