Sebelum baca, pencet dulu tombol bintang di kiri bawah 👍
"" Belajarlah dari lilin, di selalu setia menerangi kita di kegelapan hingga dia meleleh habis. Jangan sampai kita seperti duri yang selalu menyakiti orang lain.""
Sphagnum sp
H A P P Y R E A D I N G guys🎉
AUTHOR POV,
Hari ini keluarga Arsen dan Qia tengah menyantap makan siang bersama disalah satu restoran terkenal di Bandung . Mereka semua berkumpul untuk mengadakan syukuran kecil-kecil an di restoran tersebut untuk Qia yang hari ini sedang berulang tahun.
Awalnya Qia kaget, ia sama sekali tidak mengetahui tentang ini. Bahkan semalam, ia kira mertua dan orang tua nya sudah pulang ke Jakarta. Rupanya mereka cuma nginep di hotel. Kalian bertanya siapa yang menyiapkan ini semua? Jawabannya ialah mertua dan mamanya.
Arsen awalnya hanya ingin mengajak Qia jalan-jalan hari ini. Namun apalah daya nya, bundanya dan Mama mertuanya itu sudah lebih dulu menyiapkan semua ini. Restoran yang mereka tempati saat ini sudah di boking seharian penuh dari Minggu lalu.
Restoran ini berada di pinggir danau, belakang restoran tersebut menyediakan panorama alam yang sangat luar biasa. Disekelilingnya terdapat hamparan perkebunan teh yang mengbentang luas disana. Jadilah Qila dan Risa memilih tempat ini.
Soal biaya jangan ditanya, semua ini gratis karena restoran ini Om Karel lah yang punya. Padahal Arsen sudah menyiapkan uangnya untuk membayar semua ini.
Sekarang ini Qia duduk bersama Mama, bunda, Tante Lia, Tante Rara, cinta menantunya om Karel, dan Tante Riska bersama si kembar di halaman belakang restoran sambil berbincang-bincang.
Sedangkan Arsen bersama ayah, papa, Om Karel, Om Lana, Reza anaknya Om Karel, dan Om Aiman. Para lelaki beda kegiatan dengan para perempuan. Mereka memilih untuk memancing ikan di danau untuk sekedar bersenang-senang.
Arsen yang tidak suka memancing pun terpaksa ikut. Dari tadi kerjaannya cuma megang pancingan dengan malas, dan dari tadi juga ia tidak mendapat satu pun ikan. Sedangkan Yang lain sudah dapat, apalagi papa mertuanya itu sudah berhasil memperoleh 4 ekor ikan. Heol, ini benar-benar membosankan batinnya.
" Ingat jaman dulu ya, bolos sekolah cuman mau mancing ikan disini." Tutur lelaki tua disamping Arsen yang tak lain adalah ayahnya sendiri.
" Iya, Za. Dari pagi sampai sore malah, pulang kerumah se ember bawa ikan." Nostalgia Reza-papanya Qia.
" Kalian berdua itu emang ga bisa dipisahin banget pas SMA dulu, disana ada Bayu pasti ada Reza juga." Celetuk Om Karel karena beliau sempat menjadi saksi keakraban antara Bayu dan Reza.
" Cie yang nostalgia." Ujar Reza anaknya Om Karel. Kebetulan namanya sama dengan Reza papanya Qia.
Arsen hanya diam mendengarkan percakapan mereka. Sesekali ia tertawa mendengar cerita nostalgia dari ayahnya maupun papa mertua nya. Ternyata danau ini memiliki sejarah yang begitu dalam bagi orang-orang zaman dulu.
" Arsen, kamu sudah dapat berapa?" Tanya Ayah nya tiba-tiba.
Arsen memutar bola matanya, "Belum dapat apa-apa yah".
Jawaban pasrah yang diberikan Arsen sukses mengundang tawa yang lainnya. "Kamu mancing nya yang bener dong, liat nih papah aja udah dapat 4, masa kamu kalah." Ujar papa mertua nya sembari menunjukkan empat ekor ikan didalam ember.
" Ikan nya ga nafsu makan, makanya umpan dari aku ga di makan sama sekali." Jawaban ngawur dari Arsen sukses mengundang gelak tawa.
" Kamu ini ada-ada aja, masa ikan lagi ga nafsu makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Husband ( COMPLETED )✔
Ficção Adolescente( AKAN DITERBITKAN ) ( TAHAP REVISI ) Part masih lengkap^_^ Laki-laki itu... Bukan janjinya, tapi komitmennya Bukan kata manisnya, tapi kepastiannya Bukan hartanya, tapi tanggung jawabnya Bukan gayanya, tapi kepribadiannya Bukan gelarnya, tapi ilmun...