"Eitt.. Semua ini tidak gratis!"
Jawab Ibra sambil mengambil tas Azura yang berada di bawah sana dan memberikannya ke Azura.Azura mengambilnya dengan kasar dari tangan Ibra. Setelah itu Ibra berjalan dengan gaya tengilnya meninggalkan Azura yang tengah sibuk membersihkan tas yang sebenarnya tidak terlihat kotor. Otak Ibra tengah bergembira karna dia bisa memanfaatkan keadaan ini dengan baik. Untung lo pinter Bra! Batin Ibra diikuti senyuman liciknya.
"Ha? Lo jangan main-main ya sama gua, jangan minta yang macem-macem gua gak mau!!" Azura segera mengikuti jalan Ibra sambil bertanya maksud Ibra tadi. Pikiran Azura saat ini gak jauh-jauh dari kata mesum. Karena memang karakter itu yang Ibra tunjukkan ke Azura sejak awal perkenalannya satu minggu yang lalu.
"Macem-macem apaan sihh.."
"Tapi kalo Lo mau macem-macem ayok" gumam Ibra lagi sambil terkikik karna jawabannya sendiri.
Azura melotot tak terima atas jawaban Ibra. Sampai akhirnya mereka berdua hanya terdiam dan terus berjalan pelan, bahkan sangatlah pelan.
"Lo mau apa dari gua? Buruan bilang gua gak mau lama-lama punya utang budi sama lo."
Azura bertanya kepada Ibra namun Ibra masih terdiam, entah apa yang sekarang ia lamunkan."Gua... Mau lo suka sama gua!" Tanpa melihat wajah lawan bicaranya, Ibra menjawabnya dengan cepat walaupun diawal dia sedikit ragu mengatakannya.
Azura terpekik dan menoleh langsung kearah Ibra yang masih menatap kearah lain dengan terus melangkahkan kakinya.
Apa-apaan sih ni orang Batin Azura. Dan setelah itu Azura hanya terdiam, Azura bingung mau jawab apaan.
"Gimana bisa gak lo?" Tantang Ibra.
Baru saja Ibra ingin menoleh ke wanita yang berada disampingnya, Ibra mendapati ada sosok laki-laki tua yang sedang berjalan santai didepan sana. Ibra menarik lembut tangan Azura dan membawanya lari tanpa berpamitan terlebih dahulu kepada pemiliknya.
"Apaan sih lo. Mau lo bawa kemana gua? Lepasin gak!!" Perintah Azura yang tak digubris oleh Ibra. Terus berlari.
Dan sampai akhirnya Ibra menghentikan langkah kakinya di suatu tempat asing baginya maupun Azura. Ibra menghampiri meja yang berada tidak jauh darinya dan meletakkan pantatnya disana. Tangan yang digenggamannya sedaritadi dilepaskan oleh pemiliknya kasar.
"Apaan sih lo ngajak lari-larian, emang ada siapa? mana dibawa ketempat kek ginian" Azura melepaskan genggaman dari tangan Ibra. Azura mulai mengomeli Ibra sambil terus menyelidik ke setiap sudut tempat itu. Sedangkan Ibra dengan santainya petangkringan diatas meja sambil menggunakan tangannya menjadi sebuah kipas. Karna Gara-gara lari-lari tadi cukup membuat Ibra gerah.
Sambil tertawa kecil Ibra menjawab pertanyaan Azura."Gua mau lo lari aja" Dan Azura memutar bola matanya malas mendengar jawaban Ibra yang cukup bikin Azura kesal.
"Tadi tuh gua liat pak Bowo" gumam Ibra lirih setelah dia melihat Azura terlihat kesal dibuatnya. Dan Azura cuma ber oh ria mendengar ucapan Ibra tadi.
"Ini tempat apaan sih bra?" tanya Azura lagi saat beberapa menit yang lalu mereka berdua terdiam.
"Gua gak tau, harusnya gua yang tanya ke Elo. Kan yang udah sekolah duluan disini elo. Dari luar tadi kayaknya sempit ya, habis masuk ternyata lumayan juga. Liat rumput-rumput liar ini dah kayak karpet hijau mana tinggi-tinggi lagi" Ibra turun dari meja tadi dan berdiri mendekati rumput-rumput disana.
"Tinggal dibersihin bentar, lumayan buat tempat waktu colut nanti" Timpa Azura. "daripada dianggurin kek gini" terang Azura lagi.
Ibra mengangguk terdiam sambil memikirkan ide Azura.
Tempat ini tidak begitu tersorot karena tata letak bangun yang salah, tempat ini terhimpit oleh bangun baru bertingkat mengakibatkan tenggelamnya bangunan ini. Untuk masuknya aja hanya tersedia jalan yang cuma bisa dilalui 2orang dan cukup gelap. Semenjak kejadian ini, tempat ini menjadi sering dikunjungi Ibra dkk maupun Azura untuk bersembunyi ataupun melepas penat mereka.
Didalam sana mereka rubah menjadi tempat yang lebih bisa dikatakan nyaman. Namun bagian luar mereka biarkan kontor dan kumuh bahkan mereka buat amat sangat kumuh agar tak ada yang bisa dan mau masuk kesana.
"Lihat yang itu, kayak habis kebakar. Jangan-jangan tempat ini...." Ibra biarkan ucapannya menggantung dan membuat Azura bertanya-tanya.
"Jangan-jangan apaan?" bulu kuduk Azura mulai berdiri. Dengan pelan Azura mulai melangkah mundur dan sampai akhirnya Azura berlari kearah Ibra dan menyelipkan tubuhnya di belakang punggung Ibra. Melihat reaksi Azura membuat Ibra tertawa lepas.
"Kalo mau nempel-nempel bilang aja, gak usah sok akting takut gini" goda Ibra.
"Ckkk.. Elo ya!!" Azura mengangkat kepalan tangannya ke arah Ibra.
"Eitt eitt.. tenang dikit napa" Ibra menghadang dan membuat benteng pertahanan. Takutnya beneran ditonjok sama Azura, jaga-jaga aja.
Gak lama ada suara langkah kaki yang membuat Azura dan Ibra takut. Tapi takutnya mereka beda, kalo Ibra takutnya sok cool. "Gua takut bra" - "Tenang ada gua"
"Ngapain kalian disini" suara itu keluar dari mulut salah satu murid yang menghampiri mereka berdua.
"Ahh ternyata lo" Azura menghembuskan nafas lega ternyata yang mendatanginya ialah Malka Romi dan Joni.
Malka Romi maupun Joni sudah sejak tadi mencari Azura. Sampai mereka mendengar ngusak-ngusuk suara dari dalam sini. Dengan rasa ragu mereka bertiga masuk ke sana dan mendapati Azura dan Ibra di dalam sana.
"Bra, ngapain lo? Tanya Romi dan Joni bersamaaan setelah mata nya mendapati Ibra yang sedang berdiri di samping Azura. Malka yang mendengar ini terlihat bingung dengan ke akraban Romi dengan lelaki itu.
"Lo kenal dia?" gumam Malka lirih kepada Romi yang dibalas anggukan singkat olehnya.
Malka menatap tajam pria yang sekarang disamping Azura. Mata mereka berdua saling bertemu dan menyelidik curiga. Azura yang mengetahui aktivitas antara Ibra dan Malka segera menyudahinya dan mulai menerangkan kejadian yang dia alami.
"Gua tadi tuh telat. Elo gua hubungin gak bisa-bisa untung ada ni bocah" Ucap Azura sambil melihat Ibra malas.
"Tadi tuh hp gua di..." Malka ingin menjelaskan kalo Handphone nya dia taruh di tasnya saat upacara tadi, namun dicekal oleh Azura yang terus menjelaskan mulai dari ketemu Ibra, naik pagar, lari maraton, sampe akhirnya ditempat ini.
Setelah itu Azura memperkenalkan Ibra kepada Malka.
"Emm.. Ini kenalin Ibra yang udah bantuin gua" tak lama Ibra mengulurkan tangannya. "Ibra, murid baru disini" ucap Ibra singkat dan dibalas uluran tangan Malka. Tatapan tak suka yang sebelumnya Malka tunjukkan telah diganti oleh tatapan yang lebih bersahabat.
"Gua temen Azura. Gua dah tau kalo lo murid baru disini, banyak yang bicarain lo." balas Malka. Mendengarkan hal itu Ibra malah merapikan rambutnya yang tak terlihat berantakan itu. Melihat hal ini Azura malah memutar bola matanya dia merasa jijik melihat tingkah Ibra.
"Mereka bicarain lo karna lo sebelas duabelas sama kek Gua. Gak usah bangga" jawab Azura membuat Ibra cemberut.
"Udah-udah sesi kenalan nya di luar aja, di sini serem sumpah" celetuk Romi dan diiyakan oleh mereka.
Kaki mereka sekarang mulai melangkah keluar dari sana. Berhubung jalan yang dilewati mereka hanya cukup di lalui 2 orang akhirnya Malka dan Azura melangkah lebih duluan lalu diikuti Ibra Romi dan Joni dibelakang sendiri.
"Ckk.. Sana an napa, sempit nih" keluh Ibra sambil mendorong Romi yang memiliki tubuh yang gempal itu.
"Yaampun Bra ini gua dah tahan napas biar bisa lewat" jawab Romi yang sekarang tengah berjalan menyamping dan menahan nafasnya agar perutnya sedikit menyusut.
Azura yang mendengar pertengkaran tersebut langsung menoleh untuk berkomentar, namun dia urungkan niatnya, karna telah didahului oleh balasan kedipan mata Ibra saat dia baru saja menoleh kearah belakang.
Next....

KAMU SEDANG MEMBACA
I A M - must not injured
Roman pour AdolescentsKehidupan tetap harus dijalani walaupun kisahnya bukan yang kita inginkan. Mereka mencoba melalui dengan penuh rasa lelah. Ketika ujung dari sebuah jalan adalah kegelapan, beragam cara mereka menyikapinya. Awal kisah ini hanya sebuah kisah anak rema...