Bab 3

13K 334 7
                                        

Neal Andrews atau sering di panggil Patrick Star – bukanlah orang penting dalam Glam Magazine, tapi ia menganggap penting pekerjaannya itu. ia mengantar surat, portofolio di bagian editor penyuntingan gambar. Dengan berat tubuh 20 kg lebih berat dari berat normal pria pada umumnya dan tinggi 183 cm, dirinya kadang merasa kecil diantara orang-orang di sekitarnya dan sering menjadi obyek bully-an. Kulitnya putih dan berubah pink jika terlalu banyak berjemur atau malu yang semakin menegaskan julukan Patrick star untuknya. Dirinya tidak modis, walau bekerja di majalah high fashion. Kemeja kotak-kotak dan rompi sweater adalah pakaian terbaik menurutnya. Tapi di balik semua itu ia adalah orang yang teguh dan setia... karena selama 1.5 tahun jatuh cinta kepada Alessa Vaugh. Bodoh... memang, tapi ia jatuh cinta... sangat sangat jatuh cinta terhadap wanita itu sejak pertama kali bertemu. Dan itu pulalah alasannya untuk bergabung di majalah mengerikan ini.

          Alessa Vaugh bak iblis cantik-penggoda di Bedazzled – dengan rambut emas cantik dan mata biru pucat berkilau di payungi bulu mata tebal bewarna coklat tua. Wanita pemberani, rule breaker. Sikapnya yang antusias selalu membawa sesuatu yang baru di kehidupan Neal yang biasa-biasa saja. Senyum begitu indah, lekuk kecil bibirnya kala melengkung lebar dan deretan gigi putihnya membuat mu menyadari jika hanya seperti itu menjadikanmu pria paling berbahagia di dunia. Dirinya tau bahwa jatuh cinta merupakan sebuah karunia. Love is magic. Lihat saja Edward yang memanjat tangga darurat untuk memberikan bunga kepada Vivian sedangkan ia takut ketinggian. Kemudian ada Henry yang setiap hari harus menyiapkan rekaman untuk Lucy yang menderita hilangnya memori jangka pendek akibat kecelakaan. cinta membuat semua keadaan sulit menjadi lebih baik. Dan ia ingin menjadi salah satu pria beruntung yang mendapatkan keberanian itu, menyapa Miss Vaugh dengan nama depannya dan mengatakan bahwa aku menyukaimu... bukan, aku mencintaimu sejak pertama kali bertemu.

          "kau melamunkan siapa?" Mr. Jenkins menepuk pundak Neal keras. Neal mengusap pundaknya yang nyeri, "tidak ada Sir."

Mr. Jenkins mendengus, "air liur mu hampir saja menetes."

Cepat-cepat Neal mengusap mulutnya dan mendapati tidak ada apa-apa yang membuat Mr. Jenkins tertawa terbahak-bahak.

"Son, kau begitu mudah di tebak."

Neal menahan malu, bergerak untuk menyortir surat mana yang akan di bagi sesuai divisi.

          "hei Patrick star... wajahmu sangat merah" ucap Nautilus terkekeh. Neal hanya menggumam dan terus menyortir surat.

          "aku dengar dari Delph katanya ada anak magang yang akan di berhentikan" bisik Nautilus duduk di meja panjang di ruangan itu. "benarkah?" Neal menoleh.

"darimana Delph tau? Kau tau Delph itu anak yang besar kepala" tukas Mr. Jenkins. "aku sungguh-sungguh, Delph kan anak magang divisi HRD. Ia disuruh Nigel untuk mencari berkas nama anak magang."

"aku sudah bekerja disini 25 tahun, tidak ada yang namanya pemberhentian!" kata Mr. Jenkins. "ini masa sulit, Sir."

"aku tetap tidak mempercayainya," Mr. Jenkins melambaikan tangannya ke udara. Nautilus mengendikkan bahu, beringsut mendekati Neal. "menurutmu siapa yang akan di pecat? Aku berdoa jangan Nina, aku menyukai wanita itu."

"Nina Thompson?"

"jangan bilang kau menyukainya juga?"

"tidak" ucap Neal sungguh-sungguh. "baguslah," Nautilus menghembuskan nafas lega. "Nina anak magang yang membawa angin kebahagian di ruangan sesak ini" tambah Nautilus. Neal mengangguk, hanya mendengarkan puisi yang di dendangkan Nautilus.

 Neal mengangguk, hanya mendengarkan puisi yang di dendangkan Nautilus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
If You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang