12#One & Only

89.3K 4.7K 36
                                    

Sebelumnya pencet dulu tombol bintang di kiri bawah👍

""Sepahit-pahitnya kejujuran, kebohongan jauh lebih menyakitkan.""

Felia Silve

H A P P Y R E A D I N G


Beberapa orang perawat turut turun tangan untuk menangani Qia yang sudah pingsan tak sadarkan diri. Qia langsung diletakkan di brankar darurat dan dibawa ke IGD untuk penanganan awal.

Sama halnya dengan Arza, Bi Ijah juga kelihatan panik. Bisa di lihat dari wajahnya yang nampak cemas sambil berdoa.

" Tuan, sebaiknya tuan hubungi keluarga tuan tentang kondisi nyonya Qia." Bi Ijah memulai pembicaraan.

Arza yang awalnya menunduk langsung mendongakkan kepalanya, "Bibi benar, bagaimana bisa aku lupa memberitahukan kabar ini."

Arza berjalan menjauh dari ruangan tempat Qia sedang ditangani, nampaknya ia akan menghubungi orang tuanya terlebih dahulu.

Tut Tut Tut...

" Assalamualaikum, pah."

" Wa'alaikumussalam, ada apa za? Kedengarannya kamu sedang panik." Jawab orang diseberang sana.

" Pah, Qia sekarang sedang dirumah sakit. Qia tadi pingsan di kamarnya, Arza mohon papa sama Mama cepetan kesini pah " jelas Arza ke papa nya.

" Astagfirullah Arza, Iya nak. Papa sama Mama langsung berangkat sekarang. Kamu kirim alamat rumah sakit nya sekarang ya."

" Iya pah."

Tangan Arza dengan lincah menyapu layar handphonenya, mencari kontak seseorang yang akan ia hubungi selanjutnya. Dan ketemu lah kontak Arsen disana, ia langsung memencet tombol panggil.

Tut Tut Tut...

" Nomor yang Anda hubungi sedang berada di luar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi." Itulah kalimat yang keluar kala Arza mencoba menghubungi Arsen.

" Aishhh, kemana anak itu." Kesal Arza. Sekali lagi Arza memencet tombol panggil, namun nihil.

" Nomor yang Anda hubungi sedang berada di luar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi." Lagi-lagi kalimat itu yang keluar dari speaker Handpone Arza.

Tak lama, ada pesan masuk dari Bi Ijah.
Arza langsung membuka pesan tersebut kalau-kalau penting, benar saja. " Tuan, nyonya Qia sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Tempatnya di lantai dua ruang melati no 5."

Tak memikirkan Arsen lagi, Arza langsung menuju ke tempat adeknya dirawat. Dengan langkah nya yang lebar memudahkan nya untuk cepat sampai ke ruangan Qia dirawat.

Tanpa mengetok pintu, Arza langsung membukanya. Mencari sesuatu di tas Qia. Bi Ijah yang melihat itu heran.

" Tuan Arza sedang mencari apa?, Biar saya bantu." Tawar Bi Ijah.

" Bi, apa kata dokter tadi?. Qia kenapa? Apa kata dokter tadi?." Tanya Arza dengan sedikit tenang dan mendudukkan dirinya di sofa yang ada disana.

" Kata dokter, non Qia hanya memiliki banyak pikiran, hingga membuatnya tak sadarkan diri. Mengingat nyonya Qia hamil muda, kandungan non Qia sangat rentan tuan. " Jelas Bi Ijah.

Arza mengusap wajahnya gusar, " hp Qia mana Bi?."

Bi Ijah langsung mencarikan nya di tas peralatan milik Qia. " Ini Tuan."

Arza langsung mengambil benda persegi panjang itu dan langsung mengotak-atik nya. Mungkin dari sini Arza bisa mengetahui penyebab Qia mempunyai banyak pikiran.

My Cold Husband ( COMPLETED )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang