"Kayanya Daddy nggak usah jadi berangkat deh dek,"
Gue cuma bisa menghela nafas, "Dad, aku gak mau ya punya Daddy yang plin-plan, setahu aku Daddy paling tegas kalau masalah kerjaan,"
Daddy menatap gue, wajahnya khawatir banget, "Ya tapi----,"
"Yaelah bro, udah sono pergi, anak lu aman sama gue," sahut Om Bokuto.
Iya kita berempat lagi di bandara, nungguin Daddy buat take off, iya berempat, gue, Daddy, Om Bokuto dan Rei, hehe.
Rei ternyata pindah sekolah di Indonesia, gue udah mikir juga sih, tapi nggak menyangka aja beneran pindah.
"Bukan gitu burhan!"
"Gue tahu, ada anak gue kan? Yaelah lu, masih aja phobia anak gue,"
"Bukan phobia ya burhan! Nanti anak lu menelin anak gue gimana?!"
"Ya gak gimana-mana tinggal restuin aja apa susah?"
Secara tidak langsung sudah mendapat restu dari camer, eh:))))
Daddy keliatan frustasi sambil mengacak-acak rambut, padahal gayanya udah kece banget cem boyben koriya.
Pake ripped jeans terus sama kemeja jatuh yang dilipat tangannya sampe ke siku, nggak lupa snapback, sama headset. HmmmmM:))
Pantes kemarin gue merasa melupakan sesuatu, ternyata ada Rei dan Daddy nggak inget, pas tadi pagi dateng buat ketemu Om Bokuto sekalian nitipin gue, Daddy baru sadar. Beliau langsung memutuskan untuk nggak jadi pergi keluar kota. Padahal ya, nggak papa gitu emang ada yang salah sama Rei? Kan lumayan juga buat gue rezeki hehe.
"Gapapa Dad, udah sana berangkat nanti ketinggalan pesawat gimana?" Tanya gue.
Daddy mendelik kearah gue, "Kamu ngusir Daddy? Kesenengan bisa tinggal seminggu bareng anak burhan?"
Gue menghela nafas lagi, terus menoleh kearah Rei yang lagi senyum kalem aja, gue langsung menatap Daddy, "Bukan gitu Dad, iya aku seneng ada Rei kan lumayan ada temen juga, tapi aku gamau Daddy melalaikan pekerjaan Daddy cuma demi aku, Daddy kerja juga buat aku kan? Terus kalau Daddy nggak kerja aku gimana?" Dan dengan jurus puppy eyes gue menatap Daddy penuh harap.
Gue bisa melihat pertahanan beliau berangsur runtuh, Daddy menjulurkan tangan dan mengusak-ngusak kepala gue, "Maafin Daddy ya,"
Sedetik kemudian Daddy langsung menatap sengit Rei yang ada disebelah Om Bokuto, "Awas ya kamu kalau ketahuan menelin anak saya, saya paksa lagi kamu buat balik ke Australi!"
"HEY HEY HEY! GUE YANG BAPAKNYA!"
"BODO AMAT!"
Gue bisa liat Rei cuma ketawa, "Jadi kalau gak ketahuan gapapa kan Om?" Tanya Rei.
"Mau saya deportasi sekarang?!"
Rei lagi-lagi ketawa, mana ganteng lagi huhuhu.
Daddy langsung noleh kearah gue, dan megang kedua pundak gue.
"Jangan sampai kamu termakan rayuan anak burhan!"
"Minimal lima meter jauh-jauh dari anak burhan!"
"Kalau dia apa-apain kamu langsung aja tonjok dan telpon Daddy, kalau bilang sama Burhan nggak bakal bener!"
"Inget, jangan keluyuran kemana-mana sendirian!"
"Pulang sekolah langsung pulang!"
"Jangan lupa belajar!"
"Jangan begadang!"
"Uang saku udah Daddy tranfer ya,"
"Dihemat dek,"
"Jangan males makan!"
"Pokoknya inget pesan Daddy!"
"Didengerin gak?"
Gue cuma dongak aja terus ngangguk, Daddy ngedeket terus meluk gue, "Cuma seminggu, gausah sedih gitu ah, harusnya Daddy yang sedih jauh-jauh dari kamu,"
Gue bales meluk Daddy, "Ih apa sih, jangan lupa kangen aku ya Dad, jangan lupa nanti kalau udah sampe disana langsung telpon aku!"
"Iya sayang,"
"Jangan lupa makan, jangan kecapean, jangan maksain diri ya Dad,"
"Iya sayang,"
"Dan satu lagi.." Gue dongak natap Daddy "...jangan cari mamah baru,"
Daddy cuma ketawa kecil terus meluk gue makin erat, "Iya sayang, Daddy janji,"
Setelah itu Daddy melepaskan pelukan karena denger suara keberangkatannya. Sebelum benar-benar pergi Daddy cium kening gue, huhuhu sedih banget sih ini.
Beliau menoleh kearah Om Bokuto, "Gue titip anak gue ya, jangan lupa iket anak lu biar nggak menelin anak gue!"
"Aman! Anak lu pasti aman sama gue! Yaelah kebiasaan, sono berangkat!"
"Dan KAMU! Inget kata-kata saya tadi! Awas kalau sampai kamu lakuin!"
Rei senyum terus mengangguk, "Iya Om, tenang aja saya bakalan jagain [Name] sepenuh hati, jangan khawatir,"
"Bukan kamu yang jagain! Bapak mu aja udah cukup!"
"Iya makasih udah percaya sama saya Om,"
"Anak burhan------,"
"Dad, udah nanti terlambat," gue mengingatkan, karena kalau nggak kaya gini pasti makin lama.
Daddy menghela nafas terus senyum, "Yaudah ya Daddy berangkat dulu, jangan lupa pesan Daddy ya!"
Gue mengangguk terus senyum, "Siap bos!"
Gue cuma bisa melihat punggung tegap itu menjauh, meskipun sesekali Daddy noleh buat ngeliatin wajah sangarnya ke Rei, sedangkan yang jadi sasaran cuma ketawa-ketawa gak jelas.
"Yaudah yu pulang," ajak Om Bokuto yang jalan mendahului gue sama Rei.
Rei noleh kearah gue, "Yuk,"
Terus gue sadar bahwa ada tangan hangat yang membungkus tangan gue, gue noleh kearah pemilik yang lagi senyum lebar.
Aduh mas jangan bikin baper dong:(
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy! | Kuroo Tetsurou.
HumorCaptain's Haikyuu Daddy the Series " Alhamdulillah nggak khilaf. Untung inget bapak sendiri." ー Kuroo [name] [Daddy!Kuroo Tetsurou×Daughter Reader] warning: trashword, Indo AU/Lokal AU, tidak sesuai puebi dan masih banyak lagi! ©Haruichi Furudate...