Menjalani masa SMA dengan segudang aktivitas baru terasa sangat melelahkan.
Kurikulum 2013, ekstrakulikuler, latihan, tugas, les privat. Aku mulai sulit dalam hal manajemen waktu.Aku sering kali pulang melebihi batas waktu yang ditentukan karena terkadang terjebak macet dan lain sebagainya.
"udah jam berapa sekarang? Setengah 7. Udah lebih dari waktu maghrib, dan kamu baru pulang"
kalimat mamah menyambut ketika aku baru saja sampai dan memasukkan sepeda yang biasa ku gunakan untuk membantuku agar lebih cepat menuju jalan raya. Agar aku bisa mandiri dan tidak terus menerus minta diantar dan dijemput oleh Bapak."iya mah maaf, tadi latihan di ekskul nya sampe sore, terus nunggu mobil angkot nya lama" jawabku penuh hati-hati.
"keseringan kamu kaya gitu. Mamah ngga suka kamu pulang saat hari udah gelap. Kamu perempuan, sendirian. "
Mamah ku memang selalu dipenuhi kekhawatiran, terlebih memang kondisi rumahku yang terkadang melewati jalan yang jauh dari keramaian.
"nanti, kalau pulangnya lebih dari maghrib lagi, izin pulang sebelum jam 5. Atau keluar aja dari ekskul nya." lanjutnya.
Aku tersentak dengan kalimat terakhirnya, bagaimana mungkin. Aku telah menemukan kenyamanan disana, meskipun aku kerap kali merasa lelah.
Selepas membersihkan diri dan melaksanakan sholat maghrib, aku menelepon Azril.
"Ril, tadi aku dimarahin mamah"
"kenapa? Ko bisa? "
"iya soalnya baru pulang pas setengah 7"
"pantesan"
"ya kan latihan ril, tadi juga ada alumni jadi sesi penutupan nya aja lama banget"
"ya tapi kan emang wajar mamah hawatir. Kamu perempuan, pulang sendirian, orang tua mana yang ga hawatir"
"iya sih, tapi malah aku disuruh keluar ekskul nya"
"yaudah keluar aja, aku juga ga tega liat kamu latian"
"ngga bisa gitu lah, ngga semudah itu. Aku masuk dengan tanda tangan diatas materai, dan senior aku ga bakal ngelepasin aku dalam keadaan aku netral dan ngga ikut ekskul apapun."
"ya jadi gimana Kei, mamah kamu sayang sama kamu. Kamu juga harus sayangin diri kamu sendiri"
"yaudah nanti aku pikirin lagi deh. Udah dulu ya"
"iya"
============================
Kabar tersebut aku sampaikan kepada seniorku, dengan penuh rasa ragu. Khawatir aku akan mendapat julukan sebagai anak manja.
Beruntung, aku memiliki senior yang baik dan mengerti keadaanku.Dua minggu setelahnya, aku memang bisa dipulangkan lebih cepat dari teman-teman lainnya. Namun, lagi-lagi ketika alumni datang, mereka menghambat jam pulang dan menahan setiap juniornya untuk mendengarkan setiap kalimat yang disampaikannya.
Aku kembali pulang malam. Dengan kondisi fisik aku yang mulai melemah, lambung yang kerap kali meronta karena waktu makan yang semakin tak beraturan.
Perintah mamah untuk aku agar keluar dari ekstrakulikuler ku saat ini semakin menguat saja. Ditambah dengan Bapak yang saat ini mulai angkat bicara.
Aku ingin aktif berorganisasi, aku ingin aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler, namun semua keluargaku melarangnya. Dan sebagai alternatif pilihan, aku harus berpindah ekstrakulikuler.
Pindah???
KAMU SEDANG MEMBACA
usang
Short StoryAku terseret dalam, pada cerita masa lalu. Cerpen yang berdasarkan pada kisah nyata.