Salapan.

3.8K 621 31
                                    

Bel sekolah sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu, gue lagi sibuk membereskan buku yang berceceran diatas meja.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundak gue, gue menoleh melihat ketiga teman seper-bodoh-an gue sedang tersenyum nggak jelas.

"Jadi kan hari ini kerkom di rumah lo?" Tanya Fanel.

Gue menghela nafas, "Iya jadi kok,"

"Horeeeeeee!" Teriak mereka bertiga mirip bocah cilik.

"Gue tau ya pemikiran lo pada, awas gosah ganjen lo semua," ancem gue sambil melotot.

Iya tahu, kerja kelompok itu cuma akal-akalan mereka buat datang ke rumah gue. Selain pengen makanan gratis dan wifi dan juga modus ke bokap gue. Ckck, dasar onna zaman ima sukanya sugar daddy.

"Suka galak gitu lo sama calon ibu masa depan," celetuk Kamel.

"Najis! Sadar umur kali mel yaampun,"

"Ye kalau kejadian, jangan sampe nangis darah ya!" Ketawa laknat Kamel terdengar.

"Nggak sabar ketemu Om Kuroo,"

"Dalam mimpi!"

****

Akhirnya kita berempat udah duduk manis di ruang tengah rumah gue dengan ditemani beberapa makanan dan botol minuman yang entah sejak kapan udah ada di atas meja.

"Bokap lo belum pulang?" Tanya Kamel.

"Beloman, paling malem," jawab gue singkat sambil fokus ngerjain soal.

"Duh, lama banget ya Om Kuroo pulangnya,"

"Kenapa nungguin saya pulang?" suara bariton mengagetkan kita berempat, dengan serentak menoleh ke arah sumber suara.

"Kenapa nungguin saya pulang?" suara bariton mengagetkan kita berempat, dengan serentak menoleh ke arah sumber suara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daddy tuh ya kalau pake setelan kantor itu fix definisi dari 'nikmat Tuhan mana yang engkau dustakan'.

"Daddy!"

"Halo sayang, lagi pada ngerjain tugas ya?" Tanya Daddy sambil jalan mendekat ke arah kita berempat.

"Iya nih Om, biasa tugas kelompok," jawab Lea, temen gue yang paling kalem di antara yang lainnya.

"Kok Daddy pulang cepet?"

"Hari ini nggak ada rapat, jadi Daddy langsung pulang. Oh iya, nih buat kalian biar tambah semangat belajar nya," Daddy sambil menyodorkan keresek putih yang gue lihat isinya martabak asin kesukaan gue.

"Makasih Om ganteng," mulai deh centilnya Kamel.

"Ahaha, iya sama-sama, tahu kok Om emang ganteng," ucap Daddy pede.

"Pede banget," gue melengos.

"Kamu tuh suka syirik," Daddy mengusak-usak rambut gue pelan.

"Yaudah ya Om tinggal, semangat darah muda," gue menatap punggung Daddy yang berjalan menjauh.

"Duh berasa ngeliat masa depan," celetuk Kamel.

"Fak,"

Iya juga sih ya.

*****

Daddy! | Kuroo Tetsurou.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang