Berulang kali Sakura memastikan bahwa pakaian yang ia pilih dan kenakan malam itu sesuai dengan tema yang disebutkan oleh Tenten. Wanita itu memilih mengenakan gaun terusan selutut berbahan jatuh berwarna hitam, tali bahu menyimpang, sementara rambutnya dibiarkan dikepang karena malam ini ia tidak akan menghadiri acara pesta pernikahan dan menggelung rambut merupakan pilihan buruk. Ia memilih sepatu berwarna merah dengan hak setinggi lima senti, dengan tali yang saling membelit hingga mata kaki. Terakhir, sebagai aksesoris ia mengenakan kalung dengan liontin huruf S kecil dan juga tas tangan berwarna merah.
Tenten datang menjemputnya dan berteriak senang serta menggodanya. Mengatakan betapa cantik Sakura malam itu.
Mereka tiba di restoran yang biasa digunakan oleh para sosialita serta kalangan atas untuk berpesta. Tenten menunjukkan kartu namanya dan segera saja pelayan membantu mengantar mereka berdua masuk ke dalam.
Suasana di dalam sangat meriah. Berbagai tamu undangan berlalu-lalang, saling berbincang seru, menyesap minuman dari gelas tinggi yang ada dalam genggaman mereka, menikmati musik jazz yang sedang dimainkan. Tenten membawa Sakura ke sudut, bergabung dengan Naruto dan teman-temannya.
"Yo! Hwang!" Naruto melambai senang dan menepuk bahu Tenten bahkan tanpa rasa bersalah mengacak-acak rambutnya yang sudah ditata. Tenten menggeram kesal.
"Kupikir kau tidak akan datang karena Neiji juga tidak datang."
Tenten merebut gelas minuman dari dalam genggaman Naruto dan menyesap isinya. "Mana mungkin aku melewatkan pesta."
Naruto terkekeh. "Kau benar. Aku lupa." Kedua irisnya yang berwarna biru sama seperti iris Ino Yamanaka kini beralih, menatap Sakura. Cengiran lebar terbit di wajahnya. Dengan semangat ia mengulurkan lengan bermaksud menjabat lengan Sakura.
"Apa kabar, Sakura?"
Sakura menyambut tangannya dengan sukacita. Mereka berdua bersalaman lengkap dengan senyuman lebar.
"Dimana yang lain?" Pertanyaan Tenten mengalihkan Naruto dan Sakura serta membuat jabat tangan keduanya terlepas.
"Belum datang. Sebagian terjebak macet. Bahkan Teme juga terjebak macet."
Teme?
Mendengar nama Teme membuat Sakura kembali melirik ke arah pria bersurai kuning menyala itu. Seingatnya, Naruto tidak memiliki teman atau sahabat bernama Teme.
"Omong kosong." Tenten memutar bola mata. "Perjalanan dari rumahnya kesini hanya butuh waktu dua puluh menit."
"Yeah. Tapi kali ini Teme berangkat langsung dari bandara."
"Bandara?"
Naruto mengangguk. "Dia baru saja mendarat. Bepergian untuk urusan bisnis selama satu minggu kemarin, katanya."
Baik Tenten maupun Naruto menganggukkan kepala mereka masing-masing. Naruto mempersilahkan Sakura untuk mencicipi berbagai hidangan yang disediakan sebelum hidangan utama tiba. Dengan senang hati wanita itu berkeliling, mengambil satu hingga dua hidangan ringan yang dijajakan, dan berakhir dengan ia yang berdiri menatap bintang dari bagian outdoor restoran. Restoran yang dipilih Naruto malam itu memang memiliki ruangan outdoor dan indoor dan terletak di lantai tujuh sebuah gedung pencakar langit. Seperti sky dining konsepnya.
Sakura tersenyum sendiri saat melihat satu bintang yang bersinar paling terang, dengan sinar sedikit berwarna kemerahan. Wanita itu membulatkan kedua bibirnya.
Lama ia menatap bintang malam itu hingga tanpa sadar seseorang mengalunginya dengan sesuatu yang hangat dari belakang membuat tubuhnya berbalik.
"Tidak bagus seorang wanita sendirian disini menatap langit malam dengan pakaian kekurangan bahan seperti itu."
Tatapan itu... Kedua iris sekelam itu...

KAMU SEDANG MEMBACA
DNA | SSL (END)
FanfictionDisclaimer : © Masashi Kishimoto Pair : Sakura Haruno x Sasuke Uchiha Rate : M for some reasons Picture and Cover : Pinterest Written and Published by : Keyyadoringharunoo Syn : Hanya tinggal beberapa minggu lagi, kami akan resmi menjadi sepasang su...