Bag. 15 - Bonus

4.9K 509 35
                                    

"Cukup. Kita putus!"

"Lo salah paham, Yar."

"Nggak, malahan gue jadi sadar kalau sampe kapanpun lo tetep Jaka yang normal."

"Tyar!"

.
.
.

"Mas Jaka, kok bengong aja sih sedari tadi?", suara yang sangat familiar membuat Jaka sadar dari lamunannya, lalu ia hanya menyunggingkan senyum tipisnya ke seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik itu.

"Tuh kan mama di cuekin lagi sama mas Jaka..." Imbuhnya sedikit merengek yang dibuat-buat ketika mendapati anak semata wayangnya kembali berdiam.

Lagi-lagi Jaka tersadar, dan sedikit terkejut mendapati sang mama sudah duduk di sampingnya tersebut.

"Kabar om Robin gimana ya, Mah?" Jaka sengaja mengalihkan topik, supaya mamanya tidak penasaran dengan sikap anehnya belakangan ini.

"Ya nggak gimana-mana sih, emang kenapa? Kok tumben nanyain Robin?"

Curiga, jelas saja wanita yang sudah menjadi single parent semenjak 15 tahun itu merasakan ada yang tidak beres dengan anaknya belakangan ini.

"Kangen sama keponakan Jakalah." Ujarnya ngasal, sambil menuangkan susu ke mangkuk serealnya.

"Halah, kalau ada Bella mah kamu buat nangis melulu."

Jaka cuma bisa nyengir.

"Nggak lagi berantem sama Vano kan ya?" Tanya sang mama penuh selidik, namun dijawab hanya dengan sebuah gelengan oleh Jaka.

"Atau mas Jaka baru putus sama pacar ya?"

Pertanyaan yang sepertinya hanya iseng di lontarkan oleh mamanya itu, kini membuat Jaka berhenti menyuapkan sesendok sereal ke mulutnya.

Sial tepat sasaran.

.
.
.

Patah hati.

Jaka mengira dirinya tidak akan pernah mengalami yang namanya patah hati.

Iya, sebut saja Jaka terlalu sombong. Karna selama ini memang dirinya tidak pernah mau berurusan dalam hal percintaan. Meskipun, dirinya termasuk ke dalam orang yang populer. Bukannya Jaka tidak tau akan hal itu, tapi ia memang sengaja mengabaikan eksistensi dirinya sendiri. Bahkan, ia lebih mengakui kepopuleran sahabatnya, Revano.

Seorang Jaka, tidak peduli dengan yang namanya pacaran. Semenjak Vano (lebih terlihat) sibuk dengan pacarnya si Dika. Ia pun memilih cuek, dan tetap santai dengan status jomblonya tersebut. Miris. Tapi, entah kenapa, Jaka lebih menyukai bahkan menikmati kesendiriannya.

Terlalu selaw mungkin. Ya, terlihat seperti itu.

Banyak yang menginginkan sosok cowok tinggi yang hobi olahraga basket itu, tapi Jaka menutup diri. Sampai Mitha pun ikut geram melihatnya. Gregetan.

Dan sepertinya Jaka melakukan langkah yang salah arah. Saat cewek yang sangat agresif bernama Alea mendekatinya. Mendadak ia pun menerima pernyataan cinta sosok cewek cantik yang membuatnya sedikit tersentuh.

Tapi selama beberapa bulan, hubungan mereka tidak berjalan lancar kemudian berakhir kandas begitu aja. Tentunya dengan pemutusan sepihak dari Alea, tapi Jaka tidak mempermasalahkannya, malahan sosok yang mempunyai otak kelewat cerdas itu tidak merasakan yang namanya sakit hati. Yang ada dirinya lebih merasakan kebebasan.

Hidup Jaka itu sangat monoton. Membosankan, tapi (sekilas) terlihat sangat menyenangkan. Jaka sangat nyaman dengan zonanya tersebut.

Namun, kehadiran sosok yang tidak pernah dibayangkan sedikitpun oleh Jaka dengan seenaknya merusak zona amannya secara perlahan.

Normal [I'm Straight] - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang