Capek kan liat sudut pandang dari sisi Jaka yang bloonnya tiada akhir?
Sekarang check it out.
Kita mulai dari POV yang bikin adem...
Tyar POV.
"Udah puas lo, hah?" Ujar gue ketus sambil nendang tulang kering Jaka dengan kesalnya.
Bodo amat tuh anak satu meringis kesakitan. Biar tau rasa. Lagian siapa suruh jadi orang bloon banget?
Dia bilang apa?
"Dan lo, jauhin pacar gue! Jangan maksa buat Tyar nerima lo lagi!"
Kenapa kelakuan Jaka bikin kepala gue migrain aja sih?
"Ya soriㅡ",
"ㅡdengan lo ngomong sori, nggak akan mengembalikan kejadian tadi, JAKA!"
Tau apa respon tuh makhluk bloon satu? Cuma nyengir doang.
Nyebelin banget sih!
"Kan gue cuma mau bantuin lo, Yar." Ucapnya dengan sedikit pembelaan.
Bantuin apa malah bikin masalah sih?
"Lo mikir dulu nggak sih sebelum bertindak, hah?" Semprot gue, nggak peduli dengan niat baiknya tersebut.
Nggak tau apa kalau tindakan sembrononya tadi bakalan jadi boomerang buat gue maupun dia?
"Gue udah kepalang khawatir, anjir."
Khawatir?
"Lo kira gue lagi di labrak?"
Sumpah gue nggak abis pikir sama Jaka, yang notabennya terkenal mahasiswa berotak cerdas, pinter, dan pokoknya kesayangan para dosen pula. Tapi untuk masalah kaya gini kok otaknya nyungsep ya? Alias bloon kuadrat, eh triple deng.
Lagi-lagi gue menendang tulang keringnya, namun lebih keras.
Rasain.
Gue masih kesal banget sama kelakuannya itu. Bukan cuma kesal sih, tapi juga malu kan...
"Anjir, sakit. Bisa nggak sih lo tuh nggak kasar kaya gini?" Protesnya sambil menahan nyeri.
Tenang aja gue nggak bakal kasian.
"Biar otak lo jalan!"
Jaka menatap gue dengan tatapan 'demi apa', namun gue nggak peduli.
"Apa hubungannya?"
Jaka Prasetya itu emang definisi bloon sebenarnya ya.
"Nggak tau ah! Gue sebel banget sama lo!"
"Jangan sebel-sebel nanti makin sayang, kan beraㅡTyar sumpah ya, kalau kaki gue cedera ntar kan nggak bisa ajak lo jaㅡoke oke udah udah. Anjir nyut-nyutan tau!",
Bodo amatan!
Kalau bisa gue getok sayang pake palu biar otaknya itu bekerja dengan baik!
"Nggak usah modusin gue bangsat!"
"Gue nggak modus elah."
"Mau gue tendang lagi?"
Gue melihat Jaka mendesah dengan mirisnya, "dikira kaki gue bola kali ya maen tendang-tendang aja." Keluhnya sambil mendudukan diri di kursi yang letaknya nggak jauh dari posisinya.
"Lo emang minta banget di aniaya sih!"
"Padahal gue mintanya disayang ehe, hehehe..."
"Minta sana sama pacar lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Normal [I'm Straight] - Completed
Humor[Completed] Mitha itu sahabatnya Rasya, tapi kenapa belakangan ini menempel ke Jaka terus yah? Dikit-dikit menyodorkan jodoh buat Jaka yang notabennya udah taken, nggak jomblo kaya si Mitha! Duh, tolong jauhkan si biang pengacau Mitha dalam kehidup...