Epilog

5.9K 185 14
                                    

2 tahun lalu...

mobil Marcedes benz merah terparkir di pinggir jalan dengan Neal yang memegang kemudi. itu adalah hadiah ulang tahun paling disukai nya di sepanjang hidup. ia selalu memakainya kemanapun dan berharap semua orang akan menyukainya, tidak lagi memandang rendah dan tidak lagi memanggilnya si gendut buruk rupa. ia tidak sabar memakainya ketika memulai sekolah pengacara musim semi mendatang.

bergelung dalam kehangatan mobil, Neal mengeluarkan ponselnya dan menanti Ibunya keluar dari gedung seberang, tempat pesta natal berlangsung. sebuah pukulan di jendela mobil membuat Neal tersentak. Ia mendongak dan mendapati wajah-wajah asing menatap dari balik jendela. wajah itu menyuruh Neal keluar dari mobil.

cepat-cepat Neal keluar dari dalam mobil. udara dingin menerjangnya seperti ombak besar, membuat pipinya memerah. Neal langsung menarik mantel tebal yang membungkus tubuhnya.

"a-ada apa?" tanya Neal takut, melihat 3 orang pria dewasa mengelilinginya.

"aku selalu memarkir mobil disini!" ucap salah satu pria bernampilan necis, yang sepertinya merupakan pimpinan mereka.

"oh..." Neal menelan ludah. "jadi?" pria itu menaikan satu alisnya. sebelah tangan masuk ke saku celana, tangan satunya bersandar di atap mobil, mengurung Neal bersandar ke badan mobil.

Neal menelan ludahnya, "ta-tapi tidak a-ada papan nama di-disana."

dua orang pria yang dibelakang bos itu berseru, mengucapkan berbagai macam ejekan merendahkan.

"si gendut ini berani juga, bro" ucap salah satu pria. si bos - hanya tertawa mengejek, merasa diremehkan.

"aku tidak perlu papan nama. semua orang tau ini tempat ku!" kata pria itu kasar. Neal kembali menelan ludah, ciut melawan pria itu.

"ba-baiklah. aku a-akan memindahkan mobilku."

"nah itu jawaban yang ingin ku dengar," pria itu manggut-manggut. Neal berbalik, ingin masuk ke dalan mobil ketika mantelnya ditarik kembali.

"hei... mau kemana kamu?" kata si bos. "me-memindahkan mo-mobil" jawab Neal polos. si bos memajukan tubuhnya, aroma khas pria maskulin masuk ke hidung Neal. "dorong mobil mu."

"hah?"

"dorong mobilmu, kau mau memindahkannya kan?" si bos menaikan sebelah alisnya.

"ta-tapi..." Neal menelan ludahnya. "ta-tapi..." pria itu ikut-ikutan gagap, mengolok Neal.

"hei gendut, dengarkan dia!" kata salah satu pria di belakang.

Neal menelan ludah takut.

melihat kediaman Neal, mereka menjadi semakin tidak sabar. si bos mendorong Neal untuk ke bagian belakang mobil.

takut, marah... terlebih malu menusuk diri Neal. ia meletakkan tangannya di bagasi mobil yang sedingin es. ketika sebuah suara feminim menembus hawa dingin.

"hei Guzman, apa yang kau lakukan disana!"

Seorang malaikat... bukan mahluk khayalan dari dunia peri melangkah keluar dari gedung. gaunnya berwarna merah dengan rok A-line membuatnya terlihat nyata. rambut blonde nya berkibar layaknya surai emas. wanita itu mahluk paling indah yang pernah Neal temui.

"baby..." si bos - Guzman, berpaling, menampilkan senyum paling cerah untuk makhluk paling indah itu.

wanita cantik itu berjalan turun dengan anggun, butiran salju yang jatuh ke bumi merupakan pemandangan yang indah.

"apa yang kau lakukan? jangan mengganggu dia!" seru wanita cantik itu, Neal bisa mencium aroma strawberry segar dari tubuh wanita itu.

"kami hanya berkenalan" jawab Guzman mengendikkan bahu. "benarkah? karena sepertinya kau tidak melakukan itu?" Wanita cantik itu menaikan satu alisnya yang sempurna.

"Ale... aku tidak mungkin berbohong padamu" bisik Guzman menebarkan pesonanya.

Ale hanya diam, melipat kedua tangannya di dada dan satu alisnya naik semakin tinggi.

"baby... percayalah padaku" ucap Guzman mengusap kedua lengan wanita itu.

"kalo begitu tinggalkan dia, karena seperti yang kau tau pesta di dalam sana. kecuali kau ingin berpesta disini dan aku akan meninggalkan kalian" jawab Ale pragmatis.

"tentu aku memilih berpesta denganmu," Guzman melingkarkan lengannya memeluk wanita itu, dan membawanya kembali ke dalam gedung.

malaikat itu - namanya Ale, menoleh dari Balik bahu. menatap Neal sekilas sebelum kembali memusatkan tatapannya ke gedung.

Neal terpesona, tidak bisa mengalihkan tatapan pada punggung wanita itu. Ale... namanya begitu menggugah untuk di ucapkan.

"astaga Neal kenapa kau berdiri di luar sini?!" suara Gail penuh kekhawatiran. ia cepat-cepat mendatangi anaknya.

"kau tidak mengenakan sarung tangan! nanti kamu sakit!" Gail meringis, mengancingkan jaket anaknya.

Neal tidak mendengar kan ucapan mamanya, yang bisa ia dengar adalah suara manis wanita itu dan bagaimana bentuk punggung wanita itu kala berjalan menjauh. dan baru pertama kali, dalam kehidupan dewasanya ia jatuh cinta pada pandangan pertama.
*
*
*

If You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang