-IAM 14-

26 2 0
                                    

Hawa panas di siang hari ini menambah kekesalan bu Izza terhadap murid kesayangan yang ada dihadapannya.

Diruang kepsek dua murid dihadapan bu Izza dan pak Bondan atau para siswa memanggil bapak kepala sekolahnya ini dengan sebutan pak Lek cukup marah.

Sekitar 1 jam yang lalu Pak Bondan menerima telpon dari kantor salpol pp. Pak Bondan menerima info jikalau muridnya dari SMA Bandung 1 tengah didapati berada di luar area sekolah di jam-jam sekolah berlangsung dengan masih memakai seragam sekolah mereka.

--

Cuaca cukup terik hari ini.

3 jam lebih mereka berjalan tanpa arah. Dan saat ini mereka tengah berada di Kota Tua guna beristirahat. Bolos mereka cukup menghilangkan penat mereka.

Tak lama mereka memutuskan untuk kembali ke Sekolahan, sesuai pinta Putri sejak tadi.

"Ayo balik" Ucap Malka menyipitkan matanya sebab silau nya matahari.

Mendengar ini Putri langsung tersenyum puas ke arah Malka. Malka hanya membalasnya dengan tatapan dingin.

Sejak tadi Malka terus mendengar rengekan Putri kepadanya. Karna kesal Malka akhirnya meiyakan permintaan itu.

"Ayo lah" Ulang Putri semangat.

Mereka yang awalnya sedang santai mengamati orang-orang sedang berlalu-lalang disana akhirnya sadar dan mengangguki permintaan Malka.

Mereka memutuskan untuk kembali ke sekolahan lagi.

Di pertengahan jalan, Ibra dan Azura yang ada di barisan paling belakang berbelok arah.

"Lah kok misah sih?" Tanya Azura yang mulai menyadarinya.

"Kita kan emang enggak sekolah hari ini. Masa iya kita ikut mereka balik" ujar Ibra.

"Terus kita kemana?"

"Ke Kedai!" Ucap Ibra singkat.

Azura tak mensetujui usulan Ibra saat itu. Alhasil mereka meributkan hal ini diatas montor dan ditonton pengendara lain yang sempat melihat mereka.

"Ngapain berhenti, mogok?" tanya Azura heran.

"Enak aja, montor bagus kayak gini dibilang mogok" sewot Ibra.

"Kira in mogok, emang montor bagus gak bisa mogok?" ucap Azura mencibir.

Saat melewati pasar, Ibra teringat pesanan sang nenek yang dipesannya tadi pagi saat bertemu di kedai.

"Mau beli pesenan dulu" ucapnya dan menyuruh Azura turun dari montornya.

"Mau ikut apa disini lu?" ucap Ibra lagi melihat Azura yang terdiam mematung.

Pasar yang cukup ramai dan sederhana ini membuat Azura melongo. Ini pemandangan baru buat nya. Dari keluarga yang bisa di katakan berkecukupan, Azura hampir tak pernah ke pasar. Belum lagi sifat manja nya dulu itu membuatnya tak mungkin ke sini.

Sadar akan ajakan Ibra, Azura berlari kecil guna mengejar Ibra yang sudah berjalan terlebih dahulu.

Melihat ekspresi Azura yang kebingungan membuat Ibra mengerutkan dahinya heran.

Azura yang berjalan dibelakang Nya dan memegang tas punggung Ibra erat-erat hanya terdiam.

"Ckk.. Kenapa sih Ra? Pegangan tuh tangan gua jangan tas gua!!"

Azura yang menyadarinya langsung melepaskan tas itu, dan berusaha bersikap normal.

Akhirnya mereka sampai di kios yang dimaksud Nenek. Ibra menyodorkan sepucuk kertas yang berisi semua pesanan sang nenek.

I A M - must not injuredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang