H A P P Y R E A D I N G
AUTHOR POV,
4 tahun kemudian...
Ditengah semilir angin yang berhembus kencang. Seorang anak kecil tengah duduk disebuah kursi di balkon kamarnya menatap indahnya langit sore setelah hujan.
Entah kenapa tidak ada senyuman diwajahnya tampan nya itu. Hanya ada mata bengkak akibat menangis. Dia lah Muhammad Rey-galih Alfian, anak dari Arsen Alfian dan Qia Salsabila.
Di tengah lamunan nya, terdengar suara pintu yang dibuka. Ia langsung menoleh ke sumber suara. Melihat siapa yang masuk membuat wajahnya langsung muram seketika.
" Rey, kamu mau dengerin ayah ga?." Arsen selaku ayah dari Rey langsung duduk di kursi samping anaknya itu.
Rey terlihat acuh terhadap kehadiran ayahnya sambil melipatkan tangannya di dada. Arsen yang melihat itu langsung tersenyum, ia jadi ingat kelakuan nya pas dulu sama persis dengan anaknya ini.
" Rey, coba dengerin Ayah. Kamu tahu Kakek sama nenek kamu punya anak dua? Bunda kamu sama Om Arza. Kamu tahu? Seberapa besar kasih sayang Om Arza kepada bunda kamu?. Om Arza sangat menyayangi bunda kamu, tidak ada sama sekali rasa cemburu atau iri terhadap bunda kamu." Arsen menjeda perkataan nya dan menatap balik ke arah anaknya.
" Ayah pengen kamu seperti Om Arza, menjadi kakak yang bisa menjaga adiknya dengan baik. Kalau kamu berpikiran perhatian ayah sama bunda berkurang, itu wajar. Adik kamu masih kecil dan dia butuh ayah sama bunda. Kamu juga dulu seperti itu."
" Ayah janji kan kalo ayah sama bunda masih sayang sama ley?." Akhirnya Rey mau berbicara.
Sampai saat ini Rey masih belum bisa mengatakan huruf L, ia selalu mengatakan L itu ialah R. Oh gemesnya.
" Ya jelas sayang, ayah janji. Ayah mau kamu bisa melindungi adik kamu mulai sekarang sampai seterusnya ya nak."
Rey langsung menganggukan kepalanya, tanda setuju. Arsen tersenyum dan langsung mengangkat Rey ke pangkuan nya. " Mau liat adik kamu?."
" Mau, yah. Ley mau liat dedek Rania." Sahut Rey girang. Akhirnya keceriaan dari seorang Rey-galih kembali.
Arsen dan keluarga kecil nya itu telah pindah ke Jakarta sekitar satu setengah tahun yang lalu. Arsen memutuskan untuk memindahkan kantor utama nya ke Jakarta. Sedangkan di Bandung hanya ada kantor cabang nya saja.
Rey sekarang sudah berumur 4 tahun sejak kelahiran nya. Hari ulang tahunnya telah lewat dan yang pasti dirayakan dengan meriah oleh Arsen dan Qia. Rey sekitar satu bulan yang lalu telah memiliki adik lagi. Qia melahirkan bayi perempuan dengan normal yang bernama " Rania Zulfa Salsabila."
Rey sangat menolak kehadiran adiknya itu, ia berprasangka bahwa ayah dan bundanya tidak sayang lagi sama dia sehingga mempunyai anak lagi. Sangat kekanakan bukan. Tapi wajar, Rey anaknya yang masih bergantung dengan orang tua nya.
Sekitar satu bulan yang lalu Rey tidak pernah berniat untuk menghampiri adiknya. Ia bahkan mendiami seisi rumah. Arsen dan Qia sempat kewalahan menghadapi sifat Rey.
Arsen dan Rey yang ada dalam gendongan nya memasuki sebuah kamar bercat pink khas perempuan. Baru masuk saja sudah bisa di prediksi ini kamar bayi, aroma khas bayi sangat menyeruak disini.
Rey sedikit menundukkan kepalanya takut menatap bundanya. Ia takut kalau bunda nya marah karena sifatnya sebulanan ini. Rey terus mencengkram erat baju kaos yang dipakai ayahnya itu.
" Rey sayang, sini nak. Bunda kangen." Satu kalimat yang dilontarkan Qia sukses membuat Rey menatap nya.
Qia sangat kaget kala melihat mata anaknya itu, lingkaran hitam menghiasi di sekeliling matanya. Ditambah sekarang Rey kembali meneteskan air matanya. "Rey, kamu kenapa nangis lagi hmmm?. Sini nak sama bunda, bunda kangen."
![](https://img.wattpad.com/cover/154129660-288-k578589.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Husband ( COMPLETED )✔
Teen Fiction( AKAN DITERBITKAN ) ( TAHAP REVISI ) Part masih lengkap^_^ Laki-laki itu... Bukan janjinya, tapi komitmennya Bukan kata manisnya, tapi kepastiannya Bukan hartanya, tapi tanggung jawabnya Bukan gayanya, tapi kepribadiannya Bukan gelarnya, tapi ilmun...