Kehidupan Baru

7 1 0
                                    

Bandung, kota baru, suasana baru, dengan segala hal baru.
Aku menjalani hari dengan semangat.
Ku jalani masa perkuliahan dengan baik, harapan cumlaude membumbung dalam harapan.

Semester satu, semester dua, ku lewati dengan baik.
Tanpa terasa, aku tiba pada masa libur panjang. Mengistirahatkan diri dari semua tugas-tugas dan ambisi.

Aku membawa tas besar, menaiki bus, dan berteriak "Aku Pulaaang" saat sampai di kampung halaman. Keluarga ku menyambut penuh kebahagiaan. Setidaknya waktu dua bulan ini cukup untuk aku melepaskan kerinduan bersama orang tua ku dan keponakan-keponakan ku yang lucu-lucu.

Ada satu agenda bersama teman sekolah, buka bersama. Sebenarnya cukup banyak undangannya. Tapi aku hanya diizinkan untuk mengikuti satu acara saja.

Aku bersemangat, karena hendak bertemu dengan kawan yang sudah lama terpisahkan. Dengan mengenakan pakaian bertema coklat muda, aku beranjak dari rumah dengan diantar Bapak.

Melewati sekolah, teringat semua kenangan indahnya. Tersenyum tipis dibalik masker hitam untuk melindungi wajah dan pernapasan dari debu kendaraan.
Aku menyeberang jalan, berpelukan dengan kawan perempuan, dan "tos" dengan teman laki-laki agar terlihat asik.

Semuanya hari ini terlihat "manglingi", pasca hampir satu tahun tak bersama dalam satu ruangan.
Iya, benar. Ada dia. Azril Wildan Arian.

Aku mengambil posisi duduk disamping Setya, berbincang tentang curahan hatinya yang konon menyukai sahabatku. Saat aku mengalihkan pandangan, ternyata Azril berada diseberang dan sedang melihat ke arah ku sambil tersenyum. Aku bingung, tak tau kepada siapa pandangan itu ia arahkan.

Jantungku berdegup selayaknya dulu saat pertama aku dan dia dipertemukan. Tapi, ku coba tepis, karena statusku telah menjadi pacar orang.
Aku mencoba bertingkah seperti biasanya. Berusaha menghilangkan degup yang seharusnya tak lagi ada.

Saat pertemuan diakhiri dengan sesi dokumentasi, aku belum bisa pulang karena harus menunggu jemputan pacarku untuk mengantarkanku pulang.

Aku duduk diatas motor temanku, bersama dengan Dea dan Azril. Kondisi macam apa ini. Tuhan, tolong.
Kami mewarnai malam itu dengan obrolan mengenai masa perkuliahan yang dijalani.
Ternyata Azril saat ini mengambil program studi Komunikasi Penyiaran Islam di salah satu Institut Islam negeri.

usangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang