Audy meluapkan kekesalannya pada segelas air di depan matanya yang sekarang melayang ke lantai dan menjadi pecahan beling. Matanya meneteskan beberapa air mata, yang setiap tetesannya mengartikan ia rindu Mark, ia benci keadaan saat ini, ia ingin bebas mendekati Mark seperti dahulu lagi. Semua rasa bercampur aduk sehingga ia seakan mati rasa dengan semua nya itu.
"Kalo gue mati seru kali ya yer." ucapnya dengan menatap arah balkon, yang saat ini pintunya terbuka lebar, seakan pikiran liar nya membiarkannya membayangkan ia loncat dari gedung apartemen itu
Temannya yang mengetahui keadaan sahabat nya saat ini, tak bisa berbuat apa saja. Ia ingin mengubungi Mark untuk coba menenangkan Audy, tetapi, gadis jelmaan nenek lampir itu melarang siapapun dari golongan Audy menghubungi kekasihnya.
Lantas siapa lagi yang terlintas di benak nya, orang yang akan di hubungi Yerin untuk menenagkan Audy.
James
Hanya tersisa satu nama lelaki yang ia pikir dekat dengan Audy yaitu James. Lelaki yang dulunya hampir memperkosa sahabatnya itu, apa mungkin ia akan tetap meminta James untuk datang dan menenangkan Audy, yang saat ini sedang diam seperti beban hidupnya sedang menutup seluruh keberanian gadis itu.
( Ponsel berbunyi )
Mata Yerin mencari keberadaan ponselnya yang berbunyi.
Mark
Ternyata yang tadinya Yerin pikir tak akan menghubungi lelaki itu, tetapi seakan angin memberitahu apa kecemasan Yerin kepada Mark.
"Halo?."
"Yer, Audy mana gue mau ngomong sama dia." -Mark
Sontak mata Yerin menoleh ke temannya itu yang sedang memeluk lututnya dengan menunduk.
"Yang pasti dia sekarang lagi butuh lu banget kak." Yerin berkata dengan berbisik-bisik
"Lo lagi sama dia kan, lo ada dimana gue bakal kesana." ucap Mark dengan nada cemasnya
Yerin memberitahu alamat apartemennya.
"Oke thanks." ucap Mark sembari mematikan telfonnya
___________
Mark bertemu Yerin dan gadis itu langsung memberitahu segalanya tentang Audy, Mark hanya memijat pelipisnya dan menyandarkan badannya di dinding dengan cukup keras.
"Gue bakal ngejelasin ke Audy sejelas-jelasnya." batin Mark
Tangan Mark meraih gagang pintu lalu membukanya untuk melihat keadaan gadisnya itu.
Mata Mark ter fokus saat melihat Audy yang berdiri di balkon, dengan rambutnya yang terurai tertiup angin dengan indahnya. Langkah demi langkah Mark berjalan ke arah Audy.
"Kayak berani loncat aja lu dy." ucap Mark yang berdiri tepat di belakang Audy yang sedang menangis sesenggukan
Punggung Audy kembali tegak saat mendengar suara lelaki yang ia cukup kenal. Gadis itu otomatis langsung membalikan badannya dan tepat menghadap Mark yang sudah menatapnya sedari tadi.
Mata Audy tak kuasa membendung berapa banyak air mata lagi, ia menangis sejadi-jadinya di depan Mark.
"Kok sekarang jadi cengeng." ucap Mark yang meledek Audy
Tak ada jawaban dari Audy, gadis itu hanya menangis sejadi-jadinya.
"Gue mau jelasin sesuatu sama lo dy." ucap Mark yang seketika membuat Audy berhenti menangis
"Gue sama Bianca itu gak ada apa-apa, keluarga gue ditipu sama keluarga mereka. Bokap gue bilang kalo perusahaan bakal bangkrut dan gue sekeluarga gak bakal punya apa - apa, jadi dia bakal jodohin gue sama anaknya rekan bisnis dia. Kemarin gue hampir tunangan sama Bianca, disitu gue denger kalo Bianca sama bokapnya udah ngerencanaain mateng-mateng biar semuanya lancar jaya. Bodohnya mereka ngomong hal itu ada gue. "
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEET BOY
Любовные романыLelaki yang berparas tampan, tinggi dan berperilaku dingin terhadap semua wanita di sekolahnya walau banyak yang mencoba mendekatinya. Namanya Mark Levin. Pada akhirnya hadirlah siswi cantik yang mampu membuat mata lelaki tak berhenti memandangnya...