Author POV
Semenjak pulang dari Italia, sudah dua minggu Liam mengacuhkan telepon masuk dari Valerie.
Valerie menyesal telah meminta hal yang sangat memalukan seperti itu langsung pada Liam.
Dirinya tidak berpikir panjang bahwa ia akan melukai Liam lebih dalam karena dengan terang-terangan jelas Valerie memanfaatkan nya saja.
"Valerie bodoh!" ucapnya pada dirinya sendiri saat menatap cermin di kamarnya.
Valerie memutuskan untuk memantau klubnya saja. Kebetulan hari ini ia harus mengecek sound system yang baru saja ia pesan untuk ruang karaoke yang baru.
Ia mengambil pakaian merah menyala untuk menaikan mood nya dan memoles gincu merah menyala pada bibirnya yang memberi kesan wanita kuat.
Tidak sampai berapa lama, Valerie sudah menyibukan dirinya pada pekerjaan di klubnya.
Bagian pengecekan check list, bagian keuangan check list, bagian lighting check list, bagian sound system check list.
Valerie memang sangat menyukai pekerjaanya, ketika ia bekerja ia dapat melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan.
"Brakk!!! Brakk!! Prang!!!"
Tiba-tiba saja suasana di luar kantornya terdengar gaduh seperti barang-barang pecah.
Valerie melihat jam di dindingnya.
Baru jam tiga sore.
Suara apa itu? pikir Valerie.
Seharusnya tamu-tamu pun belum datang pada pukul segini. Klub baru akan dibuka pukul tujuh malam.
Valerie mengambil senapan nya dan segera keluar dari ruang kerja nya.
Ia menyusuri lorong , karyawan-karyawan nya pun tampak berkumpul di hall utama.
"Ada apa ini?!" tanya nya
"Lina bu, karyawan yang baru bekerja pada kita sekitar satu minggu tiba-tiba saja masuk dan mengamuk sambil menangis." jawab salah seorang karyawan Valerie.
Tampak wajah Lina , karyawan baru Savana Club itu pucat.
Valerie segera berlari ke arahnya.
"Apa yang terjadi Lina???"
Perempuan bernama Lina itu tampak begitu pucat dan ketakutan.
"Sa..saya..saya.. hikss..hikss..huaaa..." tangis Lina seketika pecah. Valerie memperhatikan Lina dari atas sampai bawah, tampak baju Lina berantakan seperti orang habis di.....
Tidak! Tidak mungkin! pikir Valerie di dalam hatinya. Secepat mungkin pikiran itu segera digubrisnya.
Valerie dan beberapa karyawan nya membantu Lina berdiri , mereka membopong Lina masuk ke dalam kantor Valerie.
"Kalian semua boleh keluar." perintah Valerie, meninggalkan dirinya dan Lina berdua saja.
Lina masih saja terus menangis. "Andai saja aku tidak bekerja disini..." ucapnya lirih.
"Maksudmu?" tanya Valerie bingung.
Lina tiba-tiba saja bangkit dan menunjuk-nunjuk Valerie penuh emosi. "Ini semua karena kau!!!!!" teriak Lina.
Valerie cukup terkejut namun ia berusaha tetap tenang. "Tenang dulu. Coba jelaskan apa maksudmu?"
Mata Lina tampak berkilat penuh kemarahan.
Tanpa sepengetahuan Valerie, tangan kiri Lina sudah bersiap mengambil sebilah pisau yang sudah ia siapkan di kantong jaketnya.
"Rasakanlah seperti yang sudah aku rasakan!!!" teriak Lina sambil menghunuskan pisaunya ke arah perut Valerie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Kupu Kupu Malam
RomansaTerjerumus dalam kelam nya dunia malam , membuat Adinda Kirana mati rasa. Hati nya sudah tidak bisa lagi merasakan artinya cinta semenjak kejadian beberapa tahun silam yang membuat dirinya terjebak dalam kubangan penuh dosa. Dosa yang sangat besar...