Sabelas.

3.5K 595 30
                                    

Masih di rumah Om Bokuto, gue lagi duduk-duduk santai di ruang tengah nya Om Bokuto sambil menyeruput es jeruk. Seger bor.

Gue melihat Daddy yang duduk di samping gue sambil main game l*udo di gawai sama Om Bokuto masih aja memberenggut kesal, entah kenapa sejak melihat Rei, beliau menampakan mimik nggak suka.

"Lu makin cantik aja ya, [name]. Hampir 2 tahun mungkin ya nggak ketemu?" Gue tersedak mendengar perkataan Rei, 2 kali gengs gue dibilang cantik.

"Bisa aja lo, lo juga makin keliatan lebih oke daripada sebelumnya. Biasanya kan ingus lo suka meler. Hahaha," ucap gue agak memblurkan kata ganteng dengan oke. Gengsi dong bro.

"Haha, gue nggak pernah ingusan ya. Nggak kaya lu, suka nangis gue lagi yang gendong,"

"Heh! Anak burhan! Jangan panggil anak saya cantik ya!" Gue hanya memutar bola mata jengah sama perkataan Daddy, tiap kali ada yang muji gue beliau pasti enggak terima. Padahal Rei itu sahabat dari orok, tapi masih aja beliau marah. Untung ganteng jadi termaafkan.

Gue sama Rei udah sahabatan dari orok karena Daddy kita sahabatan, kita udah deket banget. Sampe akhirnya 2 tahun yang lalu Rei pindah buat nerusin sekolah di Australia di kampung halaman ibunya, maklum Rei itu blasteran. Dan gue nggak tahu kalau Rei udah pulang dari Australia, entah menetap atau tidak gue juga enggak tau.

"Nama saya Rei om," ucap Rei mengkoreksi.

"Iya iya terserah kamu, yang terpenting jangan muji-muji anak saya cantik!"

"Berarti kalau jelek boleh dong?"

Fak anjir:( masa jelek sih. Padahal gue udah secantik kendal jener.

"Anak saya itu cantik! Paling cantik sedunia!" ucap Daddy marah, aduh jimayu paling cantik sedunia.

"Udah udah Dad, jangan marah-marah. Lagian Rei niatnya baik buat muji aku,"

"Kamu tuh! Jangan termakan sama pujian palsu anak burhan itu!" Lho anjir jadi gue yang kena marah:(.

"Itu modus namanya! Muji dulu nanti deketin terus dipacarin!"

"Iya iya daddy, aku ngerti kok," gue akhirnya mengalah, kalau enggak kaya gini beliau pasti bakalan ceramah panjang lebar.

"Berisik banget sih bro! Udahlah nih mainin l*udo lu nanti kalah lagi,"

"Eh iya anjir!" Akhirnya fokus daddy kembali lagi sama permainan di gawainya. Gue hanya menghela nafas lalu gue lihat Rei yang menatap intens gue, grogi banget diliatin cogan.

"Cantik," gue bisa melihat bibir Rei yang mengumamkan kata itu tanpa bersuara.

Fak baper boleh enggak sih?

*****

Daddy! | Kuroo Tetsurou.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang