Bag. 12A

5.3K 595 64
                                    

Kangen
.
.
.

"Kamu kenapa sih, yang?" Pertanyaan yang terlontar dari Alea membuat gue menghentikan langkah kaki gue, "emangnya aku kenapa?" bukannya menjawab, gue malah balik bertanya.

Gue hanya memperhatikan Alea yang menghembuskan napasnya, kemudian melanjutkan langkahnya.

"Eh tunggu, yang." Ujar gue seraya menahan lengan Alea, "maksud kamu apaan sih?"

Beneran deh, gue nggak paham sama Alea....

"Kamu lagi sakit?"

"Nggak tuh."

"Terus kenapa sih kamu tuh kaya raganya doang yang sama aku? Kamu lagi mikirin apa sih?"

"Nggak ada."

"Kalau kamu ada masalah bisa cerita ke aku, Jaka."

"Kenapa kamu bisa suka sama aku?"

"Apa?"

.
.
.

Gue merasa aneh.

Karna selain Mitha yang biasanya ngintil sama gue, sekarang nambah makhluk terkutuk satu yang ikutan juga ngintilin gue.

Iya, dia Hera. Fujoshi gila yang selalu mendorong gue buat ngedeketin Tyar.

"Ka, lo apa nggak kangen Tyar?"

Iya. Pertanyaan itu keluar dari mulut laknatnya Hera.

"Kenapa Jaka harus kangen sama Tyar?" Baru kali ini gue bangga bertemen deket sama Mitha, ternyata dia bisa belain gue juga.

"Ya mana gue tau, kan kali kangen aja gitu sama Tyar, kan beberapa hari ini nggak liat doi. Ya nggak, Ka?"

"Percuma, orang kaya Jaka itu gengsinya gede." Kayanya gue harus menarik perkataan pujian untuk Mitha beberapa menit yang lalu, karna nyatanya Mitha emang selalu nyebelin kapanpun, dan dimanapun berada.

Nggak bisa di andelin.

"Padahal mah diem-diem ngarepin ketemu Tyar, ya Ka?"

"Au amatan!"

Dan gue lebih memilih untuk pergi dari kedua cewek terkutuk tersebut.

Nyebelin banget anjir.

Tapi. Ngomong-ngomong.

Belakangan ini gue emang nggak menemukan sosok Tyar sedikitpun, maksudnya saat gue di kantin fakultas hukum atau mungkin dimana yang biasanya ada kemungkinan untuk bertemu pun tidak melihat sosok satu tersebut.

Aneh bukan?

Apa mungkin Tyar menghindari gue? Seniat itu kah?

"Udah gue bilang sih, dari awal harusnya gue nggak deketin si Jaka brengsek itu!"

Gue pun menghentikan gerak langkah gue.

"Namanya juga usaha, Yar."

"Usaha memalukan diri sendiri yang ada, Septiii!!!"

"Yaudahlah, lagian masih banyak yang suka sama lo kan, Yar?"

"Iya banyak, tapi gue kan sukanya cuma sama si brengsek sok normal itu!"

"Move on, elah."

"Lo kira move on segampang itu?"

"Pelan pelan saja~"

"Jangan nyanyi bangsat!"

"Lagian salah lo sendiri, suka sama Jaka yang jelas-jelas lurus."

Normal [I'm Straight] - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang