-IAM 05-

67 11 0
                                        

Sebelum baca ada baiknya vote dulu. Makasih.

---

Terik matahari tak membuat niat para siswa memudar. Perlahan semua murid menghilang di area sekolah dengan meninggalkan asap-asap kendaraan mereka masing-masing.

Kaki Azura dan Putri melangkah ragu untuk menerjang melewati cahaya panas itu.

"Hari ini panas bener ya"
Beberapa detik setelah Azura mengeluarkan kalimat dari mulutnya dan hanya dibalas anggukan oleh Putri, seseorang dengan jalannya yang mantap menyenggol bahu Azura dari belakang. Untung saja kekuatan Azura saat itu sedang mode on, jadi gak jatuh deh.

"Yah kok enggak jatuh sih Lo! ulang aja gimana?"
Niat Ibra untuk membuat Azura jatuh dan akan di tangkap oleh dia gagal total.

"Padahal Gua mau nangkep elo kalo jatuh nanti" Bayangan Ibra tadi.

"Apaan sih Lo Sakit tauk!" Ucap Azura sambil mengelus-elus bahunya.

"Elo kan punya magic, sembuhin aja sendiri masa gak bisa?" Jawab Ibra ngelantur membuat dahi Azura mengerut bingung.

"Kok magic sih?" Ucap Azura meminta penjelasan.

"Loh bidadari emang gak punya magic ya? Perasaan aku lihat di tv punya deh" Damm..

Disisi lain ada Putri yang terus senyam-senyum melihat percakapan mereka.

Tiba-tiba Putri menghentikan percakapan mereka, dan berkata.

"Ra gua duluan ya maap gak bisa disini lama lama, gua gak tahan liat lo berdua. Takutnya gua yang baper"
Putri berlari menjauhi mereka berdua.

Azura hanya terdiam karena saat ini hanya ada dia dan Ibra. Azura hanya bisa mengumpat dihatinya.

Taik taik taik!!! Sialan tu Putri pakek pergi segala.

Ehmm...
Deheman Ibrahim pertama tak dibalas apapun oleh Azura.

Ehmm...
Deheman kedua baru membuat Azura sadar.

"Haa?" Jawab Azura cengo.

"Gitu doang jawabnya"

"Terus Lo mau jawaban kayak gimana?" Kata Azura sewot.

"Lo pulang sama siapa? Gua gak bisa nganter Elo"

"Sapa juga yang mau Lo anter!!" Seru Azura malas.

"Ato Gua telponin ojek langganan Gua aja" Tawaran Ibra sambil memegang hp nya guna bersiap-siap jikalau Azura setuju.

"Enggak usah!"
"Lo tu ngapain sih khawatir bener, Mama gua aja gak gini-gini amat"

"Serah Lo!" Ucap Ibra mengakhiri percakapannya.

Tak terasa Mereka berdua telah sampai di depan gerbang sekolahan.

Saat Ibra ingin beranjak dari sana karena dia harus mengambil montor yang tadi pagi dia titipkan, selain itu Ibra harus menyelesaikan beberapa urusannya.

Baru satu langkah Ibra meninggalkan Azura.

"Kenapa balik lagi?" Pertanyaan Azura.

Tak ada jawaban dari Ibra, yang ada Ibra cuma terus berjalan dengan tatapan yang mengerikan untuk Azura.

Ibra ingin sekali lagi menggoda wanita di hadapannya. Dengan cepat Ibra mendekatkan wajahnya ke arah Azura, namun lagi-lagi di gagal oleh Azura. Ternyata Azura lebih gesit darinya, Azura dengan cepat memundurkan wajahnya. Jika telat sepersekian detik saja, akan terjadi sesuatu pada mereka.

I A M - must not injuredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang