Episode 19

1.8K 215 21
                                    

[VOMENT!]

Jung Won Hae dijatuhi hukuman 2 tahun penjara,setidaknya itu cukup adil untuk perbuatan yang pernah dilakukan oleh pria yang saat ini berstatus sebagai mantan seorang jendral itu.

Miris memang,ketika seorang jendral melakukan sebuah tindak kriminal,dia tetap akan dihukum sebagaimana mestinya. Karna negara ini adalah negara yang sudah memiliki kedudukan hukum yang adil dan itu semua wajib dipenuhi serta dijalankan oleh semua masyarakat dengan sebaik mungkin.

Dia tetap terlihat dingin,juga diam tak bersuara saat para wartawan itu memberi banyak pertanyaan ketika langkahnya menuju ruang interogasi beberapa saat lalu.

Tangis Sena tetap mengiringi langkah mereka menuju ruang persidangan.

Dia tetap tak rela jika sang suami harus mendekam didalam jeruji besi selama itu,2 tahun bukan waktu yang singkat dan putra bungsunya saat ini masih sekolah setidaknya mereka butuh biaya hidup yang cukup besar pula.

Jiyeon hanya menunduk lesu,dia berasumsi bahwa semua ini disebabkan oleh dirinya,dia menyalahkan dirinya yang malang.

Kehangatan keluarga nya perlahan akan menghilang,dan disaat itu kemana Jiyeon harus pergi,kemana Jiyeon harus lari jika sewaktu-waktu Sehun mengamuk dan marah besar lagi padanya,kemana dia harus menumpahkan rasa lelahnya?

Tapi,apakah Jiyeon harus pergi dan menyerah begitu saja pada sehun?

Jika dipikir-pikir,jiyeon sebenarnya lelah pada Sehun. Dia lelah jika harus menyembunyikan rasa ini sendiri,dan dia lelah membiarkan pria itu berbuat semaunya.

Padahal disini ada hati yang berharap pria itu menoleh kemudian merangkulnya dengan tulus serta lembut.

Ingin menangis sekencang mungkin saat ini,tapi dirinya tahu diri,tak pantas jika menangisi seseorang sampai seperti itu mungkin jika ada orang yang melihatnya mereka akan berbicara bahwa kewarasaan Jiyeon sudah hilang,wanita itu gila.

Sehun datang saat sidang dimulai dan berakhir setelah menyatakan hukuman bagi sang ayah. Pria itu bersama sekretaris nya juga dengan beberapa anak buah yang setia membututi nya sejak tadi.

Dengan cara berjalan yang belum bisa dibilang baik,sehun masih tertatih tangan nya seraya memegang perutnya itu. Sesekali meringis,tapi saat para pengabdi nya akan membantu dia malah membantah dan berkata 'Aku tak selemah itu.'

Ketika melihat itu rasa marah juga iba bercampur,bergejolak didalam hati yang saat ini mulai terkikis. Sedikit sakit saat melihat pria itu tertatih kemudian meringis kesakitan. Ingin rasanya ia berlari kemudian memeluk sang suami dan berkata 'Aku mencintaimu,akan tetap disini,bersama mu dan hidup bahagia dengan keluarga kecil kita.'

Tapi Jiyeon berfikir,tak ada hasil dari perkataan yang mungkin saja dilontarkan olehnya itu. Tak ada gambaran sedikit pun. Ya,semuanya akan mustahil terjadi ketika dilihat lagi bahwa Sehun sangat tak menginginkan hal itu.

Bahkan Sehun juga tak memiliki belas kasih pada Jiyeon,apalagi rasa cinta yang dipercaya kuat untuk membangun pondasi rumah tangga yang harmonis.

Kyungsoo datang menghampiri Jiyeon. Dengan wajah tegas dan seraya menatap dingin padanya.

"Tuan memintamu untuk pulang Ny."

Kemudian Kyungsoo langsung berjalan duluan didepan nya. Mungkin Jiyeon harus pergi saat ini,pergi disaat keadaan kacau serta meninggalkan sang ibu yang masih dirundung kesedihan.

Apakah hal seperti ini patut dikatakan sebagai sikap berbakti anak pada orang tuanya.

Sepertinya tidak,tapi tak ada pilihan lagi. Dan sekali lagi ini sudah takdir buntu,jiyeon bisa saja menolak tapi perlu diingatkan lagi,kalau dirinya menolak bisa saja Sehun berbuat hal yang menakutkan pada keluarganya.

Vengeance [OSH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang