"apa yang ingin kau lakukan hari ini?" Ale keluar dari kamar mandi dan terlihat wangi segar dalam t-shirt kebesaran lama milik Neal dan celana piayama yang bawahnya di gulung. Rambutnya di ditutupi handuk dan bertelanjang kaki. Ale terlihat seperti wanita biasa, dapat di gapai.
"ah..." Neal menelan ludah, "se-selamat pagi." Hanya itu yang bisa ia katakan. Ale membuka kopernya dan mengeluarkan buntelan yang berisi catokan dan hairdryer. Ia mengambil hairdryer dan mencoloknya, melepaskan handuk dan mulai mengeringkan rambut.
"Jadi?" tanya Ale di sela suara bising hairdryer. "ah... hanya be-beres-beres" jawab Neal terhipnotis rambut Ale yang berkibar di terpa angin hairdryer dan di timpa sinar matahari yang menyelip dari jendela – rambut itu berkilau bak sutra emas.
"benarkah? wow... aku suka sekali mendekor, kita bisa mengganti cat tempat mu ini dengan warna-warna hangat" ucap Ale antusias. "oh..." Neal mengangguk. "kau tidak suka?" Ale berbalik. "tidak..." jawab Neal buru-buru. "jawabanmu seakan kau tidak antusias" gerutu Ale kembali mengeringkan rambutnya. "aku kira itu pertanyaan retoris" bisik Neal. "sudah ku katakan berkali-kali kalo seorang Alpha Male harus menjadi pendengar yang baik, menjawab sesuai dengan keadaan dan tidak membuat bingung. Kapan kau mau belajar sih," Ale merengut. "maaf" bisik Neal. "seorang alpha male tidak sering-sering mengucapkan maaf. Jika kau merasa bersalah kau harus bisa memutar balikkan keadaan sehingga kau yang benar."
"ba-baiklah" bisik Neal. "apa kau mendengarku?"
"kau tidak mendengarku?!" Ale mematikan dryer, berbalik menatap Neal merengut. "aku mendengarkan. Maaf."
"nah... maaf lagi kan?!" Ale memutar mata sembari melempar handuk kearah Neal. "cepat mandi, aku lapar!"
"ke kiri sedikit, bukan bukan... kanan... hmmfff... kembali... ya itu pas" perintah Ale pada Neal yang tengah mendorong sofa ke tengah ruangan. "aku pikir kau memerlukan lukisan disini supaya tidak terlihat boring. Hmmff... bagaimana dengan Monroe art pop dengan payudara terpampang?" cetus Ale yang mendapat rengutan dari Neal. Neal memakai Kaos putih yang kini penuh keringat sehingga mencetak tubuhnya yang ramping dan mulai berotot, celana piayama hitam dan keringat membasahi wajahnya. Neal terlihat seperti model panas yang keluar dari kolam renang.
"aku Cuma bercanda" tukas Ale menyeringai. mengambil semprotan pembersih kaca dan lap, kemudian membersihkan jendela. Neal senang melihat Ale menjulurkan tangannya keatas, sehingga kemeja kebesaran itu terangkat dan celana dalam putih berendanya terlihat. Ale hanya mengikat rambutnya menjadi ekor kuda, memerintahkan berbagai macam perintah dan Neal semakin terkesima padanya.
"kau tau aku akan memasang music," Ale meletakkan peralatannya dan berlari ke kamar untuk mengambil ponsel. Memutar Moves like jagger nya Maroon 5 dan meletakkan ponsel keatas meja kemudian mulai menari mengelilingi Neal mengikuti irama menghentak.
"kau tidak menari?" tanya Ale menggerakkan pinggulnya. Neal menggeleng.
"kenapa? apakah kau tidak pernah pergi prom?"
"a-aku tidak pernah" jawab Neal menggeleng. "benarkah? pesta?" Ale mengernyit dan Neal kembali menggeleng. "apa saja yang kau lakukan ketika SMA?"
"a-aku menghabiskan waktu dengan menonton tv" bisik Neal. Ale tersenyum, namun senyumnya tidak menjangkau mata seakan Ale berada jauh dari sini. "sedangkan aku mengurusi ibu ku ketika seusiamu."
"apa I-Ibumu sakit, Mam?" tanya Neal lirih. "hah?" Ale tersentak, ia berbalik mengambil lap dan mulai membersihkan jendela. Neal tidak lagi berkata apa-apa, ia meraih lap satunya dan membersihkan meja.
"Ibuku selalu berdandan cantik saat sore dan kembali ketika subuh dalam kondisi mabuk berat, terkadang ia datang bersama teman-temannya dan mabuk-mabukan sampai tidak sadarkan diri" bisik Ale. Neal menatap punggung Ale yang kaku, suara lirih Ale mengandung kepahitan dan itu membuat Neal marah sekaligus iba.

KAMU SEDANG MEMBACA
If You're Mine
RomantikAlessa Vaugh editor majalah fashion terkemuka selalu menutup diri dengan yang namanya cinta. Seks dan sepatu dua hal yang tidak bisa ia lepaskan begitu saja. Di lain pihak, Neal Andrews berusaha membuktikan dirinya bahwa ia bisa terbebas dari bayang...