Tanpa ku duga, teman-teman ku datang ke rumah. Sekitar 10 orang. Mereka berusaha membujuk dan merayu mamah, agar aku masih tetap diizinkan berada dalam ekstrakulikuler pilihan.
Namun saat itu, ada kakak ku yang menguatkan setiap argumen mamah. Membuatnya semakin yakin dan mempertahankan pendiriannya.
Aku ceritakan kembali kepada Azril tentang semuanya. Tentang aku yang semakin saja disudutkan di rumah. Tentang aku si remaja yang mulai merasa lelah menghadapi semuanya.
Disaat fisik aku melemah, dan mamah memaksa untuk berpindah ekstrakulikuler yang ada Azril menjadi anggota didalamnya.
Ekstrakulikuler yang melarang hubungan spesial didalam setiap anggotanya."Ril, aku udah ngga kuat harus gimana" aku terisak
"eh bentar, jangan nangis dulu, ceritain yang jelas dulu sayang" Azril berusaha menguatkan dan menenangkan
"aku cuma pengen mandiri Ril, aku ga pengen terus-terusan jadi manja. Tapi kenapa mamah selalu ngelarang aku. Aku gamau keluar ekskul, gamau" aku menangis tanpa suara
"tapi Kei, "
"bahkan mamah maksa buat pindah ekskul Ril" potongku
"pindah? Kemana? Kalo itu memang dirasa yang terbaik buat kamu dan mamah kamu, lakukan Kei"
"aku disuruh pindah ke ekskul kamu Ril"
"hah? Ekskul aku? Mana mungkin. Ngga Kei, lebih baik kamu ke ekskul yang lain. Percaya sama aku, disini bukan tempat seperti yang dibayangkan"
"aku ngga ngerti lagi. Aku ngga tau harus gimana." aku masih terus saja terisak
"Kei, plis. Gimana dengan hubungan kita? Aku gamau putus. Biar aku juga pindah ekskul aja. "
Azril yang mulai panik dan kebingungan, menginginkan pertukaran posisi diantara kita. Bagaimana mungkin, suatu hal konyol dan tak patut untuk terjadi.
"Kei, apapun itu, pertahanin hubungan kita Kei, plis" sambungnya, memecah beberapa menit keheningan dalam telepon malam ini.
"aku juga gamau buat ngelepas kamu Ril, aku sayang kamu" aku ingin menangis sejadinya.
============================
"Kei tadi saya udah ngomong ke ketua ekskul nya. Mereka nerima kamu, kamu bisa pindah ekskul seperti yang kamu dan mamah kamu minta, tapi kamu harus bisa bertanggung jawab. Kamu harus lebih aktif disana. Mas ngga akan ngelepas kamu, ataupun anggota mas yang lainnya dalam keadaan netral ataupun tidak memiliki ekskul"
Kata mas Putra, ketua umum ekstrakulikuler ku saat ini."baik mas, Kei akan bertanggung jawab atas segala pilihan Kei, terima kasih atas bantuannya." jawabku
"tapi Kei, ada satu syarat yang mereka berikan. Kamu, tidak boleh lagi menjalin hubungan spesial, seperti berpacaran, terutama dalam sesama anggota. Jadi kamu harus putusin pacar kamu" tambahnya.
Aku shock, ku tarik napas dalam-dalam. Aku bingung, dengan penuh keraguan aku mengiyakan.
Dengan alasan apa aku harus berbicara ke Azril, alasan yang rasional dan dapat diterima oleh otak kami berdua.
Bagaimana mungkin hubungan yang sedang terjalin baik-baik saja harus berakhir hanya karena organisasi. Aku, maupun Azril, tak akan bisa menerimanya.
Tapi aku harus bisa mengatasi semuanya, aku dihadapkan pada dua pilihan sulit.
Sesuatu yang masih ingin aku pertahankan, tapi semuanya harus diakhiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
usang
Short StoryAku terseret dalam, pada cerita masa lalu. Cerpen yang berdasarkan pada kisah nyata.