3. Chitchat

7.2K 671 4
                                    

Hari ini hari liburnya yang keempat. Sakura memutuskan untuk membereskan apartemen yang dia tempati bersama dengan Ino, lalu pergi berbelanja setelahnya.

Ino dan Sakura bekerja sebagai pramugari di sebuah maskapai komersil Konoha sejak lima tahun lalu. Jam terbang mereka sebagai seorang pramugari sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.

Ino pergi lebih dulu pagi-pagi sekali. Kekasihnya, Sai Shimura juga merupakan seorang pilot di maskapai yang sama dengan mereka, mendapat jatah libur lebih panjang. Sambil berteriak dan tertawa menyebalkan Ino mengatakan pada Sakura bahwa dia akan pulang terlambat. Atau mungkin tidak akan pulang.

Pukul satu siang Sakura memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar, menghubungi sahabat baiknya yang lain, memintanya untuk bertemu di kedai kopi favorit mereka.

Tenten Hwang melambaikan tangan dengan bersemangat saat melihat kepala Sakura dari balik daun pintu kedai. Dua sahabat yang lama tidak berjumpa itu saling melempar senyum dan memeluk satu sama lain.

"Bagaimana kabarmu?"  Tenten bertanya selagi Sakura melihat-lihat daftar menu di kedai.

Sakura mengangkat kepalanya sekilas, menjawab pertanyaan Tenten dan memanggil pelayan yang berdiri di belakang meja kasir lalu menyebutkan pesanannya.

"Bagaimana kabar Gaara?"  Sakura tersenyum simpul saat Tenten menanyakan pertanyaan yang sangat ingin dia hindari.

"Baik. Dia sedang bertugas ke luar negeri."

"Benarkah?"  Sakura mengangguk. "Kemana?"  Tenten bertanya dengan sangat antusias, mengabaikan fakta bahwa kilatan sedih terpancar nyata di wajah serta dua bola mata Sakura.

"Belahan barat."

Tenten lagi-lagi terdengar antusias mendengar jawaban yang dilontarkan Sakura. Obrolan mereka terhenti saat pelayan datang membawakan pesanan keduanya.

Kebiasaan mereka berdua adalah menghabiskan makanan mereka dalam diam. Tenten akan sibuk dan fokus dengan makanan yang ada di hadapannya, sementara Sakura memilih untuk mengunyah dan menelan makanannya dalam diam sambil sesekali melempar pandang ke penjuru kedai.

"Kau punya waktu nanti malam?"  Tanya Tenten setelah mereka berdua menghabiskan seluruh pesanan dan hanya menyisakan segelas es kopi.

"Tentu. Aku masih memiliki waktu bebas hingga tiga hari kedepan."

Tenten bertepuk tangan dan meninju udara, hal yang selalu kekasih Neiji itu lakukan jika sedang merasa sangat senang.

"Bagus! Aku akan mengajakmu ke satu tempat."

Kening Sakura berkerut, sementara dalam hati dan pikirannya mencerna maksud kata tempat yang diucapkan oleh Tenten barusan.

"Farewell party. Kau ingat teman baik Neiji si Naruto?"  Pertanyaan Tenten kembali membuat Sakura mengangguk. "Well, lebih tepatnya, ini seperti pesta perpisahan karena Naruto akan melanjutkan study. Kau mau kan?"

"Naruto akan melanjutkan study?"  Kali ini ini Tenten yang menggangguk.

"Dia akan meraih gelar doktor di luar negeri. Beasiswa,"  kedua bola mata Tenten berputar, seolah mengatakan bahwa hal itu sudah sewajarnya terjadi karena Naruto dinilai pria yang sangat cerdas di dalam keluarga besar mereka.

"Kau ikut kan? Please, kumohon."

Sakura tidak bisa menolak, tentu saja. Wanita itu mendesah, mengangguk setengah hati. Namun anggukan yang dia berikan sudah cukup membuat Tenten bertepuk tangan senang.







DNA | SSL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang