Bianca yang sibuk menyusun rencana agar Mark membenci Audy dengan perlahan, supaya akses mendekati Mark dengan mudah.
Berjalan berbolak-balik dan memikirkan rencana terbaik dan bagus. Bukan Bianca namanya jika tidak licik.
"Gue bakal bikin semua orang yang kagum sama lo jadi benci sama lo" ucapnya yang dilanjut dengan sedikit menarik ujung bibirnya
--------
"Woi" teriak Rebecca dari luar kamar Mark
Namun tak ada jawaban dari dalam, akhirnya Rebecca berjalan ke arah dapur dan kembali membawa panci dan sendok. Ia pun memukul-mukulnya bak ibu yang membangunkan anaknya.
"Bangun woi bangun" ucap Rebecca disela ia memukul panci
Mark yang merasa terganggu pun akhirnya keluar dan melihat apa yang terjadi.
"Apaan sih, bego dah" ucap Mark
"Bangun anjir noh liat jam berapa" ucap Rebecca
"Kesiangan?" tanya Mark dengan menggaruk tengkuk nya
Rebecca cukup kesal dengan Mark, karena Mark telah membuatnya telat untuk datang ke sekolah. Ya walaupun tak ada jam mata pelajaran apa pun.
"Goblok dah. Ya iya" ucap Rebecca sambil memukul kepala Mark dengan panci
"Berangkat sana naik ojek onlien" ucap Mark
"Ongkos sini" ucap Rebecca dengan menodongkan tangannya
"Ogah" ucap Mark dengan menatap Rebecca tajam
"Gue colok mata lu sini" ucap Rebecca sambil mengarahkan kedua jarinya ke mata kakanya itu
"Gue mandi bentar" ucap Mark dengan berjalan ke kamar dan segera mandi
Di sisi lain Rebecca pun kembali ke dapur dan menata kembali panci dan sendok ke tempatnya.
Ia pun kembali menunggu Mark di ruang tamu sambil menggeser-geser layar ponselnya.
"Bosen anjir" oceh Rebecca
"Nunggu dia mah lama nonton drakor juga bisa kali" lanjutnya
"Ayok" ucap Mark yang berajalan sambil membenarkan seragamnya ditambah dengan rambutnya yang masih acak-acakan
Rebecca yang meihat hal itu hanya bisa menepuk jidatnya saja. Sepertinya ia membutuhkan baby sister lagi.
"Kerjaan berat dah nih buat calon istri lu bang" ucap Rebecca sambil berdiri dari duduknya
"Lah, ngapa? " tanya Mark
"Kaga-kaga. Udah ah ayok berangkat ini udah telat banget" ucap Rebecca dengan mendorong punggung Mark supaya berjalan keluar rumah
---------
"Hi Audy" sapa Bianca dari arah toilet
"Apaan? " balas Audy dengan menaikan satu alisnya
"Lu itu jauhin Mark deh. Sadar dong, jablay kek lo ga pantes dapet cowok se baik Mark" ucap Bianca dan diakhiri dengan tawa nya
"Lu nyamperin gue kesini cuman buat ngatain gue jablay gitu? Kurang kerjaan amat" ucap Audy
"Oh mungkin udah turunan kali ya. Nyokap lu pelakor terus nurun ke anaknya" ucap Bianca dengan memperagakan tangannya
Ucapan Bianca barusan membuat hati Audy panas dan membuat nya emosi. Audy pun akhirnya mendorong bahu Bianca hingga Bianca jatuh.
Orang yang ada di sekitar mereka pun melihat kejadian itu. Tetapi mereka hanya melihat adegan dimana Audy mendorong Bianca hingga jatuh.
"Aww!! "
Bianca pun senang akhirnya Audy pun terpancing emosi nya dan larut dalam permainan Bianca.
Ia pun memanfaatkan situasi ini untuk membuat semua orang membenci Audy.
"Kok lo kasar banget sih dy, ga nyangka gue sama lo" oceh siswa yang tak menyangka yang dilakukan Audy
"Ayo bi bangun" ucap Ariel teman Bianca yang membantu nya untuk bangun
"Gila ya dy lo kasar banget sama gue" ucap Bianca dengan menangis
Hal ini pun menarik perhatian hampir setiap orang. Mark, Rebecca, Raka, Nandan, dan Vino pun berjalan ke arah toilet dan melihat apa yang terjadi.
"Heh bi lo kenapa kok nangis? " ucap Nandan sambil menunjuk Bianca
"Tadi dia bilang ke gue buat jauhin si Mark terus gue bilang ga mau, eh dia malah dorong gue sampe jatuh" ucap Bianca yang memputar balikan cerita
"Jangan muter balikin cerita deh lo bi" ucap Audy dengan kesal
"Kalo lo semua ga percaya, kalian bisa tanya sama mereka. Mereka liat kok waktu Audy dorong gue" ucap Bianca di sela isak tangisnya
Rebecca pun masih tak percaya akan apa yang di ucapkan Bianca, ia pun akhirnya bertanya ke semua orang yang ada di situ.
"Emang bener yang dibilang si Bianca? " tanya Rebecca ke seluruh anak yang ada di depan toilet
"Iya becc bener, tadi si Audy dorong Bianca sampe jatuh" ucap beberapa anak yang menjawab pertanyaan Rebecca
Rebecca dan yang lain masih tak percaya hal itu. Yang mereka tau, kejadian itu sangat tidak mungkin jika Audy yang melakukannya.
Audy pun berlari meninggalkan semuanya. Ia berlari ke arah rooftop sekolah dimana ia bisa menenangkan diri.
"Lo ngapain disini dy? "
Suara lelaki yang cukup asing di telinga Audy pun membuatnya bertanya-tanya siapa yang berada di belakangnya.
"James" ucap Audy sambil menghapus air matanya
"Ngapain lo disini, mau nyalahin gue juga hah!? "lanjutnya
James pun berjalan dan ikut duduk di samping Audy
"Jangan sok tau dulu dong, gue kesini itu pengen hibur lu doang kok" ucap James
"Lo percaya kan sama gue kalau bukan gue yang mulai duluan" ucap Audy dengan menatap James
James pun tak menjawab ucapan Audy tetapi ia menarik Audy ke dalam pelukannya sehingga membuat Audy kaget.
"Ngapain lo peluk-peluk gue?" ucap Audy sambil mencoba lepas dari pelukan James
"Gue percaya kok sama lu dy. Jadi lu tenang ya, ada gue disini" ucap James
Audy yang merasa cukup tenang bahwa masih ada orang yang percaya kepadannya setelah semua terjadi
"Makasih" ucap Audy yang menyenderkan kepalanya di bahu James
James pun puas dengan rencana Bianca hari ini yang membuat dirinya bisa dekat dengan Audy.
-------------------------------------------------------
-rencana berjalan sesuai jalur- Bianca
-gak nyangka gue Audy kayak gitu- Raka
-kenapa dia tega buat muter balikin fakta- Audy
-drama yang bagus- James
-kok sekarang Audy kayak gitu- Mark
------------------------------------------------------
Haloo kalian, makasih udah buat cerita ini 1k 🎉🎉🎉
Makasih bangett ya. Saranghae 💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEET BOY
RomanceLelaki yang berparas tampan, tinggi dan berperilaku dingin terhadap semua wanita di sekolahnya walau banyak yang mencoba mendekatinya. Namanya Mark Levin. Pada akhirnya hadirlah siswi cantik yang mampu membuat mata lelaki tak berhenti memandangnya...