"Jakaaaa!" teriakan seseorang yang memasuki pendengaran gua di pagi hari ini otomatis membuat gue mengernyitkan dahi gue bingung. Pasalnya, ini masih terbilang cukup pagi ㅡjam menunjukkan pukul 08.48. Namun, kenapa pemilik suara cempreng itu udah merusak gendang telinga gue yang notabennya baru banget masuk kelas beserta anak-anak lainnya yang sudah duduk manis di dalam kelas?
Mitha ㅡya mau siapa lagi emangnya?, dengan tergesa-gesa menghampiri gue yang baru aja mau mendudukkan diri di kursi gue tapi nggak jadi lantaran ulah satu anak nyebelin itu.
"Ka, kemaren lo ngelakuin apaan?" tanya Mitha penasaran sambil menahan lengan gue.
Gue pun cuma bisa cengo ㅡmacam orang bloon karna si cewek fujoshi kampret tersebut.
Heh, jenis pertanyaan apa sih ini?
Emang ya tuh anak nggak bisa basa-basi sedikit gitu? Malah seenaknya langsung nyerocos nanya aja yang pasti gue nggak ngerti sama sekali apa maksudnya.
Gue pun mendengus pelan, "Apaan sih lo?" tanya gue balik yang sembari menyingkirkan tangannya, lalu segera mendudukan diri gue di kursi dan meletakkan tas gue.
"Halah, jangan pura-pura nggak tau lo." ucapnya dengan sedikit cengingisan.
Idih, najis. Ini anak masih pagi udah sawan apa ya?
Plis, jangan merusak mood gue di pagi hari ini dengan tingkah ajaibnya itu...
Mana jam mata kuliah pertama masih sekitar 20 menitan lagi...
"Lo tadi sarapan nggak sih sebelum berangkat kesini?"
"Emangnya kalau udah kenapa? Kalau belum juga kenapa, hah? Jangan sok perhatian nanya-nanya gue kaya gitu ya!"
Lah dia sewot pemirsah...
"Dih, pede banget!"
"Gue nggak bakalan naksir lo, Ka..."
"...catet itu ya!"
"Ogah juga gue di taksir sama lo. Horor gila."
"Sialan!"
Gue pun cuma kasih gestur telapak tangan gue didepan mukanya itu, sebagai jawaban ngomong nih sama tangan gue...
Dengan seenaknya Mitha menyingkirkan telapak tangan gue, bukannya melanjutkan aksi mari bersewot rianya dia malah pasang wajah yang mengerikan ㅡmenurut gue...
"Tapi, gue mau bilang makasih sih, Hehe..."
Apa?
Sebentar deh, kuping gue nggak salah denger kan?
Gue pun menatap heran kearah Mitha yang malah mesam-mesem nggak jelas.
"Makasih buat apaan?"
"Capek gue ngomong sama orang bolot kaya gini."
Perasaan gue rutin bersihin kuping gue deh, nggak mungkin gue bolot elah.
"Lo nggak jelas bangsat."
Pada akhirnya gue pun keburu kesel sama makhluk satu ajaib ini.
"Bahasa lo!"
"Bodo!"
"Eh tapi, emang lo ngapain Tyar sampe tuh anak nyariin lo tadi pagi dengan mukaㅡ",
"ㅡHAH?"
"ㅡkaya ngajakin berantem gitu?"
Ini masih berurusan masalah sama Tyar? Dia nyariin gue mau ngapain?
.
.
."Muka lo kenapa ditekuk mulu sih, nyet?" protes sahabat gue yang sedari tadi sibuk baca buku sambil main ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Normal [I'm Straight] - Completed
Humor[Completed] Mitha itu sahabatnya Rasya, tapi kenapa belakangan ini menempel ke Jaka terus yah? Dikit-dikit menyodorkan jodoh buat Jaka yang notabennya udah taken, nggak jomblo kaya si Mitha! Duh, tolong jauhkan si biang pengacau Mitha dalam kehidup...