"Dek sini,"
Gue yang sibuk memainkan handphone di ruang tamu langsung mendongak ketika mendapati Daddy duduk di kursi sebrang gue.
"Kenapa Dad?" Gue ikut aja langsung duduk di sebelah Daddy.
"Mau ada yang Daddy omongin," air muka Daddy pas bilang langsung serius.
Waduh apaan nih? Apa ada sesuatu? Apa gue kemarin ketahuan begadang dan bakalan dimarahin? Apa Daddy udah dapet calon baru?
"Apa Dad?"
Asli jantung gue dugun-dugun ini gak karuan, jarang banget Daddy memperlihatkan wajah seserius ini, kalau nggak menyangkut nilai gue.
"Daddy mau keluar kota,"
Hah?
Gue loading
Loading
Masih loading
Aha!
"Oh urusan bisnis?" Tanya gue.
Beliau cuma mengangguk, gue membalas senyum."Kapan berangkatnya?"
"Besok,"
"Oalah, yaudah Daddy tinggal berangkat aja. Kirain ada apaan,"
Gue melihat Daddy seperti terkejut gitu melihat respon gue, memang salah? Lagipula kalau Daddy nggak ada gue kan bisa bebas di rumah, hehehehehehehe.
"Kamu nggak marah?"
"Ya enggak lah Dad, kenapa harus marah?"
"Ya siapa tahu kamu marah, Daddy tinggal keluar kota terus,"
"Gapapa Dad, kan Daddy juga kerja buat aku, buat kebutuhan aku,"
Beliau tersenyum ketika mendengar ucapan gue, Daddy langsung aja megang kedua pipi gue terus di unyel-unyel.
"Lucunya anak Daddy,"
Gue mencoba melepaskan diri, sebetulnya enggan sih ya enak juga di unyel-unyel bapak ganteng ya kan?
Tapi ini unyelan Daddy tuh suka nggak kira-kira."A-aduh! Sakit Dad!"
Daddy ketawa terus melepaskan kedua tangannya, gue cuma bisa manyun.
"Makin lucu kalo manyun gitu,"
Gue mendelik ketika mendengarnya, beliau semakin keras ketawa.
"Udah ah! Kok jadi ngetawain aku sih!"
Daddy berhenti ketawa terus menoleh ke arah gue, "Maafin ya," terus mengusak-ngusak rambut gue.
Ya nggak papa juga sih, nanti seminggu ke depan pasti bakalan kangen sama Daddy.
Gue langsung berhambur meluk beliau, sedangkan beliau kaget gitu pas gue menerjang tapi balas meluk gue.
"Jangan cari mamah baru disana,"
"Iya sayang," gue bisa merasakan Daddy mencium puncak kepala gue.
Mau nangis aja rasanya, seminggu ditinggal Daddy, sebenernya udah biasa cuma ya gitu pasti bakalan kangen.
"Kamu nginep di rumah Om Bokuto ya? Gapapa?" Tanya Daddy.
Gue yang lagi meluk Daddy otomatis mendongak aja menatap Daddy, lah kok?
"Kenapa Om Bokuto? Biasanya di Om Kenma?" Tanya gue.
Biasanya Daddy kalau keluar kota menitipkan gue di Om Kenma karena ada anaknya Om Kenma juga yang seumuran sama gue dan sama-sama perempuan, jadi Daddy nggak khawatir kalau gue kesepian.
"Ayaka kan lagi study tour, nanti kesepian, lagipula kalau kamu dititip di Om Kenma nanti gak keurus, sibuk ngurusin padepokan online dia,"
Iya juga sih ya, Om Kenma sama istrinya itu lagi ldr, udah lama juga sih. Jadi bisa dibilang sekarang Om Kenma cuma tinggal berdua sama Ayaka, sedangkan istrinya kerja di luar kota jadi arsitek yang tendernya disana-sini. Yang ngurus rumah juga biasanya Ayaka, tiap gue dititipin di Om Kenma, gue juga jarang liat beliau, karena beliau sibuk banget mengurusi padepokan onlinenya, bisnis gitu, mengurusi server segala macem lah.
"Oiyaya, tapi kan Om Bokuto juga kerja?" Tanya gue.
"Iya kerja, tapi kan ada bibi yang biasa jaga rumah, jadi kamu ada yang nemenin dan bantuin, lagian Daddy nggak percaya kalau kamu bisa kerja sendirian,"
Tuhkan pasti ujungnya gini, emang sih kadang-kadang gue itu suka ceroboh.
"Yaudah gapapa, sendirian dirumah juga gapapa,"
Daddy langsung melotot pas denger gua ngomong kaya gitu, "Nggak akan pernah!"
Tapi kayanya ada yang kelewat deh? Apa ya?
*******

KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy! | Kuroo Tetsurou.
HumorCaptain's Haikyuu Daddy the Series " Alhamdulillah nggak khilaf. Untung inget bapak sendiri." ー Kuroo [name] [Daddy!Kuroo Tetsurou×Daughter Reader] warning: trashword, Indo AU/Lokal AU, tidak sesuai puebi dan masih banyak lagi! ©Haruichi Furudate...