28.# With you#

75 5 0
                                    

Jikalau boleh aku menggulang waktu, sudah dari dulu aku menginginkannya karena aku telah menyesal telah meninggalkan orang yang ku sayang berjuang tanpa aku sadari.

-Sma love story-

******************************************

Davino POV

Aku cepat-cepat berlari ke luar ruangan rawat bunda menuju ruangan Arra tapi aku gak tau ruangannya. Tiba-tiba ada suster lewat.

"Permisi sus mau tanya, ruangan Dokter Adinda dimana ya?" Ucapku.

"Itu disana ada perempatan belok kanan lalu anda jalan lurus lalu disebelah kanan ada tulisan R. Dokter Dinda. Itu ruangannya pak. Mungkin beliau sekarang sedang istirahat. " ucap suster.

"Terima kasih sus." Ucap Davino.

Aku pun bergegas menuju ruangan yang telah diberitahukan oleh suster tersebut. Saat aku berada di luar depan pintu ruangan tersebut. Aku merasa gugup

"Apakah dia mau bertatap muka denganku?? Entah mengapa aku merasa bersalah kepadanya. Oh tuhan  tolong buat aku dan dia bahagia bersama. Aku akan berusaha untuk kebahagiaannya. Dan tidak akan meninggalkannya lagi. "Ucapku dalam batin.

Author POV
Dinda sekarang sedang duduk termenung memikirkan apa yang tadi terjadi. Saat dia bertatap muka tapi Davino tidak mengajaknya bicara atau hanya sekedar menyapa.

"Apakah dia lupa tentang apa yang telah kita lakukan??"batin Dinda.

Tiba -tiba..

Tok tok

"Masuk " ucap Dinda.

"Assalamualaikum. " ucap orang tersebut saat masuk ruangan.

"Kok suaranya gak asing ya?apa mungkin...."batin Dinda.

"Waalaikumsalam" ucap Dinda sambil menatap orang yang memberi salam.

"Da...vin" ucap Dinda gugup.

Ya benar itu adalah Avenzo Davino Kusuma.

"Hai, apa kabar?? Maaf ya tadi gak ngajak bicara atau sekedar menyapa" ucap Davino sambil berjalan mendekati Dinda. Dan sekarang duduk di kursi tamu.

"Alhamdulillah... iya gak papa kok.. Aku juga maaf ya gak nyapa kamu" ucap Dinda

"Arra.." ucap Davino.

"Ada apa??" Ucap Dinda.

"Ra.. Maaf untuk semua yang telah aku lakukan.. tolong maafin aku !!" Ucap Davino

"Iya , aku maafin kok.. " ucap Dinda tapi tidak mau melihat Davino..

"Lihat aku Arra.. kalau kamu maafin aku." Ucap Davino.

"IYA.. AKU MAAFIN DAVINO " ucap Dinda dengan nada keras.

" kamu marah ya.. ya udah aku pergi kalau aku ganggu. Sekali lagi maaf.. ini terserah kalau kamu maafin atau tidak.. ya terpenting satu hal yang kamu tau bahwa aku itu masih cinta sama kamu sampai detik ini dan akan sampai selama lamanya. Makasih aku pergi. " ucap Davino. Lalu pergi tapi sebelum pergi keluar ruangan tiba tiba ada yang meraih tangan Davino.

"Jangan pergi.. hiks..maa..fin aku..hiks..yang membetakmu tadi...hiks.. Aku gak sengaja.. hiks.. Aku gak ingin kamu...hiks.. pergi lagi...hiks.. Cukup dulu aja..hiks..hiks " ucap Dinda sambil nangis sesenggukan.

" cup-cup sudah jangan nangis.. gak kok. Kalau kamu masih ingin aku menemaniku" ucap Davino sambil memeluk Dinda.

10 menit kemudian tangis Dinda sudah berhenti.

Tiba - tiba Davino melepas pelukannya..

"Din ikut aku sebentar yuk." Ucap Davino

" kemana??" Ucap Dinda.

" udah ikut aja, tapi mata kamu aku tutup ya pakai dasi ini. " ucap Davino

" kamu kok ya niat ya.. pakai bawa dasi segala.. " ucap Dinda

" kan ya biar surprise gitu..  " ucap Davino.

Davino pun menutup mata Dinda dengan dasi. Lalu menuntun. Sampai ditempat yang dituju , tiba-tiba tangan Davino yang tadi menggenggam tangan Dinda tidak ada.

" Davino, Davino kamu dimana jangan tinggal in aku.. hiks.. hiks
." Teriak Dinda .

Tiba-tiba..



















DUAR.. DUAR.. (suara kembang api).

Dinda pun langsung membuka penutup matanya.

"Wow.." satu kata yang diucapkan oleh Dinda.

Kini dia berada di sebuah taman yang indah dengan cahaya lampu warna warni. Tapi Dinda masih mengamati kembang api tersebut sambil duduk.

" indah bukan kembang apinya.. tapi sayang dia hanya sekejap lalu menghilang. Padahal pada saat itu kita masih ingin menikmatinya.. " ucap Davino. Yang tiba-tiba duduk disamping Dinda sambil menikmati Kembang api di malam itu..

Di terakhir kembang api ada tulisan " Will you merry me??"

Lalu tiba - tiba Davino duduk di depan Dinda sambil memegang kedua tangan Dinda.

" Din, aku memang cowok yang gak sempurna.. banyak kekurangan yang ku miliki. Kamu tahu sendiri itu.. saat aku bersama denganmu aku merasa sempurna karena kamu adalah pelengkap yang akan menyempurnakan itu semua. Aku ingin kamu menjadi orang yang ku lihat pertama saat aku bangun dan kuingin kamu menjadi ibu dari anak anakku kelak. Dan kita akan bersama hingga maut memisahkan. Well, Will you merry me??" Ucap Davino dengan gugup.

Dinda pun menggangguk.

"Cuma ngangguk nih. Gak mau jawab dengan kata- kata gitu??" Ucap Davino.

" iya, Davino. Aku mau menjadi pendampingmu" ucap Dinda.

Prok prok prok prok..
(Suara tepuk tangan meriah dari keluarga Davino dan keluarga Dinda )

" loh kok kalian disini" ucap Dinda.

" kan ya disuruh Davino. " ucap kak Rifky.

Akhirnya mereka pun pada malam itu menikmatinya dengan canda tawa bersama..

***********************************************

Maaf untuk kalian semua yang nunggu cerita ini berlanjut.. untuk beberapa bulan memang aku gak online di wattpad karena sibuk sekolah. Ini aja aku nyampetin untuk nulis cerita. Makasih udah membaca cerita aku. Jangan lupa vote dan comment apabila ada saran atau apa.

-dera_savera

SMA love story(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang