-IAM 11-

54 4 0
                                    

Mesin montor baru saja dimatikan oleh pengendaranya.

Sekarang Ibra menghentikan montornya di tempat penitipan yang tidak jauh dari taman tadi.

"Ngapain berhenti disini, katanya mau pulang?" protes Azura setelah tau keberadaan mereka saat ini.

"Kita nitip montor disini dulu ya. Itung-itung ngurangi polusi udara. Gua mau lihat pasar malam di situ. Mau gak Mau lo harus ikut" Jawab Ibra sembari menunggu muka marah Azura.

"Tapi kan.." perkataan Azura terputus begitu Ibra mengecup singkat kening Azura. Kejadian ini hanya cukup hitungan detik.


Beraneka ragam penjual makanan yang menjajakan jualan nya. Penjual baju, permainan pun tak mau kalah. Mereka semua bercampur aduk mengelilingi pengunjung yang datang.

"Udah napa cemberutnya, kan Gua dah minta maaf tadi" permohonan Ibra yang sudah sedari tadi sama sekali tak digubris oleh Azura.

Udah sepuluh penjual makanan yang mereka lewati dan semua dibeli oleh Azura. Saat Azura ingin menghampiri kesebelas penjual makanan, Ibra mencekalnya dan membawanya menjauh dari sana.

"Udah napa marahnya! Yang Lo bawa udah macem-macem makanan, mana belum dimakan semua lagi" pinta Ibra agar Azura menyudahi aksinya ini.

"Ohh.. Jadi Lo gak ikhlas bayarin ini semua!" jawab Azura masam.

"Bukan gitu, takutnya kalo mubazir Ra, yaudah-yaudah, ayo kita kemana lagi. Gini amat marahnya cewek" jawab Ibra mengalah setelah melihat wajah marah Azura.

Setelah itu mereka meneruskan perjalanan mereka.

Saat Azura tengah disibukkan dengan makanan-makanan yang sedang dia pesan, Ibra melihat dan memilih baju-baju sambil sesekali melihat wanita yang berada diseberang sana.

Dua kantong tas telah dibawa oleh Ibra dari lapak baju tadi. Setelah nya Ibra kembali untuk menghampiri Azura

"Apaan tu?" tanya Azura kepada Ibra yang sekarang sedang berdiri disampingnya.

"Baju" Jawab Ibra singkat.

"Kita kesana yuk" saran Ibra yang hanya dibalas deheman oleh Azura

Diujung jalan sana terlihat tidak begitu ramai, dan terlihat gelap. Namun Azura sama sekali tidak begitu memerhatikan jalannya, saat ini dia sangat disibukan dengan kantong-kantong plastik yang dia bawa.

"Lah kok jadi sepi gini sih Bra? Kita mau kemana emang? Lo jangan macem-macem lagi ya!" celetuk Azura yang tengah berjalan dibelakang Ibra dan mulai sadar dengan sekelilingnya.

"Itu didepan ada toilet umum, ini Gua beli baju buat kta ganti"

Sesaat kemudian mereka sampai didepan toilet umum. Ibra memberi kantong yang berisi baju kepada Azura. Azura menerimanya.

Tak ada penolakan dari Azura karena memang Azura saat ini sudah sangat risih dengan seragam yang sejak pagi menempel ditubuhnya.

"Nih bawa dulu.." dengan tiba-tiba Azura menyodorkan semua belanjaannya kedepan muka Ibra. Ibra terkejut dan kewalahan dibuatnya.

I A M - must not injuredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang