DNA | SSL (END)

2. Dua Sosok

"Hei, ini Sabaku Gaara. Silahkan tinggalkan pesan setelah bunyi beep berikut. Beeep..."

Sakura mendesah menghembuskan napas lelah. Usahanya untuk menghubungi sang kekasih lebih dari tiga kali pun sia-sia. Berulang kali yang ia dapat hanya mesin penjawab panggilan otomatis.

"Gaara masih belum bisa dihubungi?"  Wanita berusia dua puluh tujuh tahun itu menoleh, menggeleng ketika salah seorang sahabatnya bertanya dari balik bahunya.

"Terima kasih,"  Sakura menerima secangkir cokelat hangat yang diserahkan oleh wanita berambut pirang yang telah menjadi sahabat baiknya sejak mereka kecil.

"Apa yang terjadi?"  Ino Yamanaka, pemilik surai berwarna pirang itu bertanya selagi dia mendudukkan diri diatas sofa kulit berwarna merah yang mereka beli secara patungan dari toko perabotan rumah tangga terbesar yang ada di kota.

"Kami bertengkar."

Satu alis Ino terangkat, tampak bingung dengan jawaban yang diberikan oleh Sakura. "Lagi?"

Sakura Haruno mengangguk dengan malu. Ia menyesap cokelat panas yang telah dibuatkan oleh Ino untuknya hingga beberapa kali teguk, mendesah karena rasa hangat yang mengaliri tenggorokan dan meletakkan cangkir cokelatnya ke atas meja kemudian.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"  Ino jelas menuntut jawaban. Kedua irisnya yang berwarna biru cerah itu meneliti, menguliti Sakura membuatnya merasa tak nyaman.

Sakura mendesah pelan lantas menggeleng. "Tidak ada yang terjadi."

Namun nyatanya, penolakan yang diberikan oleh Sakura membuat Ino merasa gemas. Ino berdecak kesal dengan kedua lengan berada di pinggang. "Jangan kau pikir aku tidak tahu! Setelah semua yang terjadi? Setelah kau mendapati Hinata tidur satu ranjang dengan Gaara? Ayo lah, Sakura! Kau bisa membodohi orang lain, tapi tidak denganku!"

Mendengar nama dua sosok yang saat ini amat-sangat ingin ia benci, Sakura memejamkan kedua mata, menggeleng lemah. Merasakan luka yang sempat mengering kini kembali basah. Dan bernanah.