Bab 9

5.3K 223 77
                                    

"selamat siang, Ale." Mina dengan ceria menyambut di meja resepsionis, dengan kopi mengepul hangat di tangannya. Ale membenarkan tiny Sunglasses-nya berlensa kuning. ia menerima kopi dengan sikap curiga pada Mina yang tersenyum lebar dan juga kearah kopi itu.

"kau tidak meludahi nya kan?"

"kau selalu berpikir negative tentangku" kata Mina mendesah. "well... kalo bukan aku, itu pasti kau" jawab Ale meminum kopinya – persis kesukaanku, extra coklat.

"jadi apa ada berita?" tanya Ale menyesap kopinya menuju ruangan. "oh... tidak ada, aku hanya ingin menyambutmu saja. Apa tidak boleh?"

Ale menatap curiga pada si pirang bodoh itu, tapi ia tidak berkomentar. Ia meletakkan tas dan menyampirkan mantel ke sandaran kursi ketika menemukan akar masalahnya.

"oh... undangan Summer fashion week di Paris."

"ajak aku Ale, Please!!" pinta Mina menyatukan tangannya. Ale melirik dari balik kacamata kecilnya, menyeringai. ternyata ini biang masalahnya.

"oh... aku tidak tau akan datang atau tidak" jawab Ale acuh, "dan ini di selenggarakan bulan Oktober, masih..." Ale menghitung dengan jarinya. "masih ada 7 bulan lagi."

"kumohon Ale, Izinkan aku ikut" pinta Mina. "aku sudah memulai diet ku, supaya gaun-gaun couture muat" tambahnya lagi.

Ale mengendikkan bahu, senang rasanya berkuasa. Pantas Dominique suka sekali menyiksa.

"ayolah Ale, aku akan melakukan apa saja untuk itu" kata Mina. "Apapun?" Ale menyeringai. Mina mengangguk. "girl... kau sudah menjual jiwamu padaku" kata Ale tersenyum lebar. Mina meringis.

"keluar.... Aku ingin berpikir, apakah ini..." menunjuk kopi. "sepadan untuk ikut denganku, atau tidak."

Mina menyipitkan matanya, semua ekspresi marah bercampur kesal dan kecewa tergambar jelas di wajahnya dan itu semakin membuat Ale bersemangat untuk menggoda.

"apa aku melihat kemarahan?" Ale menaikan satu alisnya. "tidak... kapan aku marah padamu" kata Mina menggeleng. "benarkah? lalu kenapa kau tidak menuruti perintahku?"

Mina mengangguk kaku dan berbalik.

"kenapa ya aku tidak melihat senyum cerah seperti tadi?" goda Ale lagi. Mina berhenti, ia berbalik dan menampilkan senyum lebar penuh kepura-puraan. Kemudian berbalik pergi. Ale tertawa nyaring karenanya.

"hei Delph," Neal menghampiri meja Delph – anak magang departemen HRD

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"hei Delph," Neal menghampiri meja Delph – anak magang departemen HRD. Delph mendongak, pria itu Berkulit hitam mengilap, janggut yang rapi dan mata coklat tajam. "ada apa?"

"apa kau perlu bantuan dengan surat-surat itu?" tanya Neal menunjuk gunungan surat, belum lagi paket fedex dari atas meja Delph. "kau sudah melakukan tugasmu, bukan?" tanyanya curiga. "memang, aku hanya ingin membantumu" kata Neal, memang ia sudah mengantar surat-surat dan sialnya ternyata Miss Vaugh masuk siang. Sehingga ia tidak bisa bertemu wanita idamannya.

If You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang